29 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Proyek Tanggul di Belawan Dimulai 2017

WARGA TUNTUT GANTI RUGI
Rencana pembangunan tanggul untuk mengantisipasi banjir air laut (rob) belum disosialisasikan pemerintah ke masyarakat. Sehingga, masyarakat mengaku masih kebingungan bila nantinya ada proyek mengenai rumah warga.

“Kami tahu bakal ada pembangunan proyek tanggul. Cuma masih bingung, apakah rumah saya terkena imbasnya atau tidak,” ujar, Nurdin, Senin (12/9) kemarin.

Dia mengakui, proyek tanggul rob sepanjang 12 kilometer sudah menyebar dari mulut ke mulut, hal itu juga menyebar karena ada beberapa pejabat yang melakukan kunjungan ke bibir laut. Namun, hingga kini belum ada penjelasan resmi dari pemerintah.

“Kalau ada disampaikan, tentu kami tahu rumah siapa yang terkena. Selanjutnya, pasti ada pembahasan ganti rugi,” ungkapnya.

Hal serupa, dikatakan Amsar (39) warga Jalan TM Pahlawan Lorong Kenanga, Belawan. Nelayan bermukin di pinggiran Sungai Nonang ini berharap, pemerintah mau memberikan uang pengganti, jika pembangunan tanggul rob berimbas kepada bangunan rumah mereka. “Silahkan dibangun, hanya saja kami minta adanya uang pengganti apabila rumah disini terkena imbasnya,” katanya.

Selama ini, banjir rob yang terjadi di pesisir Utara Medan, rutin dialami warga setempat pada setiap bulannya. Bahkan, dampak rob yang telah merambah ke wilayah Kecamatan Medan Marelan, dinilai mengganggu aktivitas warga. “Kalau dulu, banjir rob paling setahun dua kali. Tapi, sekarang ini rutin setiap bulan air laut naik ke daratan,” ucapnya. (ril/rul)

WARGA TUNTUT GANTI RUGI
Rencana pembangunan tanggul untuk mengantisipasi banjir air laut (rob) belum disosialisasikan pemerintah ke masyarakat. Sehingga, masyarakat mengaku masih kebingungan bila nantinya ada proyek mengenai rumah warga.

“Kami tahu bakal ada pembangunan proyek tanggul. Cuma masih bingung, apakah rumah saya terkena imbasnya atau tidak,” ujar, Nurdin, Senin (12/9) kemarin.

Dia mengakui, proyek tanggul rob sepanjang 12 kilometer sudah menyebar dari mulut ke mulut, hal itu juga menyebar karena ada beberapa pejabat yang melakukan kunjungan ke bibir laut. Namun, hingga kini belum ada penjelasan resmi dari pemerintah.

“Kalau ada disampaikan, tentu kami tahu rumah siapa yang terkena. Selanjutnya, pasti ada pembahasan ganti rugi,” ungkapnya.

Hal serupa, dikatakan Amsar (39) warga Jalan TM Pahlawan Lorong Kenanga, Belawan. Nelayan bermukin di pinggiran Sungai Nonang ini berharap, pemerintah mau memberikan uang pengganti, jika pembangunan tanggul rob berimbas kepada bangunan rumah mereka. “Silahkan dibangun, hanya saja kami minta adanya uang pengganti apabila rumah disini terkena imbasnya,” katanya.

Selama ini, banjir rob yang terjadi di pesisir Utara Medan, rutin dialami warga setempat pada setiap bulannya. Bahkan, dampak rob yang telah merambah ke wilayah Kecamatan Medan Marelan, dinilai mengganggu aktivitas warga. “Kalau dulu, banjir rob paling setahun dua kali. Tapi, sekarang ini rutin setiap bulan air laut naik ke daratan,” ucapnya. (ril/rul)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/