26.7 C
Medan
Sunday, May 12, 2024

Begal Marak, Polisi Belum Punya Formulasi Efektif

DPRD Medan mendukung Kepolisian memberlakukan tembak di tempat bagi pelaku begal. Bukan hanya itu, anggota dewan juga berharap, tembak ditempat juga diberlakukan kepada pengedar dan bandar narkoba serta penadah. Sebab disinyalir, sumber tingginya angka kriminal di Kota Medan tak lepas dari narkoba dan adanya penadah, terhadap barang curian yang dilakukan prilaku kriminal.

“Kita minta pihak kepolisian tidak ragu-ragu terhadap pelaku-pelaku kriminal yang meresahkan masyarakat. Terutama yang sering terjadi seperti begal,” kata Ketua Komisi A DPRD Medan Sabar Syamsuriah Sitepu kepada Sumut Pos, Selasa (7/11), menyikapi makin tingginya angka kriminalitas yang terjadi di Kota Medan belakangan ini.

Ia menilai, sayangnya sampai sekarang belum terlihat tindakan tegas pihak kepolisian terhadap penadah-penadah ini. “Nah inilah yang perlu dikejar sebenarnya. Karena kita yakin, kalau tidak ada penampungnya mau dimana barang itu dijual para pelaku kriminal tersebut,” katanya.

Oleh karenanya imbuh politisi Golkar ini, perlu dicari apa akar masalahnya, termasuk penyebab tingginya angka kriminal. Ia bahkan berkeyakinan, bahwa akar masalah itu karena narkoba dan adanya penadah. “Makanya jangan dikasih ampun, baik terhadap pengedar kecil, pengedar besar dan penadah itu. Samakan tindakannya dengan pelaku-pelaku kriminal,” tegasnya.

Semua hal ini juga berkaitan kepada masa depan generasi bangsa. Oleh sebab itu Sabar mengajak seluruh lapisan masyarakat ikut proaktif membantu tugas polisi. “Penyakit paling berat saat ini adalah masalah narkoba. Menyangkut masa depan bangsa, karena keturunan narkoba sudah tidak sehat pola pikirnya. Efek narkoba juga menjalar ke mana-mana, seperti prostitusi, begal, jambret, pemerkosaan dan lainnya,” katanya.Pemerintah juga didorong menyediakan fasilitas tes urine di setiap kepolisian sektor (polsek). Dimana setiap ada kejadian penangkapan pelaku kejahatan, bisa dites urine langsung dan tindakan yang diambil pasti berbeda dengan pelaku negatif narkoba. “Jangan sama penangannya dengan masyarakat tidak pemakai narkoba. Juga harus ada edukasi terhadap para kepala lingkungan, lurah dan camat secara nyata agar mereka mau tahu dengan wilayah dan masyarakatnya,” katanya.

DPRD Medan mendukung Kepolisian memberlakukan tembak di tempat bagi pelaku begal. Bukan hanya itu, anggota dewan juga berharap, tembak ditempat juga diberlakukan kepada pengedar dan bandar narkoba serta penadah. Sebab disinyalir, sumber tingginya angka kriminal di Kota Medan tak lepas dari narkoba dan adanya penadah, terhadap barang curian yang dilakukan prilaku kriminal.

“Kita minta pihak kepolisian tidak ragu-ragu terhadap pelaku-pelaku kriminal yang meresahkan masyarakat. Terutama yang sering terjadi seperti begal,” kata Ketua Komisi A DPRD Medan Sabar Syamsuriah Sitepu kepada Sumut Pos, Selasa (7/11), menyikapi makin tingginya angka kriminalitas yang terjadi di Kota Medan belakangan ini.

Ia menilai, sayangnya sampai sekarang belum terlihat tindakan tegas pihak kepolisian terhadap penadah-penadah ini. “Nah inilah yang perlu dikejar sebenarnya. Karena kita yakin, kalau tidak ada penampungnya mau dimana barang itu dijual para pelaku kriminal tersebut,” katanya.

Oleh karenanya imbuh politisi Golkar ini, perlu dicari apa akar masalahnya, termasuk penyebab tingginya angka kriminal. Ia bahkan berkeyakinan, bahwa akar masalah itu karena narkoba dan adanya penadah. “Makanya jangan dikasih ampun, baik terhadap pengedar kecil, pengedar besar dan penadah itu. Samakan tindakannya dengan pelaku-pelaku kriminal,” tegasnya.

Semua hal ini juga berkaitan kepada masa depan generasi bangsa. Oleh sebab itu Sabar mengajak seluruh lapisan masyarakat ikut proaktif membantu tugas polisi. “Penyakit paling berat saat ini adalah masalah narkoba. Menyangkut masa depan bangsa, karena keturunan narkoba sudah tidak sehat pola pikirnya. Efek narkoba juga menjalar ke mana-mana, seperti prostitusi, begal, jambret, pemerkosaan dan lainnya,” katanya.Pemerintah juga didorong menyediakan fasilitas tes urine di setiap kepolisian sektor (polsek). Dimana setiap ada kejadian penangkapan pelaku kejahatan, bisa dites urine langsung dan tindakan yang diambil pasti berbeda dengan pelaku negatif narkoba. “Jangan sama penangannya dengan masyarakat tidak pemakai narkoba. Juga harus ada edukasi terhadap para kepala lingkungan, lurah dan camat secara nyata agar mereka mau tahu dengan wilayah dan masyarakatnya,” katanya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/