30 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Gojek Pasang Deteksi Aplikasi ‘Tuyul’

Foto: M IDRIS/Sumut Pos
VP Corporate Communication Go-Jek Michael Say (kanan) bersama dengan VP Regional Go-Jek Sumatra Edy Tan (tengah) dan PR Manager Go-Jek Rindu Ragilia, saat sosialisasi kebijakan hapus tuyul di Medan, Senin (9/4).

SUMUTPOS.CO – Go-Jek, salah satu perusahaan transportasi berbasis aplikasi tengah mengembangkan sistem yang dapat mendeteksi GPS palsu atau aplikasi ‘tuyul’. Oleh karenanya, kepada mitra pengemudi atau driver baik roda empat (Go-Car) maupun roda dua (Go-Ride) diultimatum segera menghapus GPS palsu tersebut.

Vice President (VP) Corporate Communication Go-Jek Michael Say mengatakan, sistem yang dikembangkan untuk memastikan keadilan bagi para mitra driver yang jujur dan bekerja keras membantu jutaan warga Indonesia setiap harinya. Untuk itu, diberikan kesempatan kepada mitra driver segera menghapus aplikasi GPS palsu sebelum mendapat sanksi.

“Mulai hari ini (kemarin, red), driver yang terdeteksi memiliki tuyul maka langsung menerima notifikasi melalui smartphone mereka masing-masing. Notifikasi yang diterima, mengharuskan driver segera menghapus GPS palsu tersebut,” ungkap Michael Say dalam media gathering sosialisasi kebijakan hapus tuyul di Istana Koki Medan, Senin (9/4).

Diutarakannya, bila driver tak menghapus GPS palsu selama 7 hari ke depan ketika menerima notifikasi, maka diberikan sanksi tak bisa mengambil bonus. Namun demikian, driver tetap bisa beroperasi menarik penumpang. Akan tetapi, sambungnya, jika sampai kurun waktu 14 hari tak juga menghapus tuyul maka diberi sanksi tegas berupa pemblokiran atau suspend.

“Kebijakan ini menjawab aspirasi mitra driver terkait dengan masalah yang sering mereka hadapi dalam mendapatkan order dari pelanggan. Diharapkan dengan penerapan kebijakan ini, mitra bisa bekerja lebih nyaman demi keluarga mereka,” ujar Michael Say yang didampingi VP Regional Go-Jek Sumatra Edy Tan dan Public Relation Manager Go-Jek Rindu Ragilia.

Michael menyebutkan, saat ini jumlah driver yang terdata di seluruh Indonesia mencapai 1.000 lebih baik itu Go-Car ataupun Go-Ride. Namun sayangnya, ia tak merinci berapa persen yang terdeteksi menggunakan GPS palsu.

“Kalau di Jakarta, Bandung dan Surabaya sudah 80 persen menghapus atau meng-instal ulang tuyulnya. Untuk di Medan sendiri masih dalam proses pendataan dan akhir bulan ini baru bisa disampaikan,” sebut dia.

VP Regional Go-Jek Sumatra Edy Tan mengatakan, kebijakan yang diterapkan ini diberlakukan secara bertahap terlebih dahulu ke beberapa kota termasuk Medan. Makanya, sosialisasi kebijakan ini dilakukan di Medan guna menciptakan kesetaraan dan keadilan bagi seluruh mitra driver.

Sebab, mitra merupakan tulang punggung dimana mereka bekerja begitu keras siang dan malam demi membantu jutaan warga Indonesia setiap harinya. Kenyamanan mitra dalam bekerja dan mendapatkan order merupakan salah satu prioritas utama.

“Penggunaan aplikasi tuyul merupakan tindakan curang yang akan merugikan mitra sendiri dan juga mitra lainnya, yang bekerja dengan jujur.  Beberapa oknum mitra menggunakan aplikasi tuyul untuk mendapatkan keuntungan dengan cara tidak adil,” ujarnya.

Padahal, lanjutnya, menggunakan GPS palsu di aplikasi justru akan membahayakan data dari akun mitra tersebut. Penggunaan aplikasi juga membuat smartphone mitra rentan terhadap program-program jahat yang bisa dibawa oleh aplikasi tuyul,” pungkasnya. (ris/ila)

 

 

 

Foto: M IDRIS/Sumut Pos
VP Corporate Communication Go-Jek Michael Say (kanan) bersama dengan VP Regional Go-Jek Sumatra Edy Tan (tengah) dan PR Manager Go-Jek Rindu Ragilia, saat sosialisasi kebijakan hapus tuyul di Medan, Senin (9/4).

SUMUTPOS.CO – Go-Jek, salah satu perusahaan transportasi berbasis aplikasi tengah mengembangkan sistem yang dapat mendeteksi GPS palsu atau aplikasi ‘tuyul’. Oleh karenanya, kepada mitra pengemudi atau driver baik roda empat (Go-Car) maupun roda dua (Go-Ride) diultimatum segera menghapus GPS palsu tersebut.

Vice President (VP) Corporate Communication Go-Jek Michael Say mengatakan, sistem yang dikembangkan untuk memastikan keadilan bagi para mitra driver yang jujur dan bekerja keras membantu jutaan warga Indonesia setiap harinya. Untuk itu, diberikan kesempatan kepada mitra driver segera menghapus aplikasi GPS palsu sebelum mendapat sanksi.

“Mulai hari ini (kemarin, red), driver yang terdeteksi memiliki tuyul maka langsung menerima notifikasi melalui smartphone mereka masing-masing. Notifikasi yang diterima, mengharuskan driver segera menghapus GPS palsu tersebut,” ungkap Michael Say dalam media gathering sosialisasi kebijakan hapus tuyul di Istana Koki Medan, Senin (9/4).

Diutarakannya, bila driver tak menghapus GPS palsu selama 7 hari ke depan ketika menerima notifikasi, maka diberikan sanksi tak bisa mengambil bonus. Namun demikian, driver tetap bisa beroperasi menarik penumpang. Akan tetapi, sambungnya, jika sampai kurun waktu 14 hari tak juga menghapus tuyul maka diberi sanksi tegas berupa pemblokiran atau suspend.

“Kebijakan ini menjawab aspirasi mitra driver terkait dengan masalah yang sering mereka hadapi dalam mendapatkan order dari pelanggan. Diharapkan dengan penerapan kebijakan ini, mitra bisa bekerja lebih nyaman demi keluarga mereka,” ujar Michael Say yang didampingi VP Regional Go-Jek Sumatra Edy Tan dan Public Relation Manager Go-Jek Rindu Ragilia.

Michael menyebutkan, saat ini jumlah driver yang terdata di seluruh Indonesia mencapai 1.000 lebih baik itu Go-Car ataupun Go-Ride. Namun sayangnya, ia tak merinci berapa persen yang terdeteksi menggunakan GPS palsu.

“Kalau di Jakarta, Bandung dan Surabaya sudah 80 persen menghapus atau meng-instal ulang tuyulnya. Untuk di Medan sendiri masih dalam proses pendataan dan akhir bulan ini baru bisa disampaikan,” sebut dia.

VP Regional Go-Jek Sumatra Edy Tan mengatakan, kebijakan yang diterapkan ini diberlakukan secara bertahap terlebih dahulu ke beberapa kota termasuk Medan. Makanya, sosialisasi kebijakan ini dilakukan di Medan guna menciptakan kesetaraan dan keadilan bagi seluruh mitra driver.

Sebab, mitra merupakan tulang punggung dimana mereka bekerja begitu keras siang dan malam demi membantu jutaan warga Indonesia setiap harinya. Kenyamanan mitra dalam bekerja dan mendapatkan order merupakan salah satu prioritas utama.

“Penggunaan aplikasi tuyul merupakan tindakan curang yang akan merugikan mitra sendiri dan juga mitra lainnya, yang bekerja dengan jujur.  Beberapa oknum mitra menggunakan aplikasi tuyul untuk mendapatkan keuntungan dengan cara tidak adil,” ujarnya.

Padahal, lanjutnya, menggunakan GPS palsu di aplikasi justru akan membahayakan data dari akun mitra tersebut. Penggunaan aplikasi juga membuat smartphone mitra rentan terhadap program-program jahat yang bisa dibawa oleh aplikasi tuyul,” pungkasnya. (ris/ila)

 

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/