35 C
Medan
Sunday, April 28, 2024

Narkoba dan Kemiskinan Penyebab Begal

Kapolsek Medan Baru Kompol Victor Ziliwu memaparkan kronologis penembakan bos begal.

MEDAN, SUMUTPOS.CO –Kualitas kejahatan pencurian kendaraan bermotor (Curanmor), pencurian dengan pemberatan (Curat) dan pencurian dengan kekerasan (Curas) bisa dibilang meningkat. Bukan hanya narkotika yang menjadi penyebab, namun masih tingginya angka kemiskinan ikut menjadi salah satu faktor.

“Ini akibat dari kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat. Pemko Medan lepas tangan dengan wacana begal ini. Apalagi angka kriminalitas yang tinggi karena tingkat kesejahteraan yang sangat rendah jadi pemicunya,” kata Pengamat Sosial yang juga dosen FISIP USU, Yurial Arief Lubis dalam diskusi yang digelar oleh Barisan Anti Kriminalitas (Ribak) Kota Medan di LLPM Cikal USU, Kamis (9/11).

Yurial juga bilang, selama ini pemerintah hanya fokus pada pembangunan infrastruktur. Sedangkan untuk kesejahteraan masyarakat sangat minim.

“Artinya, masyarakat yang miskin memilih menggunakan bermacam cara untuk memenuhi kehidupannya,” tukasnya.

Dia pun menanggapi soal tindakan tembak langsung kepada pelaku kriminalitas yang dilakukan polisi belakangan ini. Menurutnya, itu hal yang salah dalam perspektif sosial. Apalagi hukum diciptakan untuk kebijaksanaan.

“Solusi untuk mengurangi angka kriminalitas di Kota Medan adalah dengan mensejahterakan masyarakat. Pemerintah harus mengeluarkan kebijakan yang pro rakyat,” katanya.

Setiap tahunnya, jumlah penduduk miskin di Kota Medan terus bertambah. Berdasarkan update data Badan Pusat Statistik (BPS) terakhir tahun 2015, kata Yurial, angka kemiskinan Kota Medan 420.208 penduduk.

“Untuk tindakan pencegahan tindak kriminalitas bukan hanya harus dilakukan kepolisian. Pemerintah juga bertanggung jawab. Jangan jadikan polisi ini sebagai tameng,” tandasnya.

Menurutnya, polisi sudah saat nya bekerjasama dengan DPRD Medan agar masalah kemiskinan ini bisa dientaskan bersama-sama.

“Ini juga menjadi tugas anggota dewan sebagai pengawas kinerja eksekutif untuk mengentaskan masalah kemiskinan. Karena kalau masalah kemiskinan ini terus dibiarkan bakal menjadi penyebab kejahatan-kejahatan lainnya,” pungkas Yurial.

Sementara, Kanit Bintibmas Sat Binmas Polrestabes Medan AKP Torang Niari Sinaga mengatakan, angka kriminalitas juga dipicu dari maraknya penyalahgunaan narkoba. Polisi menurutnya, sudah melakukan berbagai cara mulai preemtif, preventif dan represif.

Soal tindakan tegas terukur yang dilakukan untuk para pelaku kriminalitas, Torang Niari bilang itu sudah sesuai prosedur. Apalagi para pelaku sampai melukai korban dan sampai menghilangkan nyawa.

“Ini lah pertimbangan dari pihak kepolisian. Apakah ini melanggar HAM atau tidak, kami melakukan itu pasti sudah menerima pendapat-pendapat dari pihak lain. Kami mendapat banyak masukan,” jelas Torang.(dvs/ala)

Kapolsek Medan Baru Kompol Victor Ziliwu memaparkan kronologis penembakan bos begal.

MEDAN, SUMUTPOS.CO –Kualitas kejahatan pencurian kendaraan bermotor (Curanmor), pencurian dengan pemberatan (Curat) dan pencurian dengan kekerasan (Curas) bisa dibilang meningkat. Bukan hanya narkotika yang menjadi penyebab, namun masih tingginya angka kemiskinan ikut menjadi salah satu faktor.

“Ini akibat dari kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat. Pemko Medan lepas tangan dengan wacana begal ini. Apalagi angka kriminalitas yang tinggi karena tingkat kesejahteraan yang sangat rendah jadi pemicunya,” kata Pengamat Sosial yang juga dosen FISIP USU, Yurial Arief Lubis dalam diskusi yang digelar oleh Barisan Anti Kriminalitas (Ribak) Kota Medan di LLPM Cikal USU, Kamis (9/11).

Yurial juga bilang, selama ini pemerintah hanya fokus pada pembangunan infrastruktur. Sedangkan untuk kesejahteraan masyarakat sangat minim.

“Artinya, masyarakat yang miskin memilih menggunakan bermacam cara untuk memenuhi kehidupannya,” tukasnya.

Dia pun menanggapi soal tindakan tembak langsung kepada pelaku kriminalitas yang dilakukan polisi belakangan ini. Menurutnya, itu hal yang salah dalam perspektif sosial. Apalagi hukum diciptakan untuk kebijaksanaan.

“Solusi untuk mengurangi angka kriminalitas di Kota Medan adalah dengan mensejahterakan masyarakat. Pemerintah harus mengeluarkan kebijakan yang pro rakyat,” katanya.

Setiap tahunnya, jumlah penduduk miskin di Kota Medan terus bertambah. Berdasarkan update data Badan Pusat Statistik (BPS) terakhir tahun 2015, kata Yurial, angka kemiskinan Kota Medan 420.208 penduduk.

“Untuk tindakan pencegahan tindak kriminalitas bukan hanya harus dilakukan kepolisian. Pemerintah juga bertanggung jawab. Jangan jadikan polisi ini sebagai tameng,” tandasnya.

Menurutnya, polisi sudah saat nya bekerjasama dengan DPRD Medan agar masalah kemiskinan ini bisa dientaskan bersama-sama.

“Ini juga menjadi tugas anggota dewan sebagai pengawas kinerja eksekutif untuk mengentaskan masalah kemiskinan. Karena kalau masalah kemiskinan ini terus dibiarkan bakal menjadi penyebab kejahatan-kejahatan lainnya,” pungkas Yurial.

Sementara, Kanit Bintibmas Sat Binmas Polrestabes Medan AKP Torang Niari Sinaga mengatakan, angka kriminalitas juga dipicu dari maraknya penyalahgunaan narkoba. Polisi menurutnya, sudah melakukan berbagai cara mulai preemtif, preventif dan represif.

Soal tindakan tegas terukur yang dilakukan untuk para pelaku kriminalitas, Torang Niari bilang itu sudah sesuai prosedur. Apalagi para pelaku sampai melukai korban dan sampai menghilangkan nyawa.

“Ini lah pertimbangan dari pihak kepolisian. Apakah ini melanggar HAM atau tidak, kami melakukan itu pasti sudah menerima pendapat-pendapat dari pihak lain. Kami mendapat banyak masukan,” jelas Torang.(dvs/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/