31.8 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

5 Jamaah Umrah Sumut Suspect

AMINOER RASYID/SUMUT POS Seorang perawat menutup pintu ruang isolasi pasien Suspect MERS-Cov, di RSUP H Adam Malik Medan, Selasa (6/5). Pihak rumah sakit kembali menerima seorang pasien yang berasal dari Desa Liberia, Teluk Mengkudu, Serdang Bedagai yang diduga terserang Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-Cov) usai pulang umrah pada 2 Mei 2014. Sebelumnya seorang pasien warga Madina telah meninggal dunia.
AMINOER RASYID/SUMUT POS
Seorang perawat menutup pintu ruang isolasi pasien Suspect MERS-Cov, di RSUP H Adam Malik Medan, Selasa (6/5). Pihak rumah sakit kembali menerima seorang pasien yang berasal dari Desa Liberia, Teluk Mengkudu, Serdang Bedagai yang diduga terserang Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-Cov) usai pulang umrah pada 2 Mei 2014. Sebelumnya seorang pasien warga Madina telah meninggal dunia.

SUMUTPOS.CO – Bertambah lagi jamaah umrah yang suspect Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS-CoV) atau flu Arab. Setelah KS, meninggal dunia di RSUP H Adam Malik (4/5) lalu, kini SYN (50) dirawat intensif di rumah sakit yang sama. Pasien dirujuk dari RSU Medistra Lubukpakam Senin (5/5) sekitar pukul 16.30 WIB dengan gejala mirip flu Arab.

KS dan SYN adalah jamaah umrah lain yang tiba dari tanah suci Jumat, 2 Mei 2014 lalu.

Kepala Departement/SMF Paru RSUP H Adam Malik Prof Dr Luhur Soeroso SpP(K), membenarkan, sedang merawat SYN dengan gejala yang sama seperti pasien KS. Bahkan kemarin (6/5), pihaknya tengah menunggu pasien rujukan lain asal Penyabungan. Diduga, calon pasien tersebut juga tergabung dengan rombongan umrah yang tiba di Bandara Kualanamu pada 2 Mei lalu.

Diungkapkannya, sejumlah petugas rumah sakit di daerah banyak yang menghubungi dan berkonsultasi dengan pihaknya untuk menangani masalah ini. Diduga, wabah ini dibawa para jamah dan menyebar ke sejumlah wilayah di Sumatera Utara.

Terbaru, sepasang suami istri berinisial Su (67) dan Sw (52), warga Komplek Kowilhan Kodam I/BB Namorambe mengeluhkan hal yang sama. Keduanya mengalami batuk sejak akan berangkat dari tanah suci dan mengalami demam tinggi pada Senin (5/5) malam. “Mereka berobat ke dokter dan diberi obat. Karena saya khawatir terjangkit virus MERS, umak saya itu saya sarankan berobat ke Adam Malik,” ujar Fachril, kerabat Su dan Sw kepada Sumut Pos, tadi malam.

Terkait penanganan pasien SYN, Prof Luhur Soeroso masih berharap tidak terjangkit virus mematikan tersebut. “Mudah-mudahan bukan, karena trombosit dan leokositnya masih tinggi. Begitupun, kita sudah melakukan pemeriksaan swab (dahak), dan sudah kita kirim ke Litbangkes. Dalam waktu dekat akan diketahui hasilnya,” katanya pada wartawan, Selasa (6/5) di ruangannya Poli Paru lantai II RSUP H Adam Malik Medan.

Saat ini pasien ditangani secara intensif di Ruang Infeksi (eks Ruang Khusus Flu Burung) RSUP H Adam Malik.

Terpisah, Plh Kadis Kesehatan Sumut, Sri Suryani Purnamawati menyebutkan, hasil penelusuran petugas kesehatan dari rekan kontak pasien yang suspect MERS Corona Virus, ada 30 orang dalam rombongan jemaah umrah.

Dari 30 orang tersebut, hanya 7 orang warga Sumatera Utara. “Lima orang dari Madina dan seorang di antaranya meninggal dunia. Sisanya, 23 orang lagi jamaah asal Provinsi Aceh dari Lhoksukon dan Langsa,” ucap Sri,

Dari penelusuran, lanjutnya, 6 orang warga Sumut masih dalam pantauan. Sementara ini, kondisi mereka masih tetap sehat. “Sedangkan warga Aceh, kita tidak tahu, mungkin koordinasinya lewat Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP),” sebutnya.

Menurut Sri, mereka masih memantau khusus warga Sumut yang tergabung dalam jamaah umrah dengan almarhum suspect MERS. Sedangkan, penumpang biasa dalam satu pesawat dengan jemaah tersebut, tidak dipantau. “Kita imbau, masyarakat yang ada kontak dengan orang yang baru pulang umrah, dan memiliki gejala MERS, langsung berobat ke sarana pelayananan kesehatan,” ucapnya.

 

 

Dinas Kesehatan Sumut juga mengirimkan edaran ke seluruh jajaran dinas kesehatan dan rumah sakit se-Sumatera Utara untuk siaga MERS Corona Virus.

Pencegahan merebaknya virus Arab ini telah pula dilakukan di Bandara Internasional Kualanamu.

“Alat pemantau suhu badan sudah terpasang. Saat ini kita waspada MERS. Saat ini kita lakukan screening ketat terhadap jemaah umrah. Standar operasional prosedurnya, jika ada penumpang suspect, langsung kita rujuk ke rumah sakit,” sebut Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Medan, dr Wiendra.

Jamaah umrah diminta mengutamakan kesehatan dengan memakai masker, makan bergizi dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Kalau sakit segera berobat ke puskesmas atau rumah sakit.

Ditanya soal riwayat kontak almarhum KS yang suspect flu Arab, menurutnya, hal itu sudah mereka lakukan. Termasuk manifest penumpang yang satu pesawat dengan almarhum.

Koordinator Wilayah Kerja Bandara Kualanamu KKP Medan, dr Maruli Siahaan membenarkan kalau mereka sudah memasang thermal scanner (pemeriksa suhu badan). Mereka lebih mewaspadai penumpang yang baru datang dari Arab Saudi. Untuk penanggulangannya, setiap jemaah umrah diberi alert card (kartu kewaspadaan) MERS CoV. “Jadi, jika sewaktu-waktu ada gejala, mereka bisa langsung ke puskesmas atau rumah sakit,” tukasnya.

Terkait meninggalnya KS, Travel Darul Umrah Medan sebagai biro perjalanan yang memberangkatkan almarhum melakukan umrah meragukan yang bersangkutan meninggal karena terjangkit virus Arab atau MERS.

Rina, istri Abduh owner biro perjalanan tersebut menegaskan kalau KS awalnya memiliki riwayat sakit gula dan asam urat. “Jadi beliau (KS) sudah dari awal ada sakit gula dan asama urat, di sana dia tidak ada sakit. Akan tetapi saat pulang dari umrah asam uratnya kambuh dan gulanya naik. Jadi, beritanya simpang siur yang menyatakan ia terkena virus MERS itu. Karena anaknya juga sudah bilang dari awal ayahnya punya asam urat. Dan pasien itu sudah tidak bisa berjalan, lututnya sakit dan ia menggunakan kursi roda saat menjalankan umrah. Dokter juga tidak ada sample almarhum. Apalagi memang keluarga sudah mengikhlaskan karena sudah mengetahui riwayatnya yang memiliki sakit asam urat dan gula,” terangnya.

 

Menular dari Manusia ke Manusia

Kepala Departement/SMF Paru RSUP H Adam Malik Prof Dr Luhur Soeroso SpP(K) menjelaskan, wabah MERS COV yang disebabkan oleh Corona Virus kini memang sedang merebak di Arab Saudi. Virus ini pertama kali dilaporkan pada bulan September 2012 di Arab Saudi dan sudah banyak orang yang meninggal setelah terinfeksi virus ini.

“Corona virus ini disebut dengan Beta Corona Virus. Virus menginfeksi manusia dan menimbulkan awal seperti flu, demam dan sesak nafas yang di dunia medis disebut resporato syndrome. Jika dibiarkan akan menyebabkan kematian,” ungkapnya kemarin (6/5).

Inkubasi virus biasanya terjadi selama 14 hari setelah terinfeksi. “Ini berarti, bagi jamaah (umrah) yang terinfeksi, gejalanya baru muncul setelah selesai perjalanan umrah, atau setelah tiba di tanah air,” ucapnya.

Manusia yang memiliki riwayat diabetes, PDA, COPD serta penyakit kronis seperti gangguan ginjal dan sebagainya, virus ini paling berisiko bila terserang.

MERS CoV sama seperti flu burung (H5N1). Rata-rata penderita akan mengalami gejala paru bilateral pneumonia. Tetapi SARS atau flu burung itu, sangat mematikan. Sedangkan, MERS CoV masih bisa diatasi, walaupun berdasarkan kasus yang terjadi, 30 persen penderita meninggal dunia.

“Perbedaan lainnya, banyak kasus flu burung, penularannya dari unggas ke manusia, sedangkan MERS CoV, selain dari unta, juga sudah pada tahap manusia ke manusia. Maka, kita berharap pemerintah lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan MERS CoV ini. Soalnya, tingkat mobilitas orang yang berkunjung ke negara infeksius dari Indonesia cukup tinggi untuk menjalankan umrah. Terlebih di musim haji nanti. Pemerintah harus peduli agar virus ini tidak mewabah di Sumatera Utara dan Indonesia,” terangnya. (nit/mag-9/tom)

AMINOER RASYID/SUMUT POS Seorang perawat menutup pintu ruang isolasi pasien Suspect MERS-Cov, di RSUP H Adam Malik Medan, Selasa (6/5). Pihak rumah sakit kembali menerima seorang pasien yang berasal dari Desa Liberia, Teluk Mengkudu, Serdang Bedagai yang diduga terserang Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-Cov) usai pulang umrah pada 2 Mei 2014. Sebelumnya seorang pasien warga Madina telah meninggal dunia.
AMINOER RASYID/SUMUT POS
Seorang perawat menutup pintu ruang isolasi pasien Suspect MERS-Cov, di RSUP H Adam Malik Medan, Selasa (6/5). Pihak rumah sakit kembali menerima seorang pasien yang berasal dari Desa Liberia, Teluk Mengkudu, Serdang Bedagai yang diduga terserang Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-Cov) usai pulang umrah pada 2 Mei 2014. Sebelumnya seorang pasien warga Madina telah meninggal dunia.

SUMUTPOS.CO – Bertambah lagi jamaah umrah yang suspect Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS-CoV) atau flu Arab. Setelah KS, meninggal dunia di RSUP H Adam Malik (4/5) lalu, kini SYN (50) dirawat intensif di rumah sakit yang sama. Pasien dirujuk dari RSU Medistra Lubukpakam Senin (5/5) sekitar pukul 16.30 WIB dengan gejala mirip flu Arab.

KS dan SYN adalah jamaah umrah lain yang tiba dari tanah suci Jumat, 2 Mei 2014 lalu.

Kepala Departement/SMF Paru RSUP H Adam Malik Prof Dr Luhur Soeroso SpP(K), membenarkan, sedang merawat SYN dengan gejala yang sama seperti pasien KS. Bahkan kemarin (6/5), pihaknya tengah menunggu pasien rujukan lain asal Penyabungan. Diduga, calon pasien tersebut juga tergabung dengan rombongan umrah yang tiba di Bandara Kualanamu pada 2 Mei lalu.

Diungkapkannya, sejumlah petugas rumah sakit di daerah banyak yang menghubungi dan berkonsultasi dengan pihaknya untuk menangani masalah ini. Diduga, wabah ini dibawa para jamah dan menyebar ke sejumlah wilayah di Sumatera Utara.

Terbaru, sepasang suami istri berinisial Su (67) dan Sw (52), warga Komplek Kowilhan Kodam I/BB Namorambe mengeluhkan hal yang sama. Keduanya mengalami batuk sejak akan berangkat dari tanah suci dan mengalami demam tinggi pada Senin (5/5) malam. “Mereka berobat ke dokter dan diberi obat. Karena saya khawatir terjangkit virus MERS, umak saya itu saya sarankan berobat ke Adam Malik,” ujar Fachril, kerabat Su dan Sw kepada Sumut Pos, tadi malam.

Terkait penanganan pasien SYN, Prof Luhur Soeroso masih berharap tidak terjangkit virus mematikan tersebut. “Mudah-mudahan bukan, karena trombosit dan leokositnya masih tinggi. Begitupun, kita sudah melakukan pemeriksaan swab (dahak), dan sudah kita kirim ke Litbangkes. Dalam waktu dekat akan diketahui hasilnya,” katanya pada wartawan, Selasa (6/5) di ruangannya Poli Paru lantai II RSUP H Adam Malik Medan.

Saat ini pasien ditangani secara intensif di Ruang Infeksi (eks Ruang Khusus Flu Burung) RSUP H Adam Malik.

Terpisah, Plh Kadis Kesehatan Sumut, Sri Suryani Purnamawati menyebutkan, hasil penelusuran petugas kesehatan dari rekan kontak pasien yang suspect MERS Corona Virus, ada 30 orang dalam rombongan jemaah umrah.

Dari 30 orang tersebut, hanya 7 orang warga Sumatera Utara. “Lima orang dari Madina dan seorang di antaranya meninggal dunia. Sisanya, 23 orang lagi jamaah asal Provinsi Aceh dari Lhoksukon dan Langsa,” ucap Sri,

Dari penelusuran, lanjutnya, 6 orang warga Sumut masih dalam pantauan. Sementara ini, kondisi mereka masih tetap sehat. “Sedangkan warga Aceh, kita tidak tahu, mungkin koordinasinya lewat Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP),” sebutnya.

Menurut Sri, mereka masih memantau khusus warga Sumut yang tergabung dalam jamaah umrah dengan almarhum suspect MERS. Sedangkan, penumpang biasa dalam satu pesawat dengan jemaah tersebut, tidak dipantau. “Kita imbau, masyarakat yang ada kontak dengan orang yang baru pulang umrah, dan memiliki gejala MERS, langsung berobat ke sarana pelayananan kesehatan,” ucapnya.

 

 

Dinas Kesehatan Sumut juga mengirimkan edaran ke seluruh jajaran dinas kesehatan dan rumah sakit se-Sumatera Utara untuk siaga MERS Corona Virus.

Pencegahan merebaknya virus Arab ini telah pula dilakukan di Bandara Internasional Kualanamu.

“Alat pemantau suhu badan sudah terpasang. Saat ini kita waspada MERS. Saat ini kita lakukan screening ketat terhadap jemaah umrah. Standar operasional prosedurnya, jika ada penumpang suspect, langsung kita rujuk ke rumah sakit,” sebut Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Medan, dr Wiendra.

Jamaah umrah diminta mengutamakan kesehatan dengan memakai masker, makan bergizi dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Kalau sakit segera berobat ke puskesmas atau rumah sakit.

Ditanya soal riwayat kontak almarhum KS yang suspect flu Arab, menurutnya, hal itu sudah mereka lakukan. Termasuk manifest penumpang yang satu pesawat dengan almarhum.

Koordinator Wilayah Kerja Bandara Kualanamu KKP Medan, dr Maruli Siahaan membenarkan kalau mereka sudah memasang thermal scanner (pemeriksa suhu badan). Mereka lebih mewaspadai penumpang yang baru datang dari Arab Saudi. Untuk penanggulangannya, setiap jemaah umrah diberi alert card (kartu kewaspadaan) MERS CoV. “Jadi, jika sewaktu-waktu ada gejala, mereka bisa langsung ke puskesmas atau rumah sakit,” tukasnya.

Terkait meninggalnya KS, Travel Darul Umrah Medan sebagai biro perjalanan yang memberangkatkan almarhum melakukan umrah meragukan yang bersangkutan meninggal karena terjangkit virus Arab atau MERS.

Rina, istri Abduh owner biro perjalanan tersebut menegaskan kalau KS awalnya memiliki riwayat sakit gula dan asam urat. “Jadi beliau (KS) sudah dari awal ada sakit gula dan asama urat, di sana dia tidak ada sakit. Akan tetapi saat pulang dari umrah asam uratnya kambuh dan gulanya naik. Jadi, beritanya simpang siur yang menyatakan ia terkena virus MERS itu. Karena anaknya juga sudah bilang dari awal ayahnya punya asam urat. Dan pasien itu sudah tidak bisa berjalan, lututnya sakit dan ia menggunakan kursi roda saat menjalankan umrah. Dokter juga tidak ada sample almarhum. Apalagi memang keluarga sudah mengikhlaskan karena sudah mengetahui riwayatnya yang memiliki sakit asam urat dan gula,” terangnya.

 

Menular dari Manusia ke Manusia

Kepala Departement/SMF Paru RSUP H Adam Malik Prof Dr Luhur Soeroso SpP(K) menjelaskan, wabah MERS COV yang disebabkan oleh Corona Virus kini memang sedang merebak di Arab Saudi. Virus ini pertama kali dilaporkan pada bulan September 2012 di Arab Saudi dan sudah banyak orang yang meninggal setelah terinfeksi virus ini.

“Corona virus ini disebut dengan Beta Corona Virus. Virus menginfeksi manusia dan menimbulkan awal seperti flu, demam dan sesak nafas yang di dunia medis disebut resporato syndrome. Jika dibiarkan akan menyebabkan kematian,” ungkapnya kemarin (6/5).

Inkubasi virus biasanya terjadi selama 14 hari setelah terinfeksi. “Ini berarti, bagi jamaah (umrah) yang terinfeksi, gejalanya baru muncul setelah selesai perjalanan umrah, atau setelah tiba di tanah air,” ucapnya.

Manusia yang memiliki riwayat diabetes, PDA, COPD serta penyakit kronis seperti gangguan ginjal dan sebagainya, virus ini paling berisiko bila terserang.

MERS CoV sama seperti flu burung (H5N1). Rata-rata penderita akan mengalami gejala paru bilateral pneumonia. Tetapi SARS atau flu burung itu, sangat mematikan. Sedangkan, MERS CoV masih bisa diatasi, walaupun berdasarkan kasus yang terjadi, 30 persen penderita meninggal dunia.

“Perbedaan lainnya, banyak kasus flu burung, penularannya dari unggas ke manusia, sedangkan MERS CoV, selain dari unta, juga sudah pada tahap manusia ke manusia. Maka, kita berharap pemerintah lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan MERS CoV ini. Soalnya, tingkat mobilitas orang yang berkunjung ke negara infeksius dari Indonesia cukup tinggi untuk menjalankan umrah. Terlebih di musim haji nanti. Pemerintah harus peduli agar virus ini tidak mewabah di Sumatera Utara dan Indonesia,” terangnya. (nit/mag-9/tom)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/