31.7 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Bocah Kritis Disambar Kereta Api

MEDAN-Bocah berusia 4,5 tahun, Irfan Sianturi sekarat setelah disambar Kereta Api Ekonomi, jurusan Pematangsiantar-Medan, Kamis (7/6) siang.
Dengan kondisi tengkorak kepala pecah dan sebagian isi otak keluar, warga Jalan Tirtosari Gang Saudara Medan Tembung itu terpaksa dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr Pirngadi Medan untuk mendapatkan perawatan.

Saksi mata, Nila boru Simangunsong mengaku, sebelum kejadian bocah pasangan Jarius Sianturi (37) dan Samsimar boru Simangunsong (34) tersebut terlihat tengah berjalan sendirian di pinggiran rel mengarah ke rumah opungnya, yang berjarak sekitar 10 meter dari tempat tinggalnya.

Di tengah perjalanan, korban yang terlalu dekat dengan rel tak menyadari kedatangan kereta api bermuatan penumpang dari arah belakangnya.

“Dia jalan sendiri di pinggir rel mau ke rumah opungnya. Tapi tiba-tiba ada kereta api yang melaju kencang dari arah belakang, dan langsung menyambar dia (korban) hingga terlempar sekitar tiga meter,” terangnya.

Sontak saja sebahagian warga yang melihat kejadian tersebut langsung mengabarkannya kepada ayah korban yang saat itu tengah belanja di warung.
Tanpa menunggu lama korban selanjutnya dilarikan ke RSUD dr Pirngadi Medan dengan menggunakan becak bermotor milik Nurmala boru Situmorang.
Sementara ibu korban, Samsimar yang saat kejadian tengah berkunjung ke pesta perkawinan mengaku baru mengetahui kejadian saat anaknya sudah berada di rumah sakit.

“Aku tahunya dari suamiku nggak lama setelah kejadian,”ucapnya.

Pengakuan Samsinar, anaknya tidak ditinggal sendirian di rumah tapi dititipkan di tempat opungnya.
“Sebelum saya pergi sempat saya titipkan ke tempat opungnya. Mungkin karena dia terlalu lincah, makanya opungnya nggak tahu kalau dia keluar rumah,”ujar Samsimar.

Korban hanya mendapatkan perawatan medis sekitar tiga jam di RSU dr Pirngadi, sebelum dirujuk ke RSUP H Adam Malik Medan.Pasalnya ketersediaan alat ventilator di rumah sakit tersebut tidak mencukupi.

“Kebetulan alat ventilator kita penuh, jadi korban harus kita rujuk ke RSU H Adam Malik,”ujar seorang petugas medis yang enggan menyebutkan namanya.

Kondisi korban menurut petugas medis mengalami pendarahan dan tidak sadarkan diri akibat benturan keras yang menghantam bagian kepalanya, bahkan korban belum melewati masa kritisnya.
“Tengkorak kepala korban retak, dan masih dalam kondisi kritis, sehingga masih harus mendapatkan bantuan pernafasan,”ucapnya.(uma)

MEDAN-Bocah berusia 4,5 tahun, Irfan Sianturi sekarat setelah disambar Kereta Api Ekonomi, jurusan Pematangsiantar-Medan, Kamis (7/6) siang.
Dengan kondisi tengkorak kepala pecah dan sebagian isi otak keluar, warga Jalan Tirtosari Gang Saudara Medan Tembung itu terpaksa dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr Pirngadi Medan untuk mendapatkan perawatan.

Saksi mata, Nila boru Simangunsong mengaku, sebelum kejadian bocah pasangan Jarius Sianturi (37) dan Samsimar boru Simangunsong (34) tersebut terlihat tengah berjalan sendirian di pinggiran rel mengarah ke rumah opungnya, yang berjarak sekitar 10 meter dari tempat tinggalnya.

Di tengah perjalanan, korban yang terlalu dekat dengan rel tak menyadari kedatangan kereta api bermuatan penumpang dari arah belakangnya.

“Dia jalan sendiri di pinggir rel mau ke rumah opungnya. Tapi tiba-tiba ada kereta api yang melaju kencang dari arah belakang, dan langsung menyambar dia (korban) hingga terlempar sekitar tiga meter,” terangnya.

Sontak saja sebahagian warga yang melihat kejadian tersebut langsung mengabarkannya kepada ayah korban yang saat itu tengah belanja di warung.
Tanpa menunggu lama korban selanjutnya dilarikan ke RSUD dr Pirngadi Medan dengan menggunakan becak bermotor milik Nurmala boru Situmorang.
Sementara ibu korban, Samsimar yang saat kejadian tengah berkunjung ke pesta perkawinan mengaku baru mengetahui kejadian saat anaknya sudah berada di rumah sakit.

“Aku tahunya dari suamiku nggak lama setelah kejadian,”ucapnya.

Pengakuan Samsinar, anaknya tidak ditinggal sendirian di rumah tapi dititipkan di tempat opungnya.
“Sebelum saya pergi sempat saya titipkan ke tempat opungnya. Mungkin karena dia terlalu lincah, makanya opungnya nggak tahu kalau dia keluar rumah,”ujar Samsimar.

Korban hanya mendapatkan perawatan medis sekitar tiga jam di RSU dr Pirngadi, sebelum dirujuk ke RSUP H Adam Malik Medan.Pasalnya ketersediaan alat ventilator di rumah sakit tersebut tidak mencukupi.

“Kebetulan alat ventilator kita penuh, jadi korban harus kita rujuk ke RSU H Adam Malik,”ujar seorang petugas medis yang enggan menyebutkan namanya.

Kondisi korban menurut petugas medis mengalami pendarahan dan tidak sadarkan diri akibat benturan keras yang menghantam bagian kepalanya, bahkan korban belum melewati masa kritisnya.
“Tengkorak kepala korban retak, dan masih dalam kondisi kritis, sehingga masih harus mendapatkan bantuan pernafasan,”ucapnya.(uma)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/