28.9 C
Medan
Wednesday, May 1, 2024

Mitra Minta Batasi Driver

Triadi Wibowo/Sumut Pos_
TAGAR: Seorang pengguna akun Medsos Instagram menunjukan Tagar Hapustuyul di Hp miliknya di Jalan Sisisangamangaraja Medan, Selasa (10/4).

SUMUTPOS.CO – PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (AKAB), melalui perusahaannya Go-Jek, menegaskan gerakan dengan tagar #HapusTuyul, sebuah gerakan yang memberi tekanan dan desakan agar para mitra mereka menghapus aplikasi tambahan berupa fake GPS yang kerap digunakan untuk memanipulasi orderan.

Hal ini dilakukan Go-Jek untuk lantaran banyaknya mitra mereka baik pengendara sepedamotor maupun mobil yang menggunakan aplikasi ini untuk mendapatkan orderan.

Menanggapi hal ini, para mitra Go-Jek khususnya yang merupakan pengemudi Go-Car (mobil) mengaku yang perlu dilakukan oleh perusahaan transportasi daring ini adalah membatasi dan menutup pendaftaraan mitra mereka.

Salah seorang mitra yang tidak ingin disebutkan namanya mengaku, baru mendengar soal gerakan bertagar Hapus Tuyul itu. Dia menyebut permasalahan yang saat ini terjadi dan dialami adalah soal sepinya orderan. “Beginilah bang, biar tahu saja kalau orderan GoJek itu sampai saat ini sepi. Itu yang harus mereka selesaikan. Kenapa bisa sepi, karena perusahaan itu masih terus melakukan penerimaan mitra,” kata sumber tersebut, Selasa (10/4).

Dia beralasan, beberapa bulan lalu dirinya masih bisa mendapat 15 hingg 20 orderan dalam sehari. Tapi, belakangan, hanya berselang dua atau tiga bulan belakangan orderan dari perusahaan milik anak negeri ini menurutnya sepi.

“Nah, aplikasi ‘tuyul’ ini sebenarnya kami gunakan supaya mudah dapat orderan. Kalau kami harus jalan keliling cari orderan ya rugi. Sudah orderan sepi karena banyaknya driver lain. Harusnya jangan seperti itulah mereka buat kebijakan, sama saja mereka membodoh-bodohi kami mitra ini, cuma makan ongkos saja gak dapat insentif yang mereka janjikan,” ungkap warga Perumnas Simalingkar, Kelurahan Simpang Selayang, Kecamatan Medan Tuntungan ini.

Sumber ini menerangkan, insentif untuk mitra Go-Jek yang memiliki mobil saat ini turun drastis dan itu terjadi tiga bulan belakangan. “Sejak pertengahan Januari insentif Go Car menurun. Sebelumnya kalau hari biasa 10 poin itu kami bisa dapat Rp300 ribu, sekarang 10 poin cuma dapat Rp100 ribu. Belum lagi orderan sepi, ya itu karena banyaknya mitra yang terus direkrut,” ungkapnya.

Menurutnya, banyak kebijakan perusahaan itu yang saat ini terus menekan mitranya untuk bekerja keras mencari orderan. “Memang itu hak mereka selaku pemilik perusahaan. Banyak juga rekan lain kemudian beralih ke perusahaan transportasi daring tandingan, di situ malah orderan masih banyak beda seperti di GoCar,” katanya.

Triadi Wibowo/Sumut Pos_
TAGAR: Seorang pengguna akun Medsos Instagram menunjukan Tagar Hapustuyul di Hp miliknya di Jalan Sisisangamangaraja Medan, Selasa (10/4).

SUMUTPOS.CO – PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (AKAB), melalui perusahaannya Go-Jek, menegaskan gerakan dengan tagar #HapusTuyul, sebuah gerakan yang memberi tekanan dan desakan agar para mitra mereka menghapus aplikasi tambahan berupa fake GPS yang kerap digunakan untuk memanipulasi orderan.

Hal ini dilakukan Go-Jek untuk lantaran banyaknya mitra mereka baik pengendara sepedamotor maupun mobil yang menggunakan aplikasi ini untuk mendapatkan orderan.

Menanggapi hal ini, para mitra Go-Jek khususnya yang merupakan pengemudi Go-Car (mobil) mengaku yang perlu dilakukan oleh perusahaan transportasi daring ini adalah membatasi dan menutup pendaftaraan mitra mereka.

Salah seorang mitra yang tidak ingin disebutkan namanya mengaku, baru mendengar soal gerakan bertagar Hapus Tuyul itu. Dia menyebut permasalahan yang saat ini terjadi dan dialami adalah soal sepinya orderan. “Beginilah bang, biar tahu saja kalau orderan GoJek itu sampai saat ini sepi. Itu yang harus mereka selesaikan. Kenapa bisa sepi, karena perusahaan itu masih terus melakukan penerimaan mitra,” kata sumber tersebut, Selasa (10/4).

Dia beralasan, beberapa bulan lalu dirinya masih bisa mendapat 15 hingg 20 orderan dalam sehari. Tapi, belakangan, hanya berselang dua atau tiga bulan belakangan orderan dari perusahaan milik anak negeri ini menurutnya sepi.

“Nah, aplikasi ‘tuyul’ ini sebenarnya kami gunakan supaya mudah dapat orderan. Kalau kami harus jalan keliling cari orderan ya rugi. Sudah orderan sepi karena banyaknya driver lain. Harusnya jangan seperti itulah mereka buat kebijakan, sama saja mereka membodoh-bodohi kami mitra ini, cuma makan ongkos saja gak dapat insentif yang mereka janjikan,” ungkap warga Perumnas Simalingkar, Kelurahan Simpang Selayang, Kecamatan Medan Tuntungan ini.

Sumber ini menerangkan, insentif untuk mitra Go-Jek yang memiliki mobil saat ini turun drastis dan itu terjadi tiga bulan belakangan. “Sejak pertengahan Januari insentif Go Car menurun. Sebelumnya kalau hari biasa 10 poin itu kami bisa dapat Rp300 ribu, sekarang 10 poin cuma dapat Rp100 ribu. Belum lagi orderan sepi, ya itu karena banyaknya mitra yang terus direkrut,” ungkapnya.

Menurutnya, banyak kebijakan perusahaan itu yang saat ini terus menekan mitranya untuk bekerja keras mencari orderan. “Memang itu hak mereka selaku pemilik perusahaan. Banyak juga rekan lain kemudian beralih ke perusahaan transportasi daring tandingan, di situ malah orderan masih banyak beda seperti di GoCar,” katanya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/