JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian menyebutkan Bahrun Na’im adalah orang yang paling bertanggung jawab pada serangan teror bom di kawasan Sarinah Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Bahrum diyakini memiliki ambisi besar merebut kepercayaan dari pemimpin ISIS Abu Bakar Al-Bagdadi untuk memimpin kawasan Asia Tenggara.
“Khusus di Asia Tenggara ini ada satu orang tokoh, Bahrun Na’im yang ingin mendirikan namanya Khatibah Nusantara. Ia ingin jadi leader untuk kelompok ISIS di Asia Tenggara,” ungkap Tito di Istana Negara, Jakarta, Kamis (14/1).
Dia menyebutkan, ambisi Bahrun membuat rivalitas untuk menjadi pemimpin ISIS se-Asia Tenggara menimbulkan persaingan begitu keras. Salah satu cara dengan menggelar aksi-aksi teror di pelbagai lokasi, termasuk kawasan Sarinah, Jakarta.
“Di antara para tokoh ini di Asia Tenggara ini ingin bersaing ingin jadi leader, oleh karena itu Bahrun Na’im merancang serangan-serangan seperti ini,” jelasnya.
Tito menyampaikan, Bahrun Naim bukan orang baru dalam aksi terorisme. Dia pernah terlibat kasus penyimpanan peluru pada tahun 2011 di Jawa Tengah. “Untuk mendapatkan kepercayaan dari pimpinan tertinggi ISIS membuat dia harus bertindak dan menunjukkan kekuatannya,” tambahnya.
Naim diketahui sempat dipenjara selama tiga tahun. Setelah bebas dia ternyata masih terus terlibat dalam aksi-aksi terorisme. Pada tahun 2004, Bahrun Naim berangkat ke Suriah dan bergabung dengan ISIS. “Dari situlah Bahrun kemudian mencoba menjadi pimpinan tertinggi di Asia Tenggara,” katanya.
Tito menambahkan, Bahrun kini sudah dimasukkan dalam daftar hitam kepolisian. Bahrun dan kelompoknya kini dalam perburuan polisi.
Selain punya rivalitas dengan Abu Sayyaf, Naim menjadi pendonor serta pengatur aliran uang dan manusia di Indonesia. Dari sejumlah penangkapan mulai akhir tahun lalu, aparat menemukan bukti bahwa dia adalah penyandang dana kelompok Abu Jundi. Nama terakhir itu merupakan teroris yang tertangkap membawa bom rakitan di Solo.
”Dialah (Bahrun Naim, Red) yang membawakan uang ke Solo,” kata Kadivhumas Mabes Polri Irjen Pol Anton Charliyan.
Uniknya, uang itu dikirim melalui Istri Naim yang berinisial Z yang berada di Indonesia. Sayang, Z belum ditemukan. ”Semua masih ditangani,” jelasnya.
Anton juga menyebut Naim sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas pengiriman WNI ke Syria. Sekaligus menjadi pengatur supaya WNI bisa bergabung di base ISIS di Syria dan Iraq. Peran Naim semakin sentral karena ISIS kini memperkuat pesan jihad global sebagaimana yang pernah didengungkan Osama bin Laden dengan Al Qaeda-nya. Ironisnya, ISIS dan Al Qaeda sekarang adalah dua tanzhim jihadi yang justru bertarung satu sama lain. Termasuk pula di Indonesia, terjadi ketegangan anggota JI yang berafiliasi ke Al Qaeda dengan kelompok Santoso dan simpatisan ISIS lainnya di Indonesia. Bahkan, banyak hubungan antara bapak dan anak maupun seseorang dengan keponakannya yang kemudian pecah.
Anton menambahkan, ada dugaan keterkaitan pelaku aksi teror Sarinah dengan yang telah tertangkap di Bekasi, Solo, dan Tangerang. Sebenarnya polisi sama sekali tidak kecolongan. Sebab, upaya antisipasi dengan rangkaian penangkapan telah dilakukan. ”Kami total menangkap 16 orang yang merencanakan aksi saat Natal dan tahun baru loh,” ujarnya.