26.7 C
Medan
Sunday, May 19, 2024

20 Orang Meninggal Digigit Anjing

MEDAN- Kasus rabies di Sumatera Utara (Sumut) kian mengkhawatirkan. Berdasarkan data yang diperoleh di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, kurun Januari-Juli 2011, kasus gigitan anjing sebanyak 1.567 dan 20 penderita diantaranya meninggal dunia.

Kepala Seksi (Kasi) Bimbingan dan Pengendalian (Bimdal) P2P Dinkes Sumut Sukarni, Rabu (3/8) menjelaskan, sebanyak 1.091 penederita gigitan anjing, sudah diberikan Vaksin  Anti Rabies (VAR).

“Kasus terbesar terjadi di Dairi dengan 150 gigitan, seluruhnya diberi VAR dan satu orang tewas,” jelasnya.
Gigitan anjing terbanyak kedua, terdapat di Kota Medan, dengan jumlah 141 gigitan, dimana 66 penderita diberi VAR dan 1 penderita meninggal dunia. Peringkat ketiga kasus terbanyak yakni Samosir dengan jumlah 125 gigitan, 83 diberi VAR.
Sukarni mengatakan, faktor tingginya kasus rabies yang terjadi di Sumatera Utara karena kurangnya kesadaran masyarakat dalam merawat hewan peliharaan seperti pemberian vaksin hewan dan cara pemeliharaan hewan dengan benar.

“Masyarakat juga masih menganggap enteng atau hal yang sepele kasus rabies ini. Ketika mereka mendatangi layanan kesehatan untuk melakukan perobatan, ternyata pernah terkena gigitan anjing,” ungkapnya.
Untuk mengatasi hal ini, butuh keseriusan kabupaten/kota dalam menyediakan vaksin VAR, guna menekan angka rabies tersebut.

“Ada yang sudah menyediakan, ada yang masih dalam pengajuan APBD dan ada yang masih dalam tahap proses tender. Kalau menurut saya, tidak apa-apa kalau terlambat menganggarkan VAR, karena VAR masih tersedia hingga 2012,” ujarnya.

Dari total kasus tersebut, Sukarni mengatakan, 20 penderita rabies meninggal dunia setelah positif terinfeksi rabies atau dikenal dengan Lyssa. (jon)

MEDAN- Kasus rabies di Sumatera Utara (Sumut) kian mengkhawatirkan. Berdasarkan data yang diperoleh di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, kurun Januari-Juli 2011, kasus gigitan anjing sebanyak 1.567 dan 20 penderita diantaranya meninggal dunia.

Kepala Seksi (Kasi) Bimbingan dan Pengendalian (Bimdal) P2P Dinkes Sumut Sukarni, Rabu (3/8) menjelaskan, sebanyak 1.091 penederita gigitan anjing, sudah diberikan Vaksin  Anti Rabies (VAR).

“Kasus terbesar terjadi di Dairi dengan 150 gigitan, seluruhnya diberi VAR dan satu orang tewas,” jelasnya.
Gigitan anjing terbanyak kedua, terdapat di Kota Medan, dengan jumlah 141 gigitan, dimana 66 penderita diberi VAR dan 1 penderita meninggal dunia. Peringkat ketiga kasus terbanyak yakni Samosir dengan jumlah 125 gigitan, 83 diberi VAR.
Sukarni mengatakan, faktor tingginya kasus rabies yang terjadi di Sumatera Utara karena kurangnya kesadaran masyarakat dalam merawat hewan peliharaan seperti pemberian vaksin hewan dan cara pemeliharaan hewan dengan benar.

“Masyarakat juga masih menganggap enteng atau hal yang sepele kasus rabies ini. Ketika mereka mendatangi layanan kesehatan untuk melakukan perobatan, ternyata pernah terkena gigitan anjing,” ungkapnya.
Untuk mengatasi hal ini, butuh keseriusan kabupaten/kota dalam menyediakan vaksin VAR, guna menekan angka rabies tersebut.

“Ada yang sudah menyediakan, ada yang masih dalam pengajuan APBD dan ada yang masih dalam tahap proses tender. Kalau menurut saya, tidak apa-apa kalau terlambat menganggarkan VAR, karena VAR masih tersedia hingga 2012,” ujarnya.

Dari total kasus tersebut, Sukarni mengatakan, 20 penderita rabies meninggal dunia setelah positif terinfeksi rabies atau dikenal dengan Lyssa. (jon)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/