29 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Ribut Soal Harta Gono-Gini, Pria Ini Dilempari Telur

Foto: Ilham/PM Edi, suami yang dilempari istrinya pakai telur, karena ribut soal harta gono-gini.
Foto: Ilham/PM
Edi, suami yang dilempari istrinya pakai telur, karena ribut soal harta gono-gini.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dengan kepala berlumuran pecahan telur ayam, Edi (35) mendatangi Polresta Medan, Pada petugas, pedagang telur ini mengaku telah dianiaya Megasari (30), istri dan adik iparnya M Norman (29).

Diceritakannya, Kamis (4/2) siang sekitar pukul 12.00 WIB, Edi yang sedang berjualan sembako di Pasar Pagi Kampung Durian, didatangi Megasari. Sang istri emosi. Semula Edi dipukulnya menggunakan tangan. Namun saat emosinya memuncak, sang istri pun mengambil beberapa butir telur dan melempari kepala Edi. Pasutri ini ribut besar.

Melihat kakaknya ribut, M. Norman pun membantu Megasari. Bahkan Norman juga ikut memukul Edi.

Keributan itu tak berlangsung lama. Beberapa pedagang langsung memisahkan pasutri ini, termasuk Norman. Saat di kantor polisi, Edi mengaku keributan itu dipicu harta gono-gini. Dia (Edi) mengaku antara dirinya dan Megasari sudah 3 bulan hidup tak serumah atau istilah bahasa ‘kerennya’ pisah ranjang.

“Kami memang sudah tak harmonis lagi pak. Sudah 3 bulan ini kami pisah ranjang. Memang sudah kami rencanakan bercerai. Dia (Megasari) tak setuju harta gono-gini dibagikan. Semua harus sama dia,” kata lelaki berbadan kurus yang berdomisili di Jalan Pelita 3, Medan Perjuangan itu.

Pun begitu, apa penyebab mereka pisah ranjang dan apa-apa saja harta gono-gini itu, Edi sepertinya enggan untuk membeberkan. “Yah urusan kami lah itu. Harta gono-gininya adalah dari hasil kerja keras kami selama ini. Karena kami kan selama ini berjualan,” ujarnya.

Pun begitu, Edi, tetap ngotot melaporkan istrinya tersebut ke polisi. “Pokoknya dia (Megasari) harus ditangkap. Aku tak terima dipukulinya, dilempar pakai telur lagi aku. Tak ada harga diriku di Pajak itu. Adik iparku (M. Norman) juga ikut-ikutan mukuli aku,” ujar Edi, dengan nada sedikit meninggi.

Mendengar itu, petugas SPKT Polresta Medan, pun mengarahkan Edi supaya melaporkan kasus itu ke Polsekta Medan Timur. “Bapak ke Polsekta Medan Timur saja melapor, kita bukan menolak laporannya ya pak,” ujar seorang personel SPKT.

Mendengar arahan itu, Edi pun langsung beranjak ke Mapolsekta Medan Timur. Sementara, Kanit Reskrim Polsekta Medan Timur, Iptu Ucox P. Nugraha, mengatakan masih menyelidiki kasus ini. “Masih kita lidik,” kata Ucox.(ham/han)

Foto: Ilham/PM Edi, suami yang dilempari istrinya pakai telur, karena ribut soal harta gono-gini.
Foto: Ilham/PM
Edi, suami yang dilempari istrinya pakai telur, karena ribut soal harta gono-gini.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dengan kepala berlumuran pecahan telur ayam, Edi (35) mendatangi Polresta Medan, Pada petugas, pedagang telur ini mengaku telah dianiaya Megasari (30), istri dan adik iparnya M Norman (29).

Diceritakannya, Kamis (4/2) siang sekitar pukul 12.00 WIB, Edi yang sedang berjualan sembako di Pasar Pagi Kampung Durian, didatangi Megasari. Sang istri emosi. Semula Edi dipukulnya menggunakan tangan. Namun saat emosinya memuncak, sang istri pun mengambil beberapa butir telur dan melempari kepala Edi. Pasutri ini ribut besar.

Melihat kakaknya ribut, M. Norman pun membantu Megasari. Bahkan Norman juga ikut memukul Edi.

Keributan itu tak berlangsung lama. Beberapa pedagang langsung memisahkan pasutri ini, termasuk Norman. Saat di kantor polisi, Edi mengaku keributan itu dipicu harta gono-gini. Dia (Edi) mengaku antara dirinya dan Megasari sudah 3 bulan hidup tak serumah atau istilah bahasa ‘kerennya’ pisah ranjang.

“Kami memang sudah tak harmonis lagi pak. Sudah 3 bulan ini kami pisah ranjang. Memang sudah kami rencanakan bercerai. Dia (Megasari) tak setuju harta gono-gini dibagikan. Semua harus sama dia,” kata lelaki berbadan kurus yang berdomisili di Jalan Pelita 3, Medan Perjuangan itu.

Pun begitu, apa penyebab mereka pisah ranjang dan apa-apa saja harta gono-gini itu, Edi sepertinya enggan untuk membeberkan. “Yah urusan kami lah itu. Harta gono-gininya adalah dari hasil kerja keras kami selama ini. Karena kami kan selama ini berjualan,” ujarnya.

Pun begitu, Edi, tetap ngotot melaporkan istrinya tersebut ke polisi. “Pokoknya dia (Megasari) harus ditangkap. Aku tak terima dipukulinya, dilempar pakai telur lagi aku. Tak ada harga diriku di Pajak itu. Adik iparku (M. Norman) juga ikut-ikutan mukuli aku,” ujar Edi, dengan nada sedikit meninggi.

Mendengar itu, petugas SPKT Polresta Medan, pun mengarahkan Edi supaya melaporkan kasus itu ke Polsekta Medan Timur. “Bapak ke Polsekta Medan Timur saja melapor, kita bukan menolak laporannya ya pak,” ujar seorang personel SPKT.

Mendengar arahan itu, Edi pun langsung beranjak ke Mapolsekta Medan Timur. Sementara, Kanit Reskrim Polsekta Medan Timur, Iptu Ucox P. Nugraha, mengatakan masih menyelidiki kasus ini. “Masih kita lidik,” kata Ucox.(ham/han)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/