30 C
Medan
Wednesday, May 1, 2024

Astaga…Lima Ribu Warga Medan Idap HIV/AIDS

AIDSSUMUTPOS.CO  – Hampir setengah penderita HIV/AIDS di Medan, adalah pengusaha muda. Hal itu dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, drg Usma Polita. Gaya hidup glamour- gemerlap ditambah dengan kebebasan adalah factor penyebabnya.

Dijelaskan Usma, jumlah penderita HIV/AIDS di Medan dari 2006 hingga 2016, berjumlah 5360. Dari jumlah itu, disebut Usma 2260 penderita berstatus sebagai wiraswasta yang disebut Usma adalah pengusaha muda. Terlebih, dikatakannya berdasarkan usia, dari 5360 penderita, sebanyak 3002 berusia muda yakni usia 25-34 tahun.

“Wiraswasta itu, sebagian besar adalah pengusaha muda. Mungkin life style ya, ” ujar Usma, Rabu (4/1) sore.

Selain itu, dikatakan Usma berdasarkan data pada layanan primer, juga terdapat PNS sebagai penderita. Namun, jumlah PNS yang menderita HIV/AIDS tersebut, tidak disampaikan Usma. Terlebih untuk data penderita HIV/AIDS yang di layanan skunder atau sudah tahap penanganan, disebut Usma tidak dapat disampaikan.

Sebelum mengakhiri, Usma mengakui jika jumlah penderita HIV/AIDS memang meningkat sehingga mengkhawatirkan. Namun, disebut Usma jika jumlah yang tercatat itu, menunjukkan pencapaian jangkauan. Begitu juga kesadaran dari penderita HIV/AIDS yang mendatangi sarana pelayanan, disebut Usma sudah tinggi bila dilihat dari jumlah itu.

Meski demikian, HIV/AIDS, merupakan fenomena gunung es. Dicontohkan Usma seperti pasangan penderita HIV/AIDS, yang tidak sadar telah tertular akan menularkan kepada pasangan selanjutnya, kemudian begitu seterusnya. Oleh karena itu, dikatakan Usma jika heteroseksual menjadi faktor paling tinggi, hingga ibu rumah tangga rentan tertular, hingga kepada bayi.

“Pada prinsipnya, masalah ini menjadi tanggung jawab bersama. Jadi penderita harus mau datang ke sarana pelayanan. Tidak perlu malu dan sekarang ada pintu khusus, ” ujar Usma mengakhiri.

Sebelumnya, Anggota Komite III DPD RI, Prof Damayanti menyebut berdasarkan pertemuan dengan menteri kesehatan, disebut kalau Kementerian Kesehatan menargetkan 3 zero pada tahun 2030. Disebut Damayanti, 3 zero itu yakni zero New HIV Infection, zero AIDS Related Death dan zero Discrimination. Disebut Damayanti kalau program Kementerian Kesehatan itu tahun 2013 LKB dan SUFA, tahun 2016 Permenkes Tentang Skrining HIV, Siflis pada ibu hamil, tahun 2019 90% pop kunci tahu status HIV, 100% skrining EID pada bayi dari ibu positif HIV, tahun 2020 triple eliminasi HIV, Siflis, Hepatitis pada bayi, tahun 2027 target 90/90/90 dan tahun 2030 target 3 zero.

“Memang saat ini penanganan HIV/AIDS menurut saya masih kurang tajam. Namun setidaknya sudah ada niat baik dari pemerintah, ” ungkap Damayanti beberapa waktu lalu. (ain/rbb)

AIDSSUMUTPOS.CO  – Hampir setengah penderita HIV/AIDS di Medan, adalah pengusaha muda. Hal itu dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, drg Usma Polita. Gaya hidup glamour- gemerlap ditambah dengan kebebasan adalah factor penyebabnya.

Dijelaskan Usma, jumlah penderita HIV/AIDS di Medan dari 2006 hingga 2016, berjumlah 5360. Dari jumlah itu, disebut Usma 2260 penderita berstatus sebagai wiraswasta yang disebut Usma adalah pengusaha muda. Terlebih, dikatakannya berdasarkan usia, dari 5360 penderita, sebanyak 3002 berusia muda yakni usia 25-34 tahun.

“Wiraswasta itu, sebagian besar adalah pengusaha muda. Mungkin life style ya, ” ujar Usma, Rabu (4/1) sore.

Selain itu, dikatakan Usma berdasarkan data pada layanan primer, juga terdapat PNS sebagai penderita. Namun, jumlah PNS yang menderita HIV/AIDS tersebut, tidak disampaikan Usma. Terlebih untuk data penderita HIV/AIDS yang di layanan skunder atau sudah tahap penanganan, disebut Usma tidak dapat disampaikan.

Sebelum mengakhiri, Usma mengakui jika jumlah penderita HIV/AIDS memang meningkat sehingga mengkhawatirkan. Namun, disebut Usma jika jumlah yang tercatat itu, menunjukkan pencapaian jangkauan. Begitu juga kesadaran dari penderita HIV/AIDS yang mendatangi sarana pelayanan, disebut Usma sudah tinggi bila dilihat dari jumlah itu.

Meski demikian, HIV/AIDS, merupakan fenomena gunung es. Dicontohkan Usma seperti pasangan penderita HIV/AIDS, yang tidak sadar telah tertular akan menularkan kepada pasangan selanjutnya, kemudian begitu seterusnya. Oleh karena itu, dikatakan Usma jika heteroseksual menjadi faktor paling tinggi, hingga ibu rumah tangga rentan tertular, hingga kepada bayi.

“Pada prinsipnya, masalah ini menjadi tanggung jawab bersama. Jadi penderita harus mau datang ke sarana pelayanan. Tidak perlu malu dan sekarang ada pintu khusus, ” ujar Usma mengakhiri.

Sebelumnya, Anggota Komite III DPD RI, Prof Damayanti menyebut berdasarkan pertemuan dengan menteri kesehatan, disebut kalau Kementerian Kesehatan menargetkan 3 zero pada tahun 2030. Disebut Damayanti, 3 zero itu yakni zero New HIV Infection, zero AIDS Related Death dan zero Discrimination. Disebut Damayanti kalau program Kementerian Kesehatan itu tahun 2013 LKB dan SUFA, tahun 2016 Permenkes Tentang Skrining HIV, Siflis pada ibu hamil, tahun 2019 90% pop kunci tahu status HIV, 100% skrining EID pada bayi dari ibu positif HIV, tahun 2020 triple eliminasi HIV, Siflis, Hepatitis pada bayi, tahun 2027 target 90/90/90 dan tahun 2030 target 3 zero.

“Memang saat ini penanganan HIV/AIDS menurut saya masih kurang tajam. Namun setidaknya sudah ada niat baik dari pemerintah, ” ungkap Damayanti beberapa waktu lalu. (ain/rbb)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/