25.6 C
Medan
Monday, May 6, 2024

Kunjungan Balasan, Raja Brunei Meninggal

Foto: Boy Slamet/Jawa Pos
Patung sepanjang jalan menuju Makam :Makam Raja karna dari Brunai di Shizigang Kota Nanjing, China 5/6/2017. Raja Brunai meninggal di China saat kunjungan pada Dinasti Ming tahun 1408. Dimakamkan di bukit Shizigang dan dibangun prasati oleh berupa patung dan hewan yang berhadap hadapa sepanjang menuju makam.

Dalam muhibahnya ke kepulauan Nusantara, Laksamana Cheng Ho juga menjalin persahabatan dengan Kerajaan Brunei. Salah seorang rajanya, Raja Karna atau Abdul Majid Hassan, dimakamkan di Nanjing. Dia sakit dan meninggal di sana saat melakukan kunjungan balasan pada 1408.

Makam Raja Karna berada di Bukit Shizigang (bukit kerikil). Letaknya di barat daya Kota Nanjing. Tempat itu sekarang dibangun menjadi Taman Persahabatan Tiongkok-Brunei.

Dua hari lalu (5/6), kami mengunjungi tempat tersebut. Udaranya sejuk. Suhu 19 derajat Celsius. Hujan yang mengguyur sejak beberapa jam sebelumnya membuat udara lebih dingin.

Dari catatan yang ada, Raja Brunei meninggal di Nanjing pada 19 Oktober 1408. ”Sampai sekarang, famili Kerajaan Brunei dan orang Brunei sering datang berkunjung,” kata Feng Mei Ying, petugas pengantar tamu di taman tersebut.

Taman itu memang belum secantik destinasi wisata sejarah lainnya di Nanjing. Pepohonan rimbun, tapi terkesan tumbuh liar. Kurang tertata. Begitu pula danaunya. Masih belum diapa-apakan.

Tapi, Feng kemudian menunjuk ke sebuah maket taman yang indah. ’’Taman ini belum jadi. Nanti tiga tahun ke depan bentuknya seperti itu,’’ katanya.

Taman itu mempunyai sebuah hall yang menyimpan banyak gambar dan dokumen terkait persahabatan Tiongkok-Brunei. Persahabatan tersebut terjalin sejak ratusan tahun lalu. Mungkin sama tuanya dengan usia persahabatan dengan kerajaan-kerajaan lain di Nusantara, seperti Majapahit dan Sriwijaya.

Sajian utama taman tersebut tentu saja makam raja Brunei. Lingkungannya cukup luas. Dari utara ke selatan panjangnya kira-kira 100 meter. Di muka makam terdapat sebuah jalan yang lebar. Di kedua tepinya berderet dari utara ke selatan lima pasang patung batu. Yakni, patung hulu balang, harimau, kambing, menteri, dan kuda. Jarak antarpatung kira-kira 3 meter.

Kemudian, berjalan ke Tenggara kira-kira 70 meter, ada sebuah nisan berbentuk kura-kura. Di Tiongkok, kura-kura merupakan simbol panjang umur atau keabadian.

Foto: Boy Slamet/Jawa Pos
Patung sepanjang jalan menuju Makam :Makam Raja karna dari Brunai di Shizigang Kota Nanjing, China 5/6/2017. Raja Brunai meninggal di China saat kunjungan pada Dinasti Ming tahun 1408. Dimakamkan di bukit Shizigang dan dibangun prasati oleh berupa patung dan hewan yang berhadap hadapa sepanjang menuju makam.

Dalam muhibahnya ke kepulauan Nusantara, Laksamana Cheng Ho juga menjalin persahabatan dengan Kerajaan Brunei. Salah seorang rajanya, Raja Karna atau Abdul Majid Hassan, dimakamkan di Nanjing. Dia sakit dan meninggal di sana saat melakukan kunjungan balasan pada 1408.

Makam Raja Karna berada di Bukit Shizigang (bukit kerikil). Letaknya di barat daya Kota Nanjing. Tempat itu sekarang dibangun menjadi Taman Persahabatan Tiongkok-Brunei.

Dua hari lalu (5/6), kami mengunjungi tempat tersebut. Udaranya sejuk. Suhu 19 derajat Celsius. Hujan yang mengguyur sejak beberapa jam sebelumnya membuat udara lebih dingin.

Dari catatan yang ada, Raja Brunei meninggal di Nanjing pada 19 Oktober 1408. ”Sampai sekarang, famili Kerajaan Brunei dan orang Brunei sering datang berkunjung,” kata Feng Mei Ying, petugas pengantar tamu di taman tersebut.

Taman itu memang belum secantik destinasi wisata sejarah lainnya di Nanjing. Pepohonan rimbun, tapi terkesan tumbuh liar. Kurang tertata. Begitu pula danaunya. Masih belum diapa-apakan.

Tapi, Feng kemudian menunjuk ke sebuah maket taman yang indah. ’’Taman ini belum jadi. Nanti tiga tahun ke depan bentuknya seperti itu,’’ katanya.

Taman itu mempunyai sebuah hall yang menyimpan banyak gambar dan dokumen terkait persahabatan Tiongkok-Brunei. Persahabatan tersebut terjalin sejak ratusan tahun lalu. Mungkin sama tuanya dengan usia persahabatan dengan kerajaan-kerajaan lain di Nusantara, seperti Majapahit dan Sriwijaya.

Sajian utama taman tersebut tentu saja makam raja Brunei. Lingkungannya cukup luas. Dari utara ke selatan panjangnya kira-kira 100 meter. Di muka makam terdapat sebuah jalan yang lebar. Di kedua tepinya berderet dari utara ke selatan lima pasang patung batu. Yakni, patung hulu balang, harimau, kambing, menteri, dan kuda. Jarak antarpatung kira-kira 3 meter.

Kemudian, berjalan ke Tenggara kira-kira 70 meter, ada sebuah nisan berbentuk kura-kura. Di Tiongkok, kura-kura merupakan simbol panjang umur atau keabadian.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/