26.7 C
Medan
Monday, June 17, 2024

Papan Bunga Ahok-Djarot ‘Disapu’ Satpol PP

Dengan diambilnya papan bunga miliknya, Suprapti memperkirakan merugi jutaan rupiah. Kerugian itu akibat kerusakan dan juga kehilangan bunga-bunga kecil untuk rangkaian kata.”Bagaimana lah cara mengambil papan bungga milik saya dari Satpol PP?” katanya penuh cemas.

Diketahui, massifnya peredaran papan bunga sebagai bentuk dukungan moril kepada Ahok-Djarot tidak hanya menghebohkan Balai Kota Jakarta dan daerah lainnya. Di Medan sejak Minggu (30/4) kemarin, warga juga dikagetkan dengan papan bunga berjumlah hampir ratusan tersebut di seputaran Lapangan Merdeka Medan, persis dari eks Bank BUMN hingga restoran siap saji di Jalan Pinang Medan. Sebelum ditertibkan petugas Satpol PP, karangan bunga itu sudah terpampang di pinggir jalan selama dua hari.

Menyikapi fenomena ini, Akademisi Universitas Sumatera Utara Iskandar Zulkarnain menilai hal itu sebagai sarana kanalisasi atau saluran sosial pendukung Ahok-Djarot di Sumut dan Kota Medan. “Sepertinya pendukung Ahok-Djarot tidak malu mengutarakan (dukungan) berupa papan bunga,” katanya.

Ia mengatakan fenomena ini tergolong unik, sebab masyarakat justru menjadikannya sebagai objek untuk berfoto. “Menurut saya fenomena ini suatu pandangan yang unik, tulisan yang terpajang juga unik,” ungkap dosen bidang komunikasi politik ini.

Iskandar menambahkan, jika papan bunga tersebut murni disampaikan sebagai bentuk dukungan Ahok-Djarot, maka itu sesuatu yang sangat luar biasa. Namun sebaliknya, fenomena ini biasa dalam hal politik sebagai agenda kampanye atau agenda setting.

“Kalau betul dari masyarakat, tentu ini luar biasa. Tetapi kalau ada yang motori, ini bagian dari publisitas atau agenda setting dan itu sah saja dalam dunia politik,” pungkasnya. (prn/ain/ila)

 

 

Dengan diambilnya papan bunga miliknya, Suprapti memperkirakan merugi jutaan rupiah. Kerugian itu akibat kerusakan dan juga kehilangan bunga-bunga kecil untuk rangkaian kata.”Bagaimana lah cara mengambil papan bungga milik saya dari Satpol PP?” katanya penuh cemas.

Diketahui, massifnya peredaran papan bunga sebagai bentuk dukungan moril kepada Ahok-Djarot tidak hanya menghebohkan Balai Kota Jakarta dan daerah lainnya. Di Medan sejak Minggu (30/4) kemarin, warga juga dikagetkan dengan papan bunga berjumlah hampir ratusan tersebut di seputaran Lapangan Merdeka Medan, persis dari eks Bank BUMN hingga restoran siap saji di Jalan Pinang Medan. Sebelum ditertibkan petugas Satpol PP, karangan bunga itu sudah terpampang di pinggir jalan selama dua hari.

Menyikapi fenomena ini, Akademisi Universitas Sumatera Utara Iskandar Zulkarnain menilai hal itu sebagai sarana kanalisasi atau saluran sosial pendukung Ahok-Djarot di Sumut dan Kota Medan. “Sepertinya pendukung Ahok-Djarot tidak malu mengutarakan (dukungan) berupa papan bunga,” katanya.

Ia mengatakan fenomena ini tergolong unik, sebab masyarakat justru menjadikannya sebagai objek untuk berfoto. “Menurut saya fenomena ini suatu pandangan yang unik, tulisan yang terpajang juga unik,” ungkap dosen bidang komunikasi politik ini.

Iskandar menambahkan, jika papan bunga tersebut murni disampaikan sebagai bentuk dukungan Ahok-Djarot, maka itu sesuatu yang sangat luar biasa. Namun sebaliknya, fenomena ini biasa dalam hal politik sebagai agenda kampanye atau agenda setting.

“Kalau betul dari masyarakat, tentu ini luar biasa. Tetapi kalau ada yang motori, ini bagian dari publisitas atau agenda setting dan itu sah saja dalam dunia politik,” pungkasnya. (prn/ain/ila)

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/