30.6 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Seribuan Pedagang Ancam Demo

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
PKL PRINGGAN_Pedagang kaki lima (pkl) masih terlihat berjualan di Jalan Pasar Pringgan Medan, beberapa waktu lalu.

SUMUTPOS.CO – Kisruh pengelolaan Pasar Pringgan yang diprotes para pedagang hingga kini belum usai. Sebab, pengelolaan pasar tersebut masih dikelola pihak ketiga yaitu PT Panbers. Untuk itu, pedagang mengancam akan ribut besar atau demo dengan jumlah ribuan massa.

Kuasa Hukum Pedagang Pasar Pringgan, Hans Silalahi menyatakan, Pemerintah Kota Medan diminta dapat mengakomodir permintaan para pedagang. Sebab, jika tetap dipertahankan dikelola oleh PT Panbers maka kemungkinan bakal terjadi keributan besar.”Kita akan ribut besar atau demo dengan jumlah ribuan massa. Jadi, diharapkan jangan ada lagi perpecahan karena dikhawatirkan terjadi pertumpahan darah,” ujar Hans, kemarin.

Diutarakan Hans, hasil pertemuan saat melakukan unjuk rasa pada Senin (9/4) lalu, Pemko Medan meminta waktu seminggu. “Setelah seminggu, kita akan tagih janji mereka untuk segera mengalihkan pengelolaannya kepada PD Pasar,” ucapnya.

Menurut Hans, Pemko Medan selaku pemerintah daerah seharusnya merangkul rakyatnya bukan menjadi musuh. Oleh karena itu, segera kembalikan pengelolaan Pasar Pringgan kepada PD Pasar.

Sementara, salah seorang pedagang di pasar tersebut, Kamsi Boru Sihotang menyebutkan, pengelolaan Pasar Pringgan oleh PT Panbers dinilai tidak pro kepada pedagang. Sebab, banyak bangunan pasar yang rusak akibat kurang diperhatikan perawatannya.

“Sudah cukup lama kami dikelola oleh swasta. Sebelum PT Panbers, pasar ini dikelola oleh PT Tri Wira Roka Jaya hampir 20 tahun (Mei 2016). Saat mereka yang mengelola, pedagang tidak diperhatikan tempat berjualannya dan hanya mementingkan uang saja sehingga banyak bangunan yang rusak. Terlebih, awalnya jumlah kios sebanyal 781 unit ternyata berkurang menjadi 200 kios,” beber Kamsi yang sudah 30 tahun berjualan di pasar itu.

Dia menyebutkan, PT Panbers terhitung mengelola sejak Januari  lalu 2018 hingga sekarang. Sebelumnya, dikelola PD Pasar pada Januari 2017 hingga akhir Desember. “Jualan kami sepi karena kondisi pasar yang tak terawat. Makanya, harga mati bagi pedagang untuk dikelola oleh PD Pasar,” cetus Kamsi yang merupakan pedagang ayam.

Kamsi mengaku, ketika dikelola PD Pasar kondisi bangunan sudah cukup bagus. Karena, kerusakan-kerusakan yang ada diperbaiki. Namun, entah bagaimana ternyata mulai awal tahun diserahkan kepada PT Panbers. “Kalau PD Pasar yang kelola, dibuat bagus pasar kami. Tidak ada yang bocor lagi dan fasilitas memadai. Makanya, pedagang hanya mau dikelola PD Pasar,” pungkasnya. (ris/ila)

 

 

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
PKL PRINGGAN_Pedagang kaki lima (pkl) masih terlihat berjualan di Jalan Pasar Pringgan Medan, beberapa waktu lalu.

SUMUTPOS.CO – Kisruh pengelolaan Pasar Pringgan yang diprotes para pedagang hingga kini belum usai. Sebab, pengelolaan pasar tersebut masih dikelola pihak ketiga yaitu PT Panbers. Untuk itu, pedagang mengancam akan ribut besar atau demo dengan jumlah ribuan massa.

Kuasa Hukum Pedagang Pasar Pringgan, Hans Silalahi menyatakan, Pemerintah Kota Medan diminta dapat mengakomodir permintaan para pedagang. Sebab, jika tetap dipertahankan dikelola oleh PT Panbers maka kemungkinan bakal terjadi keributan besar.”Kita akan ribut besar atau demo dengan jumlah ribuan massa. Jadi, diharapkan jangan ada lagi perpecahan karena dikhawatirkan terjadi pertumpahan darah,” ujar Hans, kemarin.

Diutarakan Hans, hasil pertemuan saat melakukan unjuk rasa pada Senin (9/4) lalu, Pemko Medan meminta waktu seminggu. “Setelah seminggu, kita akan tagih janji mereka untuk segera mengalihkan pengelolaannya kepada PD Pasar,” ucapnya.

Menurut Hans, Pemko Medan selaku pemerintah daerah seharusnya merangkul rakyatnya bukan menjadi musuh. Oleh karena itu, segera kembalikan pengelolaan Pasar Pringgan kepada PD Pasar.

Sementara, salah seorang pedagang di pasar tersebut, Kamsi Boru Sihotang menyebutkan, pengelolaan Pasar Pringgan oleh PT Panbers dinilai tidak pro kepada pedagang. Sebab, banyak bangunan pasar yang rusak akibat kurang diperhatikan perawatannya.

“Sudah cukup lama kami dikelola oleh swasta. Sebelum PT Panbers, pasar ini dikelola oleh PT Tri Wira Roka Jaya hampir 20 tahun (Mei 2016). Saat mereka yang mengelola, pedagang tidak diperhatikan tempat berjualannya dan hanya mementingkan uang saja sehingga banyak bangunan yang rusak. Terlebih, awalnya jumlah kios sebanyal 781 unit ternyata berkurang menjadi 200 kios,” beber Kamsi yang sudah 30 tahun berjualan di pasar itu.

Dia menyebutkan, PT Panbers terhitung mengelola sejak Januari  lalu 2018 hingga sekarang. Sebelumnya, dikelola PD Pasar pada Januari 2017 hingga akhir Desember. “Jualan kami sepi karena kondisi pasar yang tak terawat. Makanya, harga mati bagi pedagang untuk dikelola oleh PD Pasar,” cetus Kamsi yang merupakan pedagang ayam.

Kamsi mengaku, ketika dikelola PD Pasar kondisi bangunan sudah cukup bagus. Karena, kerusakan-kerusakan yang ada diperbaiki. Namun, entah bagaimana ternyata mulai awal tahun diserahkan kepada PT Panbers. “Kalau PD Pasar yang kelola, dibuat bagus pasar kami. Tidak ada yang bocor lagi dan fasilitas memadai. Makanya, pedagang hanya mau dikelola PD Pasar,” pungkasnya. (ris/ila)

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/