26.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Ong Sinshe: Jadilah seperti Air Jernih meski Tak Berasa namun Berarti

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ong Sinshe, sudah 40 tahun menggeluti sebagai ahli pengobatan fisioterapi di Kota Medan. Bahkan, sudah ribuan pasien yang ditanganinya. Khususnya, mengalami patah tulang, syaraf kejepit, stroke, lumpuh, serta penyakit persendian dan syaraf lainnya.

“Berkat kekuasaan Tuhan, semua pasien yang saya tangani banyak yang sembuh, dari yang lumpuh kini bisa berjalan, dari yang tidak bisa gerak bersembahyang sekarang mereka bisa sembahyang,” tutur Ong Sinshe, yang kini sudah berusia 58 tahun, di tempat praktik pengobatan Ong Sinshe, Komplek Karya Sehati Residence Jalan Karya Sehati No 7
Karang Barombak, Medan Barat, Senin (12/9).

Pria yang akrab disapa Guru Ong ini mengaku mendalami pengobatan alternatif tersebut sejak usia 18 tahun yang didapat dari almarhum orangtuanya, Teh Tjing Tiong alias Johanes. “Jadi ilmu pengobatan yang saya dalami ini merupakan ilmu turun temurun, dari bapak dan kakek saya,” jelasnya.

Guru Ong pun menegaskan, dalam menangani semua pasien, pria jangkung ini tidak pernah mematok harga kepada pasien yang datang berobat. “Karena itu sudah pesan dari orangtua saya, jangan pernah meminta atau mematok harga dalam mengobati, kalau dikasih saya terima, tapi tidak meminta,” tegasnya.

Guru Ong juga mengakui tidak semua penyakit pasien kadang bisa ditangani. Setelah dilakukan pengobatan, Ong Sinshe lebih dulu memeriksa jenis penyakit yang diderita.

“Kalau penyakitnya harus ditangani dokter saya sarankan ke dokter, dan tidak bisa ditangani bersamaan, karena selama dalam pengobatan saya, pasien saya larang meminum obat apapun, baik itu dari dokter maupun lainnya,” terang Guru Ong.

Dalam menjalankan praktiknya, Guru Ong tidak bekerja sendiri. Pria berkepala plontos ini dibantu lima anggotanya, yakni Young Min, Bagus, Toni, Hendrik, dan Aquan.

“Sebenarnya ada banyak anggota saya, baru baru ini sudah 17 orang yang keluar, mereka itu termasuk murid saya juga, tapi sekarang sepertinya mereka membuka usaha ini tanpa seizin saya.Artinya mereka itu bukan tanggung jawab saya lagi, karena mereka belum tamat belajar dan belum mendapat sertifikat dari saya,” tegasnya.

Selama membuka praktik sinshe ini, sejumlah pasien dari berbagai
daerah di Indonesia berdatangan untuk berobat. Bahkan mancanegara, Malaysia, Singapura, dan Cina.

”Cara yang saya gunakan untuk mengobati pasien cukup sederhana, mulai dari akupunktur, bekam, urut, dengan menggunakan alat tradisional dan modern,” ujarnya.

Bagi pasien yang mengalami penyakit serius dan butuh perhatian khusus, Ong Sinshe menyediakan ruang rawat inap. Rawat inap ini juga disediakan bagi pasien yang datang jauh datang ke Medan untuk menginap. Jam praktik Ong Sinshe buka dari Subun jam 06:30 hingga pukul 12:00 WIB.”Saking banyaknya pasien, kadang tidak bisa saya layani dalam sehari itu, makanya jam kita batasi,” tandasnya.

Guru Ong saat ini ingin menghabisi sisa hidupnya untuk mengabdi kepada masyarakat. Walau pasien yang datang dari kalangan pejabat, dan masyarakat biasa, semua dia layani tanpa ada perbedaan, baik suku, ras, maupun agama.

“Saya punya filosofi hidup,’Jadilah seperti Air Jernih Meski Tak Berasa tapi Sangat Berarti,” tuturnya. Apa yang dilakukannya sekarang, Guru Ong ingin menjadikan pahala. Termasuk juga pengabdiannya untuk orangtua
yang sudah meninggal dunia.

“Hanya ilmu ini yang tertinggal dari leluhur saya, semoga ini bermanfaat bagi masyarakat luas dan menjadi pahala bagi saya dan leluhur saya,” pungkasnya.(azw)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ong Sinshe, sudah 40 tahun menggeluti sebagai ahli pengobatan fisioterapi di Kota Medan. Bahkan, sudah ribuan pasien yang ditanganinya. Khususnya, mengalami patah tulang, syaraf kejepit, stroke, lumpuh, serta penyakit persendian dan syaraf lainnya.

“Berkat kekuasaan Tuhan, semua pasien yang saya tangani banyak yang sembuh, dari yang lumpuh kini bisa berjalan, dari yang tidak bisa gerak bersembahyang sekarang mereka bisa sembahyang,” tutur Ong Sinshe, yang kini sudah berusia 58 tahun, di tempat praktik pengobatan Ong Sinshe, Komplek Karya Sehati Residence Jalan Karya Sehati No 7
Karang Barombak, Medan Barat, Senin (12/9).

Pria yang akrab disapa Guru Ong ini mengaku mendalami pengobatan alternatif tersebut sejak usia 18 tahun yang didapat dari almarhum orangtuanya, Teh Tjing Tiong alias Johanes. “Jadi ilmu pengobatan yang saya dalami ini merupakan ilmu turun temurun, dari bapak dan kakek saya,” jelasnya.

Guru Ong pun menegaskan, dalam menangani semua pasien, pria jangkung ini tidak pernah mematok harga kepada pasien yang datang berobat. “Karena itu sudah pesan dari orangtua saya, jangan pernah meminta atau mematok harga dalam mengobati, kalau dikasih saya terima, tapi tidak meminta,” tegasnya.

Guru Ong juga mengakui tidak semua penyakit pasien kadang bisa ditangani. Setelah dilakukan pengobatan, Ong Sinshe lebih dulu memeriksa jenis penyakit yang diderita.

“Kalau penyakitnya harus ditangani dokter saya sarankan ke dokter, dan tidak bisa ditangani bersamaan, karena selama dalam pengobatan saya, pasien saya larang meminum obat apapun, baik itu dari dokter maupun lainnya,” terang Guru Ong.

Dalam menjalankan praktiknya, Guru Ong tidak bekerja sendiri. Pria berkepala plontos ini dibantu lima anggotanya, yakni Young Min, Bagus, Toni, Hendrik, dan Aquan.

“Sebenarnya ada banyak anggota saya, baru baru ini sudah 17 orang yang keluar, mereka itu termasuk murid saya juga, tapi sekarang sepertinya mereka membuka usaha ini tanpa seizin saya.Artinya mereka itu bukan tanggung jawab saya lagi, karena mereka belum tamat belajar dan belum mendapat sertifikat dari saya,” tegasnya.

Selama membuka praktik sinshe ini, sejumlah pasien dari berbagai
daerah di Indonesia berdatangan untuk berobat. Bahkan mancanegara, Malaysia, Singapura, dan Cina.

”Cara yang saya gunakan untuk mengobati pasien cukup sederhana, mulai dari akupunktur, bekam, urut, dengan menggunakan alat tradisional dan modern,” ujarnya.

Bagi pasien yang mengalami penyakit serius dan butuh perhatian khusus, Ong Sinshe menyediakan ruang rawat inap. Rawat inap ini juga disediakan bagi pasien yang datang jauh datang ke Medan untuk menginap. Jam praktik Ong Sinshe buka dari Subun jam 06:30 hingga pukul 12:00 WIB.”Saking banyaknya pasien, kadang tidak bisa saya layani dalam sehari itu, makanya jam kita batasi,” tandasnya.

Guru Ong saat ini ingin menghabisi sisa hidupnya untuk mengabdi kepada masyarakat. Walau pasien yang datang dari kalangan pejabat, dan masyarakat biasa, semua dia layani tanpa ada perbedaan, baik suku, ras, maupun agama.

“Saya punya filosofi hidup,’Jadilah seperti Air Jernih Meski Tak Berasa tapi Sangat Berarti,” tuturnya. Apa yang dilakukannya sekarang, Guru Ong ingin menjadikan pahala. Termasuk juga pengabdiannya untuk orangtua
yang sudah meninggal dunia.

“Hanya ilmu ini yang tertinggal dari leluhur saya, semoga ini bermanfaat bagi masyarakat luas dan menjadi pahala bagi saya dan leluhur saya,” pungkasnya.(azw)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/