26.7 C
Medan
Sunday, May 5, 2024

Balita di Garu IV, Diduga Terjangkit Flu Singapura

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Penelusuran Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Medan terkait sejumlah anak terserang Flu Singapura sepertinya tak maksimal. Baru sehari menelusuri, dinas tersebut menghentikan penelusuran dengan alasan tak menemukan kasusnya.Namun, paska dihentikannya penelusuran tersebut ternyata ditemukan lagi balita diduga mengidap penyakit tersebut.

Balita tersebut itu tinggal di Jalan Garu IV Kelurahan Harjosari I, Medan Amplas. Menurut pengakuan orang tuanya, Nina, anaknya yang pertama (4 tahun) dan kedua (1 tahun 2 bulan) didiagnosa dokter terkena virus Flu Singapura. Gejala penyakitnya, dimulai dari demam tinggi beberapa hari dan kemudian muncul bintil di tangan dan kaki.

“Yang pertama kena adalah si bungsu, awalnya demam tinggi selama tiga hari. Terus, muncul ruam dan bintil berair di tangan, lutut serta kaki seperti cacar. Itulah langsung saya bawa berobat ke dokter pada Senin (8/7) malam,” ungkap Nina kepada Sumut Pos, Jumat (12/7).

Setelah membawa anaknya ke praktik dokter umum (dr Ekadianto) di Jalan Brigjen Katamso, Titi Kuning, sambung Nina, anaknya diperiksa dan dicek pada tangan dan kaki. Selain itu, di mulutnya juga dan ternyata ada ruam yang membuat anak bungsunya panas dalam dan susah makan. “Dibilang dokternya kena virus Flu Singapura, virusnya dari udara. Tapi, katanya gak terlalu bahaya namun harus tetap ditangani,” uaku Nina mengulang kata dokter tersebut.

Usai diperiksa dan dicek, lanjut dia, dokter memberikan obat penurun panas, antibiotik serta salep untuk diolesi pada bintil di tubuhnya. “Dokter sempat bilang, coba cari tahu dari internet gejala-gejalanya untuk lebih memastikan. Memang lagi musim, satu hari ini (Senin, 8/7) saya terima lima pasien dengan keluhan yang sama,” ujarnya menirukan ucapan dokter lagi.

Setibanya di rumah dan memberi obat kepada anak keduanya, Nina lantas mencari informasi mengenai virus Flu Singapura di internet. Setelah dicari tahu, ternyata gejalanya sama persis yang diderita anaknya mulai dari demam, rewel dan mudah marah hingga ruam serta bintil di kaki, mulut dan siku. Apalagi, virus ini dikatakan sering menimpa anak usai di bawah 10 tahun dan menular dari air liur.

“Satu hari kemudian, abangnya mengalami gejala yang sama seperti adiknya. Pas mau tidur badan abangnya demam, dan susah menelan. Saya cek mulutnya, ada ruam empat bintik. Selain itu, tangannya di telapak ada bintik berisi cairian seperti cacar. Saya menduga kuat abangnya tertular, karena seingat saya begitu sampai di rumah selesai memberi obat adiknya, ternyata abangnya minum menggunakan cangkir adiknya,” papar Nina.

Lantaran mengalami gejala yang sama dan diduga terserang virus Flu Singapura, Nina kemudian memberikan obat dokter tersebut kepada anak sulungnya. Tak hanya itu, diolesi juga salep.

“Kondisinya sekarang sudah mendingan, adiknya sudah hampir sembuh total, demam turun dan hilang semua bintilnya. Tapi, kalau abangnya belum dan bahkan masih ada ruam di mulutnya. Bintilnya di kaki dan tangan sudah pecah tapi belum sembuh. Sedangkan demamnya sudah turun,” pungkasnya.

Terkait ditemukannya anak yang diduga mengidap Flu Singapura, Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes Medan, Mutia membantah. Meski sudah dijelaskan gejala-gejalanya dan bahkan foto bintilnya, Mutia tetap bersikukuh bukan terserang Flu Singapura. “Oh itu cacar air, bukan Flu Singapura,” bantahnya ketika dikonfirmasi.

Menurut Mutia, memang gejala yang dialami kedua anak tersebut sama kasusnya dengan Flu Singapura. Akan tetapi, di lidah ada ruam merah bukan dikulit. Disinggung apakah akan dilakukan penelusuran atau tidak, Mutia enggan menjawab secara pasti. “Kalau ada indikasi pastilah, tapi kalau bukan ya tidak (ditelusuri),” ujarnya. (ris/ila)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Penelusuran Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Medan terkait sejumlah anak terserang Flu Singapura sepertinya tak maksimal. Baru sehari menelusuri, dinas tersebut menghentikan penelusuran dengan alasan tak menemukan kasusnya.Namun, paska dihentikannya penelusuran tersebut ternyata ditemukan lagi balita diduga mengidap penyakit tersebut.

Balita tersebut itu tinggal di Jalan Garu IV Kelurahan Harjosari I, Medan Amplas. Menurut pengakuan orang tuanya, Nina, anaknya yang pertama (4 tahun) dan kedua (1 tahun 2 bulan) didiagnosa dokter terkena virus Flu Singapura. Gejala penyakitnya, dimulai dari demam tinggi beberapa hari dan kemudian muncul bintil di tangan dan kaki.

“Yang pertama kena adalah si bungsu, awalnya demam tinggi selama tiga hari. Terus, muncul ruam dan bintil berair di tangan, lutut serta kaki seperti cacar. Itulah langsung saya bawa berobat ke dokter pada Senin (8/7) malam,” ungkap Nina kepada Sumut Pos, Jumat (12/7).

Setelah membawa anaknya ke praktik dokter umum (dr Ekadianto) di Jalan Brigjen Katamso, Titi Kuning, sambung Nina, anaknya diperiksa dan dicek pada tangan dan kaki. Selain itu, di mulutnya juga dan ternyata ada ruam yang membuat anak bungsunya panas dalam dan susah makan. “Dibilang dokternya kena virus Flu Singapura, virusnya dari udara. Tapi, katanya gak terlalu bahaya namun harus tetap ditangani,” uaku Nina mengulang kata dokter tersebut.

Usai diperiksa dan dicek, lanjut dia, dokter memberikan obat penurun panas, antibiotik serta salep untuk diolesi pada bintil di tubuhnya. “Dokter sempat bilang, coba cari tahu dari internet gejala-gejalanya untuk lebih memastikan. Memang lagi musim, satu hari ini (Senin, 8/7) saya terima lima pasien dengan keluhan yang sama,” ujarnya menirukan ucapan dokter lagi.

Setibanya di rumah dan memberi obat kepada anak keduanya, Nina lantas mencari informasi mengenai virus Flu Singapura di internet. Setelah dicari tahu, ternyata gejalanya sama persis yang diderita anaknya mulai dari demam, rewel dan mudah marah hingga ruam serta bintil di kaki, mulut dan siku. Apalagi, virus ini dikatakan sering menimpa anak usai di bawah 10 tahun dan menular dari air liur.

“Satu hari kemudian, abangnya mengalami gejala yang sama seperti adiknya. Pas mau tidur badan abangnya demam, dan susah menelan. Saya cek mulutnya, ada ruam empat bintik. Selain itu, tangannya di telapak ada bintik berisi cairian seperti cacar. Saya menduga kuat abangnya tertular, karena seingat saya begitu sampai di rumah selesai memberi obat adiknya, ternyata abangnya minum menggunakan cangkir adiknya,” papar Nina.

Lantaran mengalami gejala yang sama dan diduga terserang virus Flu Singapura, Nina kemudian memberikan obat dokter tersebut kepada anak sulungnya. Tak hanya itu, diolesi juga salep.

“Kondisinya sekarang sudah mendingan, adiknya sudah hampir sembuh total, demam turun dan hilang semua bintilnya. Tapi, kalau abangnya belum dan bahkan masih ada ruam di mulutnya. Bintilnya di kaki dan tangan sudah pecah tapi belum sembuh. Sedangkan demamnya sudah turun,” pungkasnya.

Terkait ditemukannya anak yang diduga mengidap Flu Singapura, Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes Medan, Mutia membantah. Meski sudah dijelaskan gejala-gejalanya dan bahkan foto bintilnya, Mutia tetap bersikukuh bukan terserang Flu Singapura. “Oh itu cacar air, bukan Flu Singapura,” bantahnya ketika dikonfirmasi.

Menurut Mutia, memang gejala yang dialami kedua anak tersebut sama kasusnya dengan Flu Singapura. Akan tetapi, di lidah ada ruam merah bukan dikulit. Disinggung apakah akan dilakukan penelusuran atau tidak, Mutia enggan menjawab secara pasti. “Kalau ada indikasi pastilah, tapi kalau bukan ya tidak (ditelusuri),” ujarnya. (ris/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/