29 C
Medan
Sunday, February 23, 2025
spot_img

Roymardo Mahasiswa Pendiam dan Rajin Salat

Dikatakannya, kepribadian pelaku yang terlalu tertutup sehingga tidak pandai mengolah-mengolah yang dihadapinya. Padahal, persoalan yang dihadapi pelaku subyektif. Karena apa yang dialami pelaku juga dialami mahasiswa lainnya. Akan tetapi, mahasiswa lainnya bisa mengontrol beban masasalah yang dihadapi sehingga dapat mengatasinya dengan baik.

“Ambang stresnya cepat memuncak karena dirinya jarang berkomunikasi. Namun, kemungkinan ada juga masalah pribadi lainnya. Jadi, ketika emosinya memuncak maka akumulasi dari permasalahan yang dirasakannya meledak dan menjadi emosi yang tidak bisa terkontrol,” jelas psikolog dari Universitas Medan Area ini.

Kata Irna, apa yang dialami pelaku bisa dibilang masuk dalam gangguan jiwa ringan. Dengan karakter kelihatan baik, tenang tapi ketika marah lepas kontrol, makanya masuk juga gangguan ketidakmampuan mengontrol kemarahan (intermittent exsplosive disorder).

“Mereka sehari-harinya seperti yang dialami orang pada umumnya. Akan tetapi, ketika marah tak terkendali. Namun, gangguan jiwa ringan itu biasa terjadi berulang kali. Sehingga bila terjadi baru kali ini tidak bisa dikategorikan gangguan tersebut,” sebutnya.

Lebih lanjut Irna mengatakan, indikasi lain bisa terjadi perbuatan pelaku bisa saja karena mengkonsumsi narkoba. Sebab, ketika seseorang menggunakan narkoba maka akan kehilangan kendali akal sehat. Selain itu, kehilangan untuk mengantisipasi konsekuensi dari perilaku. Mereka pun cenderung mudah tersinggung dan cepat marah.”Kalau melihat indikasinya pelaku memakai narkoba kemungkinan saja perbuatan itu dilakukannya. Oleh karena itu, polisi harus membuktikan apakah pelaku mengkonsumsi narkoba atau tidak,” pungkasnya.(ris)

Dikatakannya, kepribadian pelaku yang terlalu tertutup sehingga tidak pandai mengolah-mengolah yang dihadapinya. Padahal, persoalan yang dihadapi pelaku subyektif. Karena apa yang dialami pelaku juga dialami mahasiswa lainnya. Akan tetapi, mahasiswa lainnya bisa mengontrol beban masasalah yang dihadapi sehingga dapat mengatasinya dengan baik.

“Ambang stresnya cepat memuncak karena dirinya jarang berkomunikasi. Namun, kemungkinan ada juga masalah pribadi lainnya. Jadi, ketika emosinya memuncak maka akumulasi dari permasalahan yang dirasakannya meledak dan menjadi emosi yang tidak bisa terkontrol,” jelas psikolog dari Universitas Medan Area ini.

Kata Irna, apa yang dialami pelaku bisa dibilang masuk dalam gangguan jiwa ringan. Dengan karakter kelihatan baik, tenang tapi ketika marah lepas kontrol, makanya masuk juga gangguan ketidakmampuan mengontrol kemarahan (intermittent exsplosive disorder).

“Mereka sehari-harinya seperti yang dialami orang pada umumnya. Akan tetapi, ketika marah tak terkendali. Namun, gangguan jiwa ringan itu biasa terjadi berulang kali. Sehingga bila terjadi baru kali ini tidak bisa dikategorikan gangguan tersebut,” sebutnya.

Lebih lanjut Irna mengatakan, indikasi lain bisa terjadi perbuatan pelaku bisa saja karena mengkonsumsi narkoba. Sebab, ketika seseorang menggunakan narkoba maka akan kehilangan kendali akal sehat. Selain itu, kehilangan untuk mengantisipasi konsekuensi dari perilaku. Mereka pun cenderung mudah tersinggung dan cepat marah.”Kalau melihat indikasinya pelaku memakai narkoba kemungkinan saja perbuatan itu dilakukannya. Oleh karena itu, polisi harus membuktikan apakah pelaku mengkonsumsi narkoba atau tidak,” pungkasnya.(ris)

spot_img

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

spot_imgspot_imgspot_img

Artikel Terbaru

/