26.7 C
Medan
Tuesday, May 7, 2024

Jalan Diponegoro Makin Macet

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
REKAYASA_Pengendara terlihat melintas dari Jalan diponegoro menuju Jalan Palang Merah Medan, Selasa (01/5) Dinas perhubungan kota medan bekerja sama dengan Satlantas melakukan rekayasa lalu lintas salah satu nya jalan diponegoro menuju jalan palang merah yang menjadi satu arah.

SUMUTPOS.CO – Rekayasa lalu lintas yang dilakukan Dinas Perhubungan (Dishub) Medan terhadap sejumlah jalan inti kota masih terus berlanjut hingga Kamis (3/5). Rekayasa lalu lintas terhadap empat ruas jalan sepertinya belum efektif. Pasalnya, penumpukan kendaraan malah semakin parah di Jalan Diponegoro menuju Jalan Zainul Arifin.

Berdasarkan pantauan Sumut Pos, penumpukan terjadi pada pagi hari dan sore hari. Terlihat kendaraan mengular lantaran berebut ingin menuju ke arah Sun Plaza. Kondisi ini terjadi pada pagi, siang dan sore hari pulang jam kantor.

Pengamat Transportasi Medan Bhakti Alamsyah menilai, bila rekayasa itu justru menimbulkan masalah baru, hendaknya rekayasa tersebut harus dievalusi.  “Pengalihan arus lalu lintas bertujuan untuk menyelesaikan masalah. Akan tetapi, bukan berarti tidak timbul masalah baru. Kalau ternyata dari hasil evaluasi terjadi masalah di tempat lain, maka tak perlu dilakukan lagi. Kalau memang mau menyelesaikan jangan menambah masalah atau muncul masalah baru. Bila makin macet, evaluasi saja,” ujar Bhakti Alamsyah.

Menurut Bhakti, kalau menangani persoalan kemacetan ini seperti efek domino atau memencet balon. Artinya, ketika diatasi masalah di jalur ini, muncul kemacetan di jalur lain. Sebab, perubahan arus lalu lintas terjadi kegamangan terhadap para pengendara sehingga mengakibatkan penumpukan-penumpukan. “Kalau rekayasa ini hanya untuk menyelesaikan masalah kemacetan di kawasan Sun Plaza, maka kemacetan timbul di jalan lain,” ujarnya.

Dikatakan Bhakti, apabila ingin membangun suatu tempat keramaian atau gedung tertentu, bukan lahan parkirnya saja yang perlu dipikirkan. Melainkan, tumpahan kendaraan yang masuk dan keluar dari tempat tersebut. Artinya, tumpahan kendaraan jangan hanya pada satu tempat.

“Seharusnya tumpahan kendaraan dibuat tempat alternatif. Coba perhatikan ketika malam minggu di Sun Plaza bubar, pasti kemacetan panjang terjadi. Kemacetan paling parah di area gedung pusat keramaian tersebut hingga merembet terhadap kendaraan yang keluar masuk,” bebernya.

Sedangkan Sekretaris Komisi D DPRD Medan Salman Alfarisi mengatakan, upaya-upaya untuk mengatasi kemacetan di Medan ini memang perlu dilakukan, seperti rekayasa lalu lintas. Setelah dilakukan maka selanjutnya wajib dievaluasi, apakah efektif rekayasa tersebut atau tidak.”Kalau memang tidak efektif, maka secepatnya dikembalikan seperti semula dan jangan terlalu lama dilakukan. Sebab, dikhawatirkan kemacetan malah semakin parah,” kata Salman.

Namun demikian, ia mengaku apa yang dilakukan Dishub masih positif. Sebab, berupaya untuk mengatasi persoalan kemacetan yang terjadi di kota Medan.”Upaya mengatasi persoalan kemacetan sebenarnya terletak pada disiplin pengendara, seperti saat berhenti, parkir, berbelok dan lainnya. Karena, kebanyakan pengendara lebih mengutamakan kepentingan pribadinya ketimbangan kepentingan umum. Padahal, seharusnya tidak boleh seperti itu,” tutur Salman.

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
REKAYASA_Pengendara terlihat melintas dari Jalan diponegoro menuju Jalan Palang Merah Medan, Selasa (01/5) Dinas perhubungan kota medan bekerja sama dengan Satlantas melakukan rekayasa lalu lintas salah satu nya jalan diponegoro menuju jalan palang merah yang menjadi satu arah.

SUMUTPOS.CO – Rekayasa lalu lintas yang dilakukan Dinas Perhubungan (Dishub) Medan terhadap sejumlah jalan inti kota masih terus berlanjut hingga Kamis (3/5). Rekayasa lalu lintas terhadap empat ruas jalan sepertinya belum efektif. Pasalnya, penumpukan kendaraan malah semakin parah di Jalan Diponegoro menuju Jalan Zainul Arifin.

Berdasarkan pantauan Sumut Pos, penumpukan terjadi pada pagi hari dan sore hari. Terlihat kendaraan mengular lantaran berebut ingin menuju ke arah Sun Plaza. Kondisi ini terjadi pada pagi, siang dan sore hari pulang jam kantor.

Pengamat Transportasi Medan Bhakti Alamsyah menilai, bila rekayasa itu justru menimbulkan masalah baru, hendaknya rekayasa tersebut harus dievalusi.  “Pengalihan arus lalu lintas bertujuan untuk menyelesaikan masalah. Akan tetapi, bukan berarti tidak timbul masalah baru. Kalau ternyata dari hasil evaluasi terjadi masalah di tempat lain, maka tak perlu dilakukan lagi. Kalau memang mau menyelesaikan jangan menambah masalah atau muncul masalah baru. Bila makin macet, evaluasi saja,” ujar Bhakti Alamsyah.

Menurut Bhakti, kalau menangani persoalan kemacetan ini seperti efek domino atau memencet balon. Artinya, ketika diatasi masalah di jalur ini, muncul kemacetan di jalur lain. Sebab, perubahan arus lalu lintas terjadi kegamangan terhadap para pengendara sehingga mengakibatkan penumpukan-penumpukan. “Kalau rekayasa ini hanya untuk menyelesaikan masalah kemacetan di kawasan Sun Plaza, maka kemacetan timbul di jalan lain,” ujarnya.

Dikatakan Bhakti, apabila ingin membangun suatu tempat keramaian atau gedung tertentu, bukan lahan parkirnya saja yang perlu dipikirkan. Melainkan, tumpahan kendaraan yang masuk dan keluar dari tempat tersebut. Artinya, tumpahan kendaraan jangan hanya pada satu tempat.

“Seharusnya tumpahan kendaraan dibuat tempat alternatif. Coba perhatikan ketika malam minggu di Sun Plaza bubar, pasti kemacetan panjang terjadi. Kemacetan paling parah di area gedung pusat keramaian tersebut hingga merembet terhadap kendaraan yang keluar masuk,” bebernya.

Sedangkan Sekretaris Komisi D DPRD Medan Salman Alfarisi mengatakan, upaya-upaya untuk mengatasi kemacetan di Medan ini memang perlu dilakukan, seperti rekayasa lalu lintas. Setelah dilakukan maka selanjutnya wajib dievaluasi, apakah efektif rekayasa tersebut atau tidak.”Kalau memang tidak efektif, maka secepatnya dikembalikan seperti semula dan jangan terlalu lama dilakukan. Sebab, dikhawatirkan kemacetan malah semakin parah,” kata Salman.

Namun demikian, ia mengaku apa yang dilakukan Dishub masih positif. Sebab, berupaya untuk mengatasi persoalan kemacetan yang terjadi di kota Medan.”Upaya mengatasi persoalan kemacetan sebenarnya terletak pada disiplin pengendara, seperti saat berhenti, parkir, berbelok dan lainnya. Karena, kebanyakan pengendara lebih mengutamakan kepentingan pribadinya ketimbangan kepentingan umum. Padahal, seharusnya tidak boleh seperti itu,” tutur Salman.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/