30.7 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Bentuk Penipuan di Medsos Semakin Canggih, OJK Imbau Masyarakat Harus Jeli

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengimbau masyarakat agar jeli dan waspada terhadap segala bentuk penipuan di Media Sosial (Medsos).

Hal itu dikatakan Deputi Komisioner Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, Sarjito, saat menjawab pertanyaan yang diajukan Sumut Pos, di Hotel JW Marriot, Jalan Putri Hijau Medan, Senin (3/10) sore.

“Di zaman teknologi yang semakin canggih, penipuan di Medsos juga semakin banyak dan juga semakin canggih. Bahkan, pihaknya juga kerap mendapatkan selebaran pemberitahuan atau pesan singkat yang diyakininya sebuah bentuk penipuan,” ujarnya.

Penipuan semacam itu, lanjutnya, biasanya bertujuan menguras uang atau mencuri data pribadi pengguna Medsos untuk keuntungan si pelaku. Sementara pihak perbankan, tidak akan pernah meminta data-data yang sangat pribadi melalui selebaran atau berbentuk broadcast-broadcast di Medsos.

“Memang kejahatan langit ini sulit kita redam, semakin diberantas malah semakin menjamur. Saya juga dapat surat pemberitahuan mengatasnamakan salah satu perbankan ternama di Indonesia, yakni Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang isinya meminta nasabah mengikuti perintah setuju atau tidak setuju jika biaya administrasi dinaikkan menjadi Rp150.000 dari biaya normal Rp6.500, di dalam surat tersebut,” ungkapnya.

Bahkan, sambung Sarjito, cara-cara penipuan zaman sekarang terbilang canggih, mampu mengelabui masyarakat kalangan menengah ke atas, hingga akademisi. “Teman saya seorang profesor, rekeningnya pernah dibobol setelah mengikuti perintah si pelaku penipuan, dan memang trik-trik si pelaku ini terkesan profesional. Saya dengar kalangan wartawan juga ada mengalami hal yang sama, uangnya dikuras. Karena itu bagi masyarakat harus hati-hati terhadap data-data pribadinya. Dulu, santer kita dengar ‘Mama Minta Pulsa’. Sekarang penipuannya sudah mengarah ke data-data pribadi. Inilah yang disebut kejahatan langit,” bebernya.

Disinggung terkait survei-survei yang juga kerap dikirim ke email, agar diisi bagi si penerima survei tersebut, dengan dijanjikan hadiah berupa uang atau voucer, Sarjito juga berpesan, agar si pengguna email harus tetap jeli dan waspada. Dia menyarankan agar tidak perlu diikuti.

“Jika ada terlihat hal-hal yang mencurigakan lebih baik tidak usah diikuti, salah satunya juga menghindari peretasan. Karena bisa jadi surveinya mengarah kepada data-data pribadi kita untuk diisi di dalam survei tersebut,” tegasnya. (Dwi)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengimbau masyarakat agar jeli dan waspada terhadap segala bentuk penipuan di Media Sosial (Medsos).

Hal itu dikatakan Deputi Komisioner Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, Sarjito, saat menjawab pertanyaan yang diajukan Sumut Pos, di Hotel JW Marriot, Jalan Putri Hijau Medan, Senin (3/10) sore.

“Di zaman teknologi yang semakin canggih, penipuan di Medsos juga semakin banyak dan juga semakin canggih. Bahkan, pihaknya juga kerap mendapatkan selebaran pemberitahuan atau pesan singkat yang diyakininya sebuah bentuk penipuan,” ujarnya.

Penipuan semacam itu, lanjutnya, biasanya bertujuan menguras uang atau mencuri data pribadi pengguna Medsos untuk keuntungan si pelaku. Sementara pihak perbankan, tidak akan pernah meminta data-data yang sangat pribadi melalui selebaran atau berbentuk broadcast-broadcast di Medsos.

“Memang kejahatan langit ini sulit kita redam, semakin diberantas malah semakin menjamur. Saya juga dapat surat pemberitahuan mengatasnamakan salah satu perbankan ternama di Indonesia, yakni Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang isinya meminta nasabah mengikuti perintah setuju atau tidak setuju jika biaya administrasi dinaikkan menjadi Rp150.000 dari biaya normal Rp6.500, di dalam surat tersebut,” ungkapnya.

Bahkan, sambung Sarjito, cara-cara penipuan zaman sekarang terbilang canggih, mampu mengelabui masyarakat kalangan menengah ke atas, hingga akademisi. “Teman saya seorang profesor, rekeningnya pernah dibobol setelah mengikuti perintah si pelaku penipuan, dan memang trik-trik si pelaku ini terkesan profesional. Saya dengar kalangan wartawan juga ada mengalami hal yang sama, uangnya dikuras. Karena itu bagi masyarakat harus hati-hati terhadap data-data pribadinya. Dulu, santer kita dengar ‘Mama Minta Pulsa’. Sekarang penipuannya sudah mengarah ke data-data pribadi. Inilah yang disebut kejahatan langit,” bebernya.

Disinggung terkait survei-survei yang juga kerap dikirim ke email, agar diisi bagi si penerima survei tersebut, dengan dijanjikan hadiah berupa uang atau voucer, Sarjito juga berpesan, agar si pengguna email harus tetap jeli dan waspada. Dia menyarankan agar tidak perlu diikuti.

“Jika ada terlihat hal-hal yang mencurigakan lebih baik tidak usah diikuti, salah satunya juga menghindari peretasan. Karena bisa jadi surveinya mengarah kepada data-data pribadi kita untuk diisi di dalam survei tersebut,” tegasnya. (Dwi)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/