26.7 C
Medan
Wednesday, May 22, 2024

Persiapan Vaksinasi Covid-19 Tahap I, Satgas Data Kesiapan Faskes di Sumut

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Satgas Penanganan Covid-19 Sumut masih melakukan pendataan terkait fasilitas kesehatan (faskes) yang akan melaksanakan vaksinasi corona. Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Sumut dr Aris Yudhariansyah mengatakan, hingga kini pihaknya terus melakukan persiapan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 tahap I yang akan dilaksanakan pada pertengahan Januari mendatang.

Direktur Utama RSUP HAM, dr Zainal Safri SpPD-KKV SpJP (K).
Direktur Utama RSUP HAM, dr Zainal Safri SpPD-KKV SpJP (K).

Aris mengaku, belum bisa menyampaikan berapa banyak faskes yang akan melaksanakan vaksinasi corona. Sebab, diperlukan data fasilitas pelayanan kesehatan pelaksana vaksinasi Covid-19 yang memenuhi persyaratan. “Masih proses pendataan, belum bisa disampaikan,” ujarnya, Jumat (8/1).

Menurut dia, faskes yang masih dalam proses pendataan, datanya kemudian diinput dalam aplikasi. Dengan begitu, teregistrasi sebagai fasilitas layanan kesehatan yang akan dipilih oleh sasaran penerima vaksinasi. “Pendataan dan penetapan fasilitas pelayanan kesehatan baik Puskesmas, Rumah Sakit Pemerintah, Rumah Sakit Swasta dan Klinik yang memenuhi persyaratan tersebut, sesuai Permenkes Nomor 84/2020 tentang Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19. Setelah ditetapkan, lalu diinput ke dalam sistem aplikasi dengan melengkapi jadwal layanan vaksinasi,” kata Aris.

Disebutkannya, faskes harus memenuhi persyaratan mulai dari memiliki tenaga kesehatan pelaksana vaksinasi, sarana rantai dingin sesuai dengan jenis vaksin Covid-19 yang digunakan atau sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Selanjutnya, memiliki izin operasional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagi fasilitas pelayanan kesehatan yang tidak memenuhi persyaratan karena tidak ada sarana rantai pendingin, dapat menjadi tempat pelayanan vaksinasi Covid-19 namun dikoordinasi oleh puskesmas setempat. “Persyaratan tersebut sudah diatur dalam SK Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor HK.02.02/4/1/2021 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19,” sebut dia.

Aris mengimbau, kepada kabupaten/kota se-Sumut untuk mengecek kesiapan faskes dalam pelaksanaan vaksinasi. Mulai dari tenaga vaksinator, penyimpanan vaksin, logistik vaksinator (APD, face shield, masker bedah, hand sanitizer, sarung tangan) serta pendukung pelaksanaan vaksinasi.

“Selain itu, lakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang manfaat/keuntungan mendapat vaksinasi, dan memberi himbauan untuk mendukung sepenuhnya. Kemudian, menghimbau kepada seluruh pimpinan daerah, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, tokoh kesehatan agar menjadi pioneer pelaksanaan vaksinasi Covid-19,” pesannya.

Dia menambahkan, vaksinasi Covid-19 tahap I terhadap tenaga kesehatan (nakes) yang akan dimulai pada 14 Januari mendatang, secara nasional menargetkan 1.616.093 orang. Dari jumlah tersebut, Sumatera Utara sebanyak 69.614 orang. “Profil penerima vaksinasi Covid-19 nakes, di antaranya bidan klinis (14.256), perawat non ners (14.003), tenaga umum (3.942), bidan di desa (3.178), bidan (3.120), dokter (3.090), perawat ners (2.420), perawat kesehatan (2.205), dan kesehatan masyarakat (1.649),” pungkasnya.

3.696 Nakes RSUP HAM dan RSUD Pirngadi Siap Divaksin

Terpisah, Kasubbag Humas Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM), Medan, Rosario Dorothy Simanjuntak menyebutkan, jumlah nakes saat ini sebanyak 2.396 orang. Para nakes tersebut siap divaksin Covid-19 namun tetap harus melalui skrining. “Jumlah keseluruhan nakes ada 2.396 orang, tapi belum tentu semua layak divaksin. Sebab, ada proses skrining terlebih dahulu,” ujar Rosa.

Tak jauh beda disampaikan Kasubbag Hukum dan Humas RSUD Pirngadi Medan, Edison Perangin-angin. Kata Edison, belum tentu semua nakes yang bertugas di rumah sakit milik Pemko Medan ini divaksin Covid-19. “Sebelum divaksin, nakes harus diperiksa terlebih dahulu kondisi kesehatannya apakah memenuhi persyaratan. Jumlah nakes kita ada sekitar 1.300-an, termasuk tenaga administrasi,” ungkapnya.

Sosialisasi ke Pegawai

RSUP Haji Adam Malik melakukan sosialisasi terkait dengan program vaksinasi Covid-19 kepada para pegawai, Jumat (8/1). Sosialisasi yang dilakukan kepada seluruh pegawai rumah sakit vertikal Kementerian Kesehatan ini digelar secara virtual.

Direktur Utama RSUP HAM dr Zainal Safri SpPD-KKV SpJP (K) berharap, melalui sosialisasi ini dapat memberikan pemahaman terkait program vaksinasi Covid-19 yang akan segera dilaksanakan di RSUP HAM. “Kita mesti tahu bahwa vaksinasi ini baik buat kita, baik buat tenaga kesehatan yang high risk (berisiko tinggi),” ujar Zainal.

Dikatakan dia, banyak sekali hoaks yang beredar terkait vaksinasi Covid-19. Oleh sebab itu, jangan sampai ikut menyebarkan hoaks. “Kita harus menjadi penenang, bisa menyampaikan berita-berita yang baik kepada masyarakat,” pesan Zainal.

Ketua Tim Vaksinasi Covid-19 RSUP HAM dr Zuhrial Zubir SpPD K-AI menjelaskan, vaksinasi ini bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan, mencapai kekebalan, melindungi dan memperkuat sistem kesehatan, serta menjaga produktifitas. Vaksinasi ini pun tidak hanya akan memberikan perlindungan bagi penerima vaksin, tetapi sekaligus juga dapat melindungi orang-orang di sekitarnya.

“Kalau sudah divaksin, orang-orang tua yang tidak mungkin dapat menerima vaksin, orang hamil, anak-anak, mungkin juga yang komorbid (memiliki penyakit penyerta), autoimun, itu bisa terlindungi. Jadi vaksin ini membuat kita terlindungi dari penyakit, dan juga kita berpahala, karena melindungi orang-orang lain yang tidak mungkin dilakukan vaksinasi. Jadi ada dua hal, kita sendiri terlindungi, dan orang lain juga terlindungi,” jelasnya.

Meski begitu, ia mengingatkan untuk tetap menjalankan protokol kesehatan meskipun sudah menerima vaksin. “Walaupun sudah vaksinasi, jadi kita sudah ada pertahanan, jangan merasa hebat. Harus pakai masker juga, cuci tangan, jaga jarak, itu tetap dilakukan,” pungkasnya.

Sementara, Koordinator KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) Tim Vaksinasi Covid-19 RSUP HAM dr Lili Rahmawati SpA menyebutkan, reaksi yang mungkin terjadi setelah vaksinasi adalah alamiah, sehingga tidak perlu terlalu dikhawatirkan. “Kejadian pasca imuninasi itu adalah hal yang pasti terjadi. Tapi dengan persiapan yang baik, kita bisa meminimalisir efeknya,” jelas Lili.

Menurut Lili, ada beberapa reaksi yang mungkin terjadi setelah vaksinasi, seperti nyeri atau bengkak di tempat suntikan, kemerahan, hingga demam, nyeri otot, badan lemah, pusing, dan reaksi alergi. “Reaksi ini sama seperti yang terjadi setelah imunisasi dengan vaksin lain. Untuk itu, sudah disiapkan alur penanganan untuk pemantauan dan perawatan bagi penerima vaksin Covid-19 yang mengalami reaksi simpang atau kejadian ikutan pasca imunisasi ini,” imbuhnya. (ris)

 

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Satgas Penanganan Covid-19 Sumut masih melakukan pendataan terkait fasilitas kesehatan (faskes) yang akan melaksanakan vaksinasi corona. Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Sumut dr Aris Yudhariansyah mengatakan, hingga kini pihaknya terus melakukan persiapan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 tahap I yang akan dilaksanakan pada pertengahan Januari mendatang.

Direktur Utama RSUP HAM, dr Zainal Safri SpPD-KKV SpJP (K).
Direktur Utama RSUP HAM, dr Zainal Safri SpPD-KKV SpJP (K).

Aris mengaku, belum bisa menyampaikan berapa banyak faskes yang akan melaksanakan vaksinasi corona. Sebab, diperlukan data fasilitas pelayanan kesehatan pelaksana vaksinasi Covid-19 yang memenuhi persyaratan. “Masih proses pendataan, belum bisa disampaikan,” ujarnya, Jumat (8/1).

Menurut dia, faskes yang masih dalam proses pendataan, datanya kemudian diinput dalam aplikasi. Dengan begitu, teregistrasi sebagai fasilitas layanan kesehatan yang akan dipilih oleh sasaran penerima vaksinasi. “Pendataan dan penetapan fasilitas pelayanan kesehatan baik Puskesmas, Rumah Sakit Pemerintah, Rumah Sakit Swasta dan Klinik yang memenuhi persyaratan tersebut, sesuai Permenkes Nomor 84/2020 tentang Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19. Setelah ditetapkan, lalu diinput ke dalam sistem aplikasi dengan melengkapi jadwal layanan vaksinasi,” kata Aris.

Disebutkannya, faskes harus memenuhi persyaratan mulai dari memiliki tenaga kesehatan pelaksana vaksinasi, sarana rantai dingin sesuai dengan jenis vaksin Covid-19 yang digunakan atau sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Selanjutnya, memiliki izin operasional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagi fasilitas pelayanan kesehatan yang tidak memenuhi persyaratan karena tidak ada sarana rantai pendingin, dapat menjadi tempat pelayanan vaksinasi Covid-19 namun dikoordinasi oleh puskesmas setempat. “Persyaratan tersebut sudah diatur dalam SK Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor HK.02.02/4/1/2021 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19,” sebut dia.

Aris mengimbau, kepada kabupaten/kota se-Sumut untuk mengecek kesiapan faskes dalam pelaksanaan vaksinasi. Mulai dari tenaga vaksinator, penyimpanan vaksin, logistik vaksinator (APD, face shield, masker bedah, hand sanitizer, sarung tangan) serta pendukung pelaksanaan vaksinasi.

“Selain itu, lakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang manfaat/keuntungan mendapat vaksinasi, dan memberi himbauan untuk mendukung sepenuhnya. Kemudian, menghimbau kepada seluruh pimpinan daerah, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, tokoh kesehatan agar menjadi pioneer pelaksanaan vaksinasi Covid-19,” pesannya.

Dia menambahkan, vaksinasi Covid-19 tahap I terhadap tenaga kesehatan (nakes) yang akan dimulai pada 14 Januari mendatang, secara nasional menargetkan 1.616.093 orang. Dari jumlah tersebut, Sumatera Utara sebanyak 69.614 orang. “Profil penerima vaksinasi Covid-19 nakes, di antaranya bidan klinis (14.256), perawat non ners (14.003), tenaga umum (3.942), bidan di desa (3.178), bidan (3.120), dokter (3.090), perawat ners (2.420), perawat kesehatan (2.205), dan kesehatan masyarakat (1.649),” pungkasnya.

3.696 Nakes RSUP HAM dan RSUD Pirngadi Siap Divaksin

Terpisah, Kasubbag Humas Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM), Medan, Rosario Dorothy Simanjuntak menyebutkan, jumlah nakes saat ini sebanyak 2.396 orang. Para nakes tersebut siap divaksin Covid-19 namun tetap harus melalui skrining. “Jumlah keseluruhan nakes ada 2.396 orang, tapi belum tentu semua layak divaksin. Sebab, ada proses skrining terlebih dahulu,” ujar Rosa.

Tak jauh beda disampaikan Kasubbag Hukum dan Humas RSUD Pirngadi Medan, Edison Perangin-angin. Kata Edison, belum tentu semua nakes yang bertugas di rumah sakit milik Pemko Medan ini divaksin Covid-19. “Sebelum divaksin, nakes harus diperiksa terlebih dahulu kondisi kesehatannya apakah memenuhi persyaratan. Jumlah nakes kita ada sekitar 1.300-an, termasuk tenaga administrasi,” ungkapnya.

Sosialisasi ke Pegawai

RSUP Haji Adam Malik melakukan sosialisasi terkait dengan program vaksinasi Covid-19 kepada para pegawai, Jumat (8/1). Sosialisasi yang dilakukan kepada seluruh pegawai rumah sakit vertikal Kementerian Kesehatan ini digelar secara virtual.

Direktur Utama RSUP HAM dr Zainal Safri SpPD-KKV SpJP (K) berharap, melalui sosialisasi ini dapat memberikan pemahaman terkait program vaksinasi Covid-19 yang akan segera dilaksanakan di RSUP HAM. “Kita mesti tahu bahwa vaksinasi ini baik buat kita, baik buat tenaga kesehatan yang high risk (berisiko tinggi),” ujar Zainal.

Dikatakan dia, banyak sekali hoaks yang beredar terkait vaksinasi Covid-19. Oleh sebab itu, jangan sampai ikut menyebarkan hoaks. “Kita harus menjadi penenang, bisa menyampaikan berita-berita yang baik kepada masyarakat,” pesan Zainal.

Ketua Tim Vaksinasi Covid-19 RSUP HAM dr Zuhrial Zubir SpPD K-AI menjelaskan, vaksinasi ini bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan, mencapai kekebalan, melindungi dan memperkuat sistem kesehatan, serta menjaga produktifitas. Vaksinasi ini pun tidak hanya akan memberikan perlindungan bagi penerima vaksin, tetapi sekaligus juga dapat melindungi orang-orang di sekitarnya.

“Kalau sudah divaksin, orang-orang tua yang tidak mungkin dapat menerima vaksin, orang hamil, anak-anak, mungkin juga yang komorbid (memiliki penyakit penyerta), autoimun, itu bisa terlindungi. Jadi vaksin ini membuat kita terlindungi dari penyakit, dan juga kita berpahala, karena melindungi orang-orang lain yang tidak mungkin dilakukan vaksinasi. Jadi ada dua hal, kita sendiri terlindungi, dan orang lain juga terlindungi,” jelasnya.

Meski begitu, ia mengingatkan untuk tetap menjalankan protokol kesehatan meskipun sudah menerima vaksin. “Walaupun sudah vaksinasi, jadi kita sudah ada pertahanan, jangan merasa hebat. Harus pakai masker juga, cuci tangan, jaga jarak, itu tetap dilakukan,” pungkasnya.

Sementara, Koordinator KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) Tim Vaksinasi Covid-19 RSUP HAM dr Lili Rahmawati SpA menyebutkan, reaksi yang mungkin terjadi setelah vaksinasi adalah alamiah, sehingga tidak perlu terlalu dikhawatirkan. “Kejadian pasca imuninasi itu adalah hal yang pasti terjadi. Tapi dengan persiapan yang baik, kita bisa meminimalisir efeknya,” jelas Lili.

Menurut Lili, ada beberapa reaksi yang mungkin terjadi setelah vaksinasi, seperti nyeri atau bengkak di tempat suntikan, kemerahan, hingga demam, nyeri otot, badan lemah, pusing, dan reaksi alergi. “Reaksi ini sama seperti yang terjadi setelah imunisasi dengan vaksin lain. Untuk itu, sudah disiapkan alur penanganan untuk pemantauan dan perawatan bagi penerima vaksin Covid-19 yang mengalami reaksi simpang atau kejadian ikutan pasca imunisasi ini,” imbuhnya. (ris)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/