31.7 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Hari Pertama Ujian SKD CASN Pemprovsu, 200 Peserta Langsung Gugur

Peserta Minta Nilai SKD Dicetak, Malah Dibentak

Sementara di Nias Barat, pelaksanaan ujian SKD hari ketiga yang digelar di gedung serba guna Santo Yakobus, Komplek Laverna, Jalan Yos Sudarso, Gunungsitoli-Nias, Minggu (4/11) sempat diwarnai keributan. Penyebabnya, seorang peserta ujian bernama Soziduhu Gulo meminta kepada Kepala BKD Kabupaten Nias Barat Faolombowo Gulo agar hasil ujiannya dicetak. Namun permintaan itu ditolak, dan Kepala BKD menyarankan agar Soziduhu Gulo menunggu pengumuman resmi dari BKD Nias Barat.

Tidak terima, Soziduhu kemudian memberikan perbandingan, dimana pada pelaksanaan ujian CPNSD formasi tahun 2014 yang lalu, peserta dapat melihat langsung hasil ujian di daftar pengumuman. Sontak Kepala BKD geram dan membentaknya, sehingga cekcok pun terjadi.

Keributan kecil itu menarik perhatian Kasdim 0213 Nias Mayor J Sihombing yang turut mengawasi pelaksanaan ujian.

Ia mendekati dan menggiring peserta tersebut keluar area ujian sambil merangkulnya. Saat keduanya asyik ngobrol di bawah tenda ruang tunggu, tiba-tiba seorang panitia datang memotret mereka sehingga kembali memicu adu mulut. Kejadian itu sempat mengundang perhatian para peserta yang sedang menunggu season berikutnya.

Kepada Sumut Pos, Soziduhu Gulo mengungkapkan kekecewaannya atas perlakuan panitia terhadapnya. Menurutnya, permintaan agar nilai ujian dicetak, bukanlah permintaan yang tak masuk akal. Selain hak peserta, hal itu juga merupakan bagian dari ketransparanan panitia. Menurut Sozi, tanpa data yang akurat peserta akan kesulitan menuntut hasil ujiannya.

“Saya minta dicetak, karena seandainya ada nilai peserta lewat passing grade, kemudian namanya tidak muncul di pengumuman. Maka tanpa data, akan sulit bagi peserta menuntut panitia. Dan tadi ada teman mengalami hal ini, saat didalam ruangan nilainya lulus passing grade, namun di monitor di luar gedung nilainya berubah jadi tidak lulus,” ungkapnya.

Karena permintaannya tidak diakomodir, Soziduhu Gulo yang mengaku pengurus pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) ini berencana menyurati Kementerian Komunikasi dan Informasi RI di Jakarta agar pelaksanaan ujian SKD CPNSD di Kabupaten Nias Barat diteliti untuk meminimalisir keraguan para peserta. “Kita akan menempuh langkah-langkah lain. Inikan sudah bicara ITE, maka kita coba nanti menyurati Kementerian Kominfo. Agar hal ini bisa diteliti, untuk menghindari potensi-potensi kecurangan,” tegasnya.

Terpisah, Sekretaris Daerah Kabupaten Nias Barat, Sabaeli Gulo yang dihubungi Sumut Pos melalui telepon selular mengatakan, permintaan para pelamar CASN agar hasil ujiannya dicetak tidak pada tempatnya. Dia meminta agar para pelamar bersabar menunggu pengumuman resmi dari BKN melalui situs sscn.bkn.go.id. “Para pelamar harusnya bersabar, inikan ujian masih berlangsung, panitia masih sibuk. Jadi permintaan ini kurang tepat, kita di daerah hanya memfasilitasi yang bertangungjawab sepenuhnya adalah BKN,” jelas Sabaeli.

Terkait minimnya pelamar yang lulus pada tes CASN ini, dari 3.835 pelamar hingga hari ke tiga pelaksanaan SKD ini hanya 10 orang yang dinyatakan lulus, sementara kuota Kabupaten Nias Barat 271 dari semua formasi, Sabaeli belum bisa memastikan apa langkah pemerintah daerah.

Pihaknya akan menunggu keputusan BKN. “Saya rasa hampir seluruh di Indonesia mengalami hal yang sama, tingkat kelulusan pelamar di Nias Barat, sama saja dengan kelulusan di daerah lain di Kepulauan Nias. Jelas kita kekurangan ASN, untuk itu kita hanya berharap ada kebijakan dari Pemerintah Pusat, sehingga kuota yang telah disetujui Kemenpan RB bisa terpenuhi, jadi kita tunggu saja,” pungkasnya. (prn/mag-5)

Peserta Minta Nilai SKD Dicetak, Malah Dibentak

Sementara di Nias Barat, pelaksanaan ujian SKD hari ketiga yang digelar di gedung serba guna Santo Yakobus, Komplek Laverna, Jalan Yos Sudarso, Gunungsitoli-Nias, Minggu (4/11) sempat diwarnai keributan. Penyebabnya, seorang peserta ujian bernama Soziduhu Gulo meminta kepada Kepala BKD Kabupaten Nias Barat Faolombowo Gulo agar hasil ujiannya dicetak. Namun permintaan itu ditolak, dan Kepala BKD menyarankan agar Soziduhu Gulo menunggu pengumuman resmi dari BKD Nias Barat.

Tidak terima, Soziduhu kemudian memberikan perbandingan, dimana pada pelaksanaan ujian CPNSD formasi tahun 2014 yang lalu, peserta dapat melihat langsung hasil ujian di daftar pengumuman. Sontak Kepala BKD geram dan membentaknya, sehingga cekcok pun terjadi.

Keributan kecil itu menarik perhatian Kasdim 0213 Nias Mayor J Sihombing yang turut mengawasi pelaksanaan ujian.

Ia mendekati dan menggiring peserta tersebut keluar area ujian sambil merangkulnya. Saat keduanya asyik ngobrol di bawah tenda ruang tunggu, tiba-tiba seorang panitia datang memotret mereka sehingga kembali memicu adu mulut. Kejadian itu sempat mengundang perhatian para peserta yang sedang menunggu season berikutnya.

Kepada Sumut Pos, Soziduhu Gulo mengungkapkan kekecewaannya atas perlakuan panitia terhadapnya. Menurutnya, permintaan agar nilai ujian dicetak, bukanlah permintaan yang tak masuk akal. Selain hak peserta, hal itu juga merupakan bagian dari ketransparanan panitia. Menurut Sozi, tanpa data yang akurat peserta akan kesulitan menuntut hasil ujiannya.

“Saya minta dicetak, karena seandainya ada nilai peserta lewat passing grade, kemudian namanya tidak muncul di pengumuman. Maka tanpa data, akan sulit bagi peserta menuntut panitia. Dan tadi ada teman mengalami hal ini, saat didalam ruangan nilainya lulus passing grade, namun di monitor di luar gedung nilainya berubah jadi tidak lulus,” ungkapnya.

Karena permintaannya tidak diakomodir, Soziduhu Gulo yang mengaku pengurus pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) ini berencana menyurati Kementerian Komunikasi dan Informasi RI di Jakarta agar pelaksanaan ujian SKD CPNSD di Kabupaten Nias Barat diteliti untuk meminimalisir keraguan para peserta. “Kita akan menempuh langkah-langkah lain. Inikan sudah bicara ITE, maka kita coba nanti menyurati Kementerian Kominfo. Agar hal ini bisa diteliti, untuk menghindari potensi-potensi kecurangan,” tegasnya.

Terpisah, Sekretaris Daerah Kabupaten Nias Barat, Sabaeli Gulo yang dihubungi Sumut Pos melalui telepon selular mengatakan, permintaan para pelamar CASN agar hasil ujiannya dicetak tidak pada tempatnya. Dia meminta agar para pelamar bersabar menunggu pengumuman resmi dari BKN melalui situs sscn.bkn.go.id. “Para pelamar harusnya bersabar, inikan ujian masih berlangsung, panitia masih sibuk. Jadi permintaan ini kurang tepat, kita di daerah hanya memfasilitasi yang bertangungjawab sepenuhnya adalah BKN,” jelas Sabaeli.

Terkait minimnya pelamar yang lulus pada tes CASN ini, dari 3.835 pelamar hingga hari ke tiga pelaksanaan SKD ini hanya 10 orang yang dinyatakan lulus, sementara kuota Kabupaten Nias Barat 271 dari semua formasi, Sabaeli belum bisa memastikan apa langkah pemerintah daerah.

Pihaknya akan menunggu keputusan BKN. “Saya rasa hampir seluruh di Indonesia mengalami hal yang sama, tingkat kelulusan pelamar di Nias Barat, sama saja dengan kelulusan di daerah lain di Kepulauan Nias. Jelas kita kekurangan ASN, untuk itu kita hanya berharap ada kebijakan dari Pemerintah Pusat, sehingga kuota yang telah disetujui Kemenpan RB bisa terpenuhi, jadi kita tunggu saja,” pungkasnya. (prn/mag-5)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/