26.7 C
Medan
Saturday, May 11, 2024

Dari 1.351 Penderita Hipertensi, 186 Meninggal Dunia

Hipertensi-Ilustrasi

SUMUTPOS.CO  – Penyakit hipertensi tampaknya masih banyak melanda warga Kota Medan. Terbukti, sejak Januri hingga November 2016, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pirngari Medan tercatat telah merawat 1.351 penderita hipertensi.

HAL itu dikatakan Kasubbag Hukum dan Humas RSUD dr Pirngadi Medan, Edison Peranginangin di Medan, Selasa (10/1). “Penderita hipertensi merupakan pasien yang paling banyak dirawat RSUD Pirngadi selama tahun 2016,” ungkapnya.

Dari ribuan penderita tersebut, 186 orang meninggal dunia. Sedangkan 1.165 orang menjalani rawat inap dan rawat jalan. “Dari ribuan penderita tersebut, sebanyak 186 meninggal dunia,” tambahnya.

Dijelaskan, pada tahun 2016, setiap bukan lebih dari 100 orang berobat ke RSUD Pirngadi karena menderita hipertensi. Rinciannya, pada Januari 2016 sebanyak 141 orang Februari 122 orang, Maret 134 orang, April 108 orang, Mei 134 orang, Juni 146 orang, Juli 118 orang, Agustus 133 orang, Oktober 109 dan November 103 orang.

“Setiap bukan lebih dari 100 orang warga Kota Medan mengalami hipertensi. Sebagian dari jumlah tersebut dirawat inap di RSUD dr Pirngadi Medan,” tambahnya.

Bukan hanya Kota Medan, penyakit hipetensi di Sumatera Utara secara keseluruhan juga cukup tinggi. Berdasarkan data yang diterima dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, tercatat 50.162 orang menderita hipertensi. Jumlah tersebut belum meliputi penderita di Kota Medan, Deliserdang, Labuhanbatu Selatan, Tanjungbalai, Tapanuli Utara, Samosir, Tapanuli Selatan, Nias dan Nias Utara, karena belum menyerahkan data.

Dari jumlah tersebut, wanita merupakan paling banyak menderita hipertensi yakni 27.021. Untuk usia yang paling banyak menderita, tercatat di atas 55 tahun dengan jumlah 22.618. Kemudian usia 18 sampai 44 tahun dengan jumlah 14.984 dan usia 45 sampai 55 tahun dengan jumlah 12. 560.

Sementara untuk daerah yang paling banyak penderita hipertensi adalah Langkat dengan jumlah 6.643, disusul Dairi dengan jumlah 5.652. Asahan berada di posisi ketiga dengan 5.421 penderita dan Pematangsiantar diposisi keempat dengan 4.055.

Tapi, bika dibandingkan dengan tahun 2015, penderita hipertensi di Sumut mengalami penurunan. Pada tahun 2015, tercatat sebanyak 151.939 orang warga Sumut menderita hipertensi. Wanita tetap menjadi penderita paling banyak, yakni 87.774 orang.

Menurut Prof Harun Rasyid SpPD-KGH, sekitar 20 persen masyarakat Indonesia mengalami hipertensi. Satu dari lima orang di Indoensia mengalami hipertensi esensial atau yang tidak diketahui penyebabnya.

Hipertensi atau darah tinggi adalah suatu keadaan tekanan darah seseorang berada pada tingkatan diatas normal. Hipertensi esensial tidak diketahui penyebabnya dan paling umum terjadi pada sebagian besar kasus. Bisa saja berasal dari kakek, bapak tetapi tidak harus.

Tidak ada ciri ciri orang hypertensi, karenanya untuk mengetahui hal itu harus dilakukan pengukuran tekanan darah, baru diketahui apakah tekanan darah normal atau tidak. Bahkan, Hypertensi mengakibatkan penyakit jantung, stroke dan ginjal dan yang terbanyak di Indonesia menyebabkan orang menjalani cuci darah.

“Penderita hipertensi hampir sama dialami pria dan wanita. Dari anak anak juga bisa dibawa sejak lahir. Semakin bertambah usia maka bisa semakin besar kemungkinan mengalami Hypertensi, ” katanya. (ain/dek)

Hipertensi-Ilustrasi

SUMUTPOS.CO  – Penyakit hipertensi tampaknya masih banyak melanda warga Kota Medan. Terbukti, sejak Januri hingga November 2016, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pirngari Medan tercatat telah merawat 1.351 penderita hipertensi.

HAL itu dikatakan Kasubbag Hukum dan Humas RSUD dr Pirngadi Medan, Edison Peranginangin di Medan, Selasa (10/1). “Penderita hipertensi merupakan pasien yang paling banyak dirawat RSUD Pirngadi selama tahun 2016,” ungkapnya.

Dari ribuan penderita tersebut, 186 orang meninggal dunia. Sedangkan 1.165 orang menjalani rawat inap dan rawat jalan. “Dari ribuan penderita tersebut, sebanyak 186 meninggal dunia,” tambahnya.

Dijelaskan, pada tahun 2016, setiap bukan lebih dari 100 orang berobat ke RSUD Pirngadi karena menderita hipertensi. Rinciannya, pada Januari 2016 sebanyak 141 orang Februari 122 orang, Maret 134 orang, April 108 orang, Mei 134 orang, Juni 146 orang, Juli 118 orang, Agustus 133 orang, Oktober 109 dan November 103 orang.

“Setiap bukan lebih dari 100 orang warga Kota Medan mengalami hipertensi. Sebagian dari jumlah tersebut dirawat inap di RSUD dr Pirngadi Medan,” tambahnya.

Bukan hanya Kota Medan, penyakit hipetensi di Sumatera Utara secara keseluruhan juga cukup tinggi. Berdasarkan data yang diterima dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, tercatat 50.162 orang menderita hipertensi. Jumlah tersebut belum meliputi penderita di Kota Medan, Deliserdang, Labuhanbatu Selatan, Tanjungbalai, Tapanuli Utara, Samosir, Tapanuli Selatan, Nias dan Nias Utara, karena belum menyerahkan data.

Dari jumlah tersebut, wanita merupakan paling banyak menderita hipertensi yakni 27.021. Untuk usia yang paling banyak menderita, tercatat di atas 55 tahun dengan jumlah 22.618. Kemudian usia 18 sampai 44 tahun dengan jumlah 14.984 dan usia 45 sampai 55 tahun dengan jumlah 12. 560.

Sementara untuk daerah yang paling banyak penderita hipertensi adalah Langkat dengan jumlah 6.643, disusul Dairi dengan jumlah 5.652. Asahan berada di posisi ketiga dengan 5.421 penderita dan Pematangsiantar diposisi keempat dengan 4.055.

Tapi, bika dibandingkan dengan tahun 2015, penderita hipertensi di Sumut mengalami penurunan. Pada tahun 2015, tercatat sebanyak 151.939 orang warga Sumut menderita hipertensi. Wanita tetap menjadi penderita paling banyak, yakni 87.774 orang.

Menurut Prof Harun Rasyid SpPD-KGH, sekitar 20 persen masyarakat Indonesia mengalami hipertensi. Satu dari lima orang di Indoensia mengalami hipertensi esensial atau yang tidak diketahui penyebabnya.

Hipertensi atau darah tinggi adalah suatu keadaan tekanan darah seseorang berada pada tingkatan diatas normal. Hipertensi esensial tidak diketahui penyebabnya dan paling umum terjadi pada sebagian besar kasus. Bisa saja berasal dari kakek, bapak tetapi tidak harus.

Tidak ada ciri ciri orang hypertensi, karenanya untuk mengetahui hal itu harus dilakukan pengukuran tekanan darah, baru diketahui apakah tekanan darah normal atau tidak. Bahkan, Hypertensi mengakibatkan penyakit jantung, stroke dan ginjal dan yang terbanyak di Indonesia menyebabkan orang menjalani cuci darah.

“Penderita hipertensi hampir sama dialami pria dan wanita. Dari anak anak juga bisa dibawa sejak lahir. Semakin bertambah usia maka bisa semakin besar kemungkinan mengalami Hypertensi, ” katanya. (ain/dek)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/