28.9 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Relief Candi Borobudur dan Rahasia Para Penemu Benua Amerika

Namun, nama Amerika ditabalkan pada benua ini merujuk nama Amerigo Vespuci (1451-1512) yang lebih dalam menjelajahi wilayah itu setelah era Columbus.

Itulah ekspedisi terakhir Columbus. Tiga tahun kemudian, 1506 Columbus meninggal.

Berikutnya, pelayaran yang diberangkatkan Spanyol merupakan ekspedisi-ekspedisi militer di bawah pimpinan Cortes, Pizarro, Jimenez de Quesada, Montejo, Diego Valasquez, Alonso de Ojeda, Diego de Ncuesa, Vasco Nunez de Balboa dan lainnya.

Mereka, “bertindak sangat buas dan bengis sepanjang sejarah,” tulis Joesoef Sou’yb dalam Pelaut Indonesia Menemukan Benua Amerika Sebelum Ch. Columbus. “Masyarakat yang lebih dahulu mendiami wilayah tersebut pun dibantai.”
Siapa masyarakat yang dimaksud? Sudah ada masyarakat beradat-istiadat Minang dan Aceh di Benua Amerika ketika Christopher Columbus “menemukan” benua itu.

Setelah menghabisi penduduk setempat, Spanyol memberi tempat ini nama Hispaniola (Espanyola)–kini Kepulauan Karibia di Amerika Tengah.

Kemudian, “Santo Domingo became the first seat pf Spanish government in the Indies,” tulis William L. Langer, guru besar sejarah Harvard University, Amerika dalam Encyclopedia of World History.

Terjemahan bebasnya: Santo Domingo menjadi tempat kedudukan pertama-tama bagi pemerintahan Spanyol di Indies (Amerika).

Daerah Santo Domingo yang dimaksud Langer, kini menjadi ibukota Republik Dominika. Di sinilah orang-orang Minang dan Aceh pernah bermukim, sebagaimana dilansir dari laporan Columbus.

Dan karena penduduk setempat sudah habis, mencuplik Langer, didatangkanlah budak-budak negro dari Afrika. Mereka inilah yang kemudian diperkenalkan sebagai penduduk pribumi.

Dengan apa orang Minang merantau ke benua itu sebelum Columbus datang?
Mohon izin leluhur nan cerdik pandai…kita buka sedikit rahasia tua sastra mantra urang awak; “…kapa balayia bari bacadiak, bari bacadiak kiri kanan…” (terjemahan verbal: kapal berlayar beri bercadik, beri bercadik di kiri kanan).

Nah, bukankah itu jenis kapal–sebagaimana dilansirkan sastra mantra urang awak di atas–sama persis dengan kapal yang terukir di relief Candi Borobudur? (wow/jpnn)

Namun, nama Amerika ditabalkan pada benua ini merujuk nama Amerigo Vespuci (1451-1512) yang lebih dalam menjelajahi wilayah itu setelah era Columbus.

Itulah ekspedisi terakhir Columbus. Tiga tahun kemudian, 1506 Columbus meninggal.

Berikutnya, pelayaran yang diberangkatkan Spanyol merupakan ekspedisi-ekspedisi militer di bawah pimpinan Cortes, Pizarro, Jimenez de Quesada, Montejo, Diego Valasquez, Alonso de Ojeda, Diego de Ncuesa, Vasco Nunez de Balboa dan lainnya.

Mereka, “bertindak sangat buas dan bengis sepanjang sejarah,” tulis Joesoef Sou’yb dalam Pelaut Indonesia Menemukan Benua Amerika Sebelum Ch. Columbus. “Masyarakat yang lebih dahulu mendiami wilayah tersebut pun dibantai.”
Siapa masyarakat yang dimaksud? Sudah ada masyarakat beradat-istiadat Minang dan Aceh di Benua Amerika ketika Christopher Columbus “menemukan” benua itu.

Setelah menghabisi penduduk setempat, Spanyol memberi tempat ini nama Hispaniola (Espanyola)–kini Kepulauan Karibia di Amerika Tengah.

Kemudian, “Santo Domingo became the first seat pf Spanish government in the Indies,” tulis William L. Langer, guru besar sejarah Harvard University, Amerika dalam Encyclopedia of World History.

Terjemahan bebasnya: Santo Domingo menjadi tempat kedudukan pertama-tama bagi pemerintahan Spanyol di Indies (Amerika).

Daerah Santo Domingo yang dimaksud Langer, kini menjadi ibukota Republik Dominika. Di sinilah orang-orang Minang dan Aceh pernah bermukim, sebagaimana dilansir dari laporan Columbus.

Dan karena penduduk setempat sudah habis, mencuplik Langer, didatangkanlah budak-budak negro dari Afrika. Mereka inilah yang kemudian diperkenalkan sebagai penduduk pribumi.

Dengan apa orang Minang merantau ke benua itu sebelum Columbus datang?
Mohon izin leluhur nan cerdik pandai…kita buka sedikit rahasia tua sastra mantra urang awak; “…kapa balayia bari bacadiak, bari bacadiak kiri kanan…” (terjemahan verbal: kapal berlayar beri bercadik, beri bercadik di kiri kanan).

Nah, bukankah itu jenis kapal–sebagaimana dilansirkan sastra mantra urang awak di atas–sama persis dengan kapal yang terukir di relief Candi Borobudur? (wow/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/