31.7 C
Medan
Monday, June 3, 2024

PRT yang Dikubur Diduga Bernama Sri

oto: Prasetiyo/PM Beberapa pekerjaa menggali di samping rumah Syamsul-Radika, untuk mencari mayat yang diduga dikubur di lokasi tersebut, Kamis (11/12/2014).
oto: Prasetiyo/PM
Beberapa pekerjaa menggali di samping rumah Syamsul-Radika, untuk mencari mayat yang diduga dikubur di lokasi tersebut, Kamis (11/12/2014).

SUMUTPOS.CO – Dua puluh tiga serpihan tulang yang ditemukan di rumah Syamsul diduga kerangka Sri, PRT asal Jawa Tengah. Dugaan ini disampaikan Kapolresta Medan, Kombes Pol Nico Afinta, Kamis (11/12) sore.

Indikasinya, selain belum diketahui keberadaannya, dari 6 celana dalam yang ditemukan saat penggalian, 5 di antaranya diketahui merupakan milik Sri. Hal tersebut diketahui setelah petugas memperlihatkan benda tersebut kepada saksi berinisial E. “Dari saksi E, kita tahu 5 celana dalam itu milik Sri,” ungkapnya.

Lanjut Nico, pada tahun 2010 silam, saksi dan Sri suka saling meminjam pakaian termasuk pakaian dalam. “Saksi E mengenal persis pakaian dalam tersebut milik Sri, karena mereka sering saling meminjam pakaian. Tapi sejak dia dipekerjakan ke tempat lain, saksi tidak tahu keberadaan Sri,” jelasnya.

Guna memastikan kebenaran dugaan itu, serpihan tulang, rambut, dan pakaian wanita telah dibawa ke Labfor DVI Polda Sumut untuk mengecek DNA. “Dipastikan ini tulang manusia,” bebernya.

Saat disinggung, apakah 160 data KTP yang ditemukan di kediaman Syamsul beberapa waktu lalu terdapat nama Sri, Nico belum bisa memastikannya. “Masih kita cari. Sabar ya,” ucapnya.

Ditambahkannya, jasad yang hingga kini berada di RS Pirngadi Medan belum diketahui identitasnya. Itu disebabkan karena belum keluarnya hasil penyocokan DNA yang dilakukan DVI Poldasu. “Belum keluar hasilnya. Diduga jasad itu jasad Yanti,” ujarnya.

Sekadar mengingatkan, pada konfrensi pers yang dilakukan Kapoldasu, Irjend Pol Eko Hadi di Mapolresta Medan pada Jumat (28/11) lalu, saksi korban bernama Anis Rahayu (25) asal Malang menyebutkan, sekitar 2 tahun lalu, Sri kerap mendapatkan kekerasan seksual. Itu lebih karena Sri memang memiliki paras sangat ayu.

Selain Sri, masih ada nama korban lainnya yakni Iyem, Ai, dan Sakti. “Mereka semua itu bang pekerjanya. Tapi mereka sudah mati akibat dianiaya. Kami pun tidak tahu dimana mereka dibuang,” ungkapnya Anis.

Dari 5 nama korban yang disebutkan Anis, menurutnya, perempuan yang paling sadis mendapat penganiayaan yakni Sakti. Kepalanya mengalami luka koyak akibat pukulan Sundit. “Terbelah 2 bagian kepalanya bang. Makanya meninggal dia bang. Itu pun gak tahu kami entah dimana mereka membuangnya,” ucapnya.

Kemudian, kematian warga asal Jawa Tengah yang lainnya yakni Ai juga mendapat penganiayaan yang sangat sadis. Pasalnya, tidak tahu entah apa penyebabnya Ai yang tadinya memiliki tubuh kurus tiba-tiba saja menjadi bengkak dan tak lama kemudian Ai pun menghembuskan nafas terakhir. “Siap itu, entah kemana lagi mereka membuangnya. Gitu juga sama Iyem. Tak tahu entah kemana mereka membuangnya,” ujarnya.(ind/ras)

oto: Prasetiyo/PM Beberapa pekerjaa menggali di samping rumah Syamsul-Radika, untuk mencari mayat yang diduga dikubur di lokasi tersebut, Kamis (11/12/2014).
oto: Prasetiyo/PM
Beberapa pekerjaa menggali di samping rumah Syamsul-Radika, untuk mencari mayat yang diduga dikubur di lokasi tersebut, Kamis (11/12/2014).

SUMUTPOS.CO – Dua puluh tiga serpihan tulang yang ditemukan di rumah Syamsul diduga kerangka Sri, PRT asal Jawa Tengah. Dugaan ini disampaikan Kapolresta Medan, Kombes Pol Nico Afinta, Kamis (11/12) sore.

Indikasinya, selain belum diketahui keberadaannya, dari 6 celana dalam yang ditemukan saat penggalian, 5 di antaranya diketahui merupakan milik Sri. Hal tersebut diketahui setelah petugas memperlihatkan benda tersebut kepada saksi berinisial E. “Dari saksi E, kita tahu 5 celana dalam itu milik Sri,” ungkapnya.

Lanjut Nico, pada tahun 2010 silam, saksi dan Sri suka saling meminjam pakaian termasuk pakaian dalam. “Saksi E mengenal persis pakaian dalam tersebut milik Sri, karena mereka sering saling meminjam pakaian. Tapi sejak dia dipekerjakan ke tempat lain, saksi tidak tahu keberadaan Sri,” jelasnya.

Guna memastikan kebenaran dugaan itu, serpihan tulang, rambut, dan pakaian wanita telah dibawa ke Labfor DVI Polda Sumut untuk mengecek DNA. “Dipastikan ini tulang manusia,” bebernya.

Saat disinggung, apakah 160 data KTP yang ditemukan di kediaman Syamsul beberapa waktu lalu terdapat nama Sri, Nico belum bisa memastikannya. “Masih kita cari. Sabar ya,” ucapnya.

Ditambahkannya, jasad yang hingga kini berada di RS Pirngadi Medan belum diketahui identitasnya. Itu disebabkan karena belum keluarnya hasil penyocokan DNA yang dilakukan DVI Poldasu. “Belum keluar hasilnya. Diduga jasad itu jasad Yanti,” ujarnya.

Sekadar mengingatkan, pada konfrensi pers yang dilakukan Kapoldasu, Irjend Pol Eko Hadi di Mapolresta Medan pada Jumat (28/11) lalu, saksi korban bernama Anis Rahayu (25) asal Malang menyebutkan, sekitar 2 tahun lalu, Sri kerap mendapatkan kekerasan seksual. Itu lebih karena Sri memang memiliki paras sangat ayu.

Selain Sri, masih ada nama korban lainnya yakni Iyem, Ai, dan Sakti. “Mereka semua itu bang pekerjanya. Tapi mereka sudah mati akibat dianiaya. Kami pun tidak tahu dimana mereka dibuang,” ungkapnya Anis.

Dari 5 nama korban yang disebutkan Anis, menurutnya, perempuan yang paling sadis mendapat penganiayaan yakni Sakti. Kepalanya mengalami luka koyak akibat pukulan Sundit. “Terbelah 2 bagian kepalanya bang. Makanya meninggal dia bang. Itu pun gak tahu kami entah dimana mereka membuangnya,” ucapnya.

Kemudian, kematian warga asal Jawa Tengah yang lainnya yakni Ai juga mendapat penganiayaan yang sangat sadis. Pasalnya, tidak tahu entah apa penyebabnya Ai yang tadinya memiliki tubuh kurus tiba-tiba saja menjadi bengkak dan tak lama kemudian Ai pun menghembuskan nafas terakhir. “Siap itu, entah kemana lagi mereka membuangnya. Gitu juga sama Iyem. Tak tahu entah kemana mereka membuangnya,” ujarnya.(ind/ras)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/