31.8 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Tanker Tabrak Lari, Dua Nelayan Hilang

MEDAN- Dua nelayan asal Kabupaten Batubara, Sumatera Utara, Abdul Jalil (25) dan Atan (55) dinyatakan hilang di perairan Belawan. Hal itu terjadi setelah kapal mereka, Kapal KM Mandiri jenis pukat Rawe Pancing tenggelam karena ditabrak kapal tanker MV Lampin, Rabu (14/9)  sekitar pukul 04.00 WIB.

Peristiwa itu terjadi, ketika kapal yang dinakhodai Sabri (36) dengan anak buah kapal (ABK) Nober (34), Abdul Rahman (23), Abdul Jalil dan Atan yang berangkat dari Kualatanjung, Batubara, ditabrak tanker .

Direktur Polisi Perairan (Polair) Polda Sumut, Kombes Ario Gatot yang dikonfirmasi mengenai insiden tersebut menjelaskan, kapal nelayan yang ditumpangi ke lima nelayan tersebut, langsung karam. Sementara, Abdul Jalil dan Atan hilang. Sedangkan tiga nelayan lainnya, Sabri, Nober, dan Abdurrahman berhasil diselamatkan. “Kapal nelayan itu sudah berhasil dievakuasi, sekarang diamankan di Syahbandar,” kata Ario.

Sejauh ini, Polair Polda Sumut belum bisa mengidentifikasi kapal tanker yang menabrak kapal nelayan tersebut. Hal itu disebabkan karena pasca kejadian, kapal tanker tersebut langsung kabur. Maka untuk itu, pihaknya terus melakukan pengejaran dengan melibatkan pihak Syahbandar.

Sementara itu, proses pencarian juga terus dilakukan Tim Gabungan kepolisian bersama Badan SAR Nasional (Basarnas). Hingga Rabu (14/9) petang, dua nelayan yang tenggelam belum juga berhasil ditemukan.

Sedangkan menurut Nahkoda KM Mandiri, Sabri, kelima nelayan asal Kuala Tanjung tersebut, berangkat melaut ke Perairan Pulau Berhala untuk mencari ikan, Senin (12/9). Sampai di tempat tujuan untuk mencari ikan di Perairan Pulau Berhala Kabupaten Serdang Bedagai. Mereka menebarkan jaring jenis pukat rawe pancing yang merupakan jenis pukat yang di jaringnya ada sekitar 2 ribu hingga 3 ribu mata pancing.

Setelah menebar jaring, mereka beristirahat di Perairan Pulau Berhala dengan memberikan lampu tanda menggunakan dua lampu signal. Saat tidur, tiba-tiba kapal mereka ditabrak kapal tanker. Mereka langsung tenggelam bersama kapal, “Kami tenggelam dengan kapal hingga kedalaman 5 meter. Selanjutnya, kami langsung mencoba naik ke atas untuk meminta pertolongan”jelasnya.

Ternyata Abdul Jalil dan Atan tidak ikut naik ke permukaan. Tujuh jam terombang-ambing di lautan, mereka ditolong sebuah Kapal Kargo MT Malvin berbendera Thailand, Selasa (13/9) pukul 11.30 WIB dan membawa mereka ke Belawan.
“7 Jam kami terombang-ambong di laut dengan gelombang tinggi dengan menggunakan jerigen minyak dan papan-papan untuk mengapung demi bertaham hidup,” tambahnya.

Di Gudang 105 Pelabuhan Belawan sekitar Pukul 21.00 WIB, ketiganya nelayan diserahkan kepada agen pelayaran kapal tersebut yakni PT Taruna Cipta Kencana (TCK) dan selanjutnya, diinapkan di BPPL PT Pelabuhan Belawan (Pelindo) untuk beristirahat.

Kemudian, Rabu (14/9) siang, ketiganya dibawa pihak PT TCK untuk diserahkan kepada pohak Syabandar untuk dilakukan pemeriksaan. “ Kapten kapal MT Lapin memberikan informasi melalui email bahwsanya ada 3 nelayan yang ditolong saat kapalnya tengggelam ditabrak kapal tanker,”kata Rinaldo, Agen pelayaran PT TCK dikantornya.
Selanjutnya, ketiganya yang didampingi oleh pihak PT TCK dan juga Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia, Zulfahri Siagian mengantarkan ketiga nelayan tersebut ke Syahbandar untuk di periksa oleh pihak Syabandar terkait kecelakaan kapal tersebut.(ari/mag-11)

MEDAN- Dua nelayan asal Kabupaten Batubara, Sumatera Utara, Abdul Jalil (25) dan Atan (55) dinyatakan hilang di perairan Belawan. Hal itu terjadi setelah kapal mereka, Kapal KM Mandiri jenis pukat Rawe Pancing tenggelam karena ditabrak kapal tanker MV Lampin, Rabu (14/9)  sekitar pukul 04.00 WIB.

Peristiwa itu terjadi, ketika kapal yang dinakhodai Sabri (36) dengan anak buah kapal (ABK) Nober (34), Abdul Rahman (23), Abdul Jalil dan Atan yang berangkat dari Kualatanjung, Batubara, ditabrak tanker .

Direktur Polisi Perairan (Polair) Polda Sumut, Kombes Ario Gatot yang dikonfirmasi mengenai insiden tersebut menjelaskan, kapal nelayan yang ditumpangi ke lima nelayan tersebut, langsung karam. Sementara, Abdul Jalil dan Atan hilang. Sedangkan tiga nelayan lainnya, Sabri, Nober, dan Abdurrahman berhasil diselamatkan. “Kapal nelayan itu sudah berhasil dievakuasi, sekarang diamankan di Syahbandar,” kata Ario.

Sejauh ini, Polair Polda Sumut belum bisa mengidentifikasi kapal tanker yang menabrak kapal nelayan tersebut. Hal itu disebabkan karena pasca kejadian, kapal tanker tersebut langsung kabur. Maka untuk itu, pihaknya terus melakukan pengejaran dengan melibatkan pihak Syahbandar.

Sementara itu, proses pencarian juga terus dilakukan Tim Gabungan kepolisian bersama Badan SAR Nasional (Basarnas). Hingga Rabu (14/9) petang, dua nelayan yang tenggelam belum juga berhasil ditemukan.

Sedangkan menurut Nahkoda KM Mandiri, Sabri, kelima nelayan asal Kuala Tanjung tersebut, berangkat melaut ke Perairan Pulau Berhala untuk mencari ikan, Senin (12/9). Sampai di tempat tujuan untuk mencari ikan di Perairan Pulau Berhala Kabupaten Serdang Bedagai. Mereka menebarkan jaring jenis pukat rawe pancing yang merupakan jenis pukat yang di jaringnya ada sekitar 2 ribu hingga 3 ribu mata pancing.

Setelah menebar jaring, mereka beristirahat di Perairan Pulau Berhala dengan memberikan lampu tanda menggunakan dua lampu signal. Saat tidur, tiba-tiba kapal mereka ditabrak kapal tanker. Mereka langsung tenggelam bersama kapal, “Kami tenggelam dengan kapal hingga kedalaman 5 meter. Selanjutnya, kami langsung mencoba naik ke atas untuk meminta pertolongan”jelasnya.

Ternyata Abdul Jalil dan Atan tidak ikut naik ke permukaan. Tujuh jam terombang-ambing di lautan, mereka ditolong sebuah Kapal Kargo MT Malvin berbendera Thailand, Selasa (13/9) pukul 11.30 WIB dan membawa mereka ke Belawan.
“7 Jam kami terombang-ambong di laut dengan gelombang tinggi dengan menggunakan jerigen minyak dan papan-papan untuk mengapung demi bertaham hidup,” tambahnya.

Di Gudang 105 Pelabuhan Belawan sekitar Pukul 21.00 WIB, ketiganya nelayan diserahkan kepada agen pelayaran kapal tersebut yakni PT Taruna Cipta Kencana (TCK) dan selanjutnya, diinapkan di BPPL PT Pelabuhan Belawan (Pelindo) untuk beristirahat.

Kemudian, Rabu (14/9) siang, ketiganya dibawa pihak PT TCK untuk diserahkan kepada pohak Syabandar untuk dilakukan pemeriksaan. “ Kapten kapal MT Lapin memberikan informasi melalui email bahwsanya ada 3 nelayan yang ditolong saat kapalnya tengggelam ditabrak kapal tanker,”kata Rinaldo, Agen pelayaran PT TCK dikantornya.
Selanjutnya, ketiganya yang didampingi oleh pihak PT TCK dan juga Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia, Zulfahri Siagian mengantarkan ketiga nelayan tersebut ke Syahbandar untuk di periksa oleh pihak Syabandar terkait kecelakaan kapal tersebut.(ari/mag-11)

Previous article
Next article

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/