25.6 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Ombak Besar, Nelayan Belawan Cemas Melaut

BELAWAN – Angin kencang dan gelombang laut kembali terjadi. Hal ini membuat sebahagian kapal penangkap ikan nelayan di Belawan enggan melaut. Ketinggian ombak saat ini mencapai 1 hingga 2 meter, yang dikhawatirkan akan berdampak buruk terhadap keselamatan jiwa nelayan.
“Sudah tiga hari ini, kami tidak melaut. Risikonya besar, kalau memaksakan diri berangkat. Karena ombak masih tinggi,” kata, Idris (53) nelayan asal Gabion Belawan saat ditemui Sumut Pos, Selasa (15/1) kemarin.

Meski gelombang laut sewaktu-waktu dapat mengancam keselamatan jiwa nelayan, tapi tetap saja ada kapal-kapal ikan nekat berangkat melaut dikarenakan desakan kebutuhan ekonomi. “Yang berangkat ada juga, itupun terkadang hasil ikan tangkapannya tidak banyak, karena jarak daerah penangkapannya tidak terlalu jauh,” ungkap dia.

Menurut dia, selama musim paceklik seperti ini beberapa nelayan biasanya ada yang beralih profesi sementara menjadi buruh bangunan, atau mencari pekerjaan sampingan lainnya sembari menunggu cuaca kembali normal.

Buruknya kondisi cuaca di laut juga membuat Pengawas Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Stasiun Belawan, harus melakukan pengawasan ekstra terhadap kapal-kapal ikan nelayan.”Kita minta nelayan untuk tidak melaut dulu, kalaupun tetap memaksakan kehendak untuk berangkat menangkap ikan, kita himbau untuk melengkapi alat keselamatan seperti pelampung,” himbau, Mukhtar APi Kepala PSDKP Stasiun Belawan.

Selain itu, PSDKP juga meminta kapal ikan nelayan yang berangkat melaut agar tetap waspada, dan dingatkan untuk berlindung dibalik pulau-pulau kecil seperti Pulau Berhala apabila kondisi cuaca mulai tidak normal.

“Kita juga menghimbau nelayan untuk berlabuh disekitar kawasan pinggiran pulau-pulau kecil terdekat pada saat hujan dan angin kencang mulai terjadi. Karena umumnya hujan disertai hembusan angin tersebut dapat memicu terjadi gelombang,” terangnya.

Mukhtar mengungkap, selama terjadi perubahan cuaca yang dinilai kurang bersahabat bagi dunia pelayaran khusus kapal ikan nelayan. Mengakibatkan, produksi ikan tangkapan yang masuk ke Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan (PPSB), menjadi berkurang hingga mencapai 50 persen dari sebelumnya.
“Kalau pasokan ikan berkurang, harga ikanpun sudah dapat dipastikan melonjak, untuk hari ini saja kenaikan harga rata-rata mencapai Rp2 ribu hingga Rp4 ribu per kilogram untuk berbagai jenis ikan,”cetusnya. Sementara, Kasi Prakirawan BMKG Stasiun Belawan, Tengku Mahrina ST memprediksikan ketinggian gelombang akan terjadi selama dua hari kedepan.”Diperkirakan tanggal 14 hingga 16 Januari 2013, ketinggian gelombang akan terjadi hingga mencapai 5 meter untuk perairan Laut China Selatan. Sedangkan, di perairan Sumatera sampai disekitar Selat Malaka masih mencapai 2 hingga 3 meter,” terang, Tengku.

Menanggapi hal tersebut, DPC HNSI kota Medan, selaku organisasi nelayan meminta petugas tim Keamanan Laut (Kamla) seperti, Polair, TNI AL, Syahbandar, Basarnas dan PSDKP untuk rutin melakukan patroli pemantauan kegiatan nelayan disekitar perairan Sumatera hingga menuju perbatasan Selat Malaka. Di sekitar perairan dimaksud merupakan lokasi tangkapan ikan nelayan.  (mag-17)

BELAWAN – Angin kencang dan gelombang laut kembali terjadi. Hal ini membuat sebahagian kapal penangkap ikan nelayan di Belawan enggan melaut. Ketinggian ombak saat ini mencapai 1 hingga 2 meter, yang dikhawatirkan akan berdampak buruk terhadap keselamatan jiwa nelayan.
“Sudah tiga hari ini, kami tidak melaut. Risikonya besar, kalau memaksakan diri berangkat. Karena ombak masih tinggi,” kata, Idris (53) nelayan asal Gabion Belawan saat ditemui Sumut Pos, Selasa (15/1) kemarin.

Meski gelombang laut sewaktu-waktu dapat mengancam keselamatan jiwa nelayan, tapi tetap saja ada kapal-kapal ikan nekat berangkat melaut dikarenakan desakan kebutuhan ekonomi. “Yang berangkat ada juga, itupun terkadang hasil ikan tangkapannya tidak banyak, karena jarak daerah penangkapannya tidak terlalu jauh,” ungkap dia.

Menurut dia, selama musim paceklik seperti ini beberapa nelayan biasanya ada yang beralih profesi sementara menjadi buruh bangunan, atau mencari pekerjaan sampingan lainnya sembari menunggu cuaca kembali normal.

Buruknya kondisi cuaca di laut juga membuat Pengawas Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Stasiun Belawan, harus melakukan pengawasan ekstra terhadap kapal-kapal ikan nelayan.”Kita minta nelayan untuk tidak melaut dulu, kalaupun tetap memaksakan kehendak untuk berangkat menangkap ikan, kita himbau untuk melengkapi alat keselamatan seperti pelampung,” himbau, Mukhtar APi Kepala PSDKP Stasiun Belawan.

Selain itu, PSDKP juga meminta kapal ikan nelayan yang berangkat melaut agar tetap waspada, dan dingatkan untuk berlindung dibalik pulau-pulau kecil seperti Pulau Berhala apabila kondisi cuaca mulai tidak normal.

“Kita juga menghimbau nelayan untuk berlabuh disekitar kawasan pinggiran pulau-pulau kecil terdekat pada saat hujan dan angin kencang mulai terjadi. Karena umumnya hujan disertai hembusan angin tersebut dapat memicu terjadi gelombang,” terangnya.

Mukhtar mengungkap, selama terjadi perubahan cuaca yang dinilai kurang bersahabat bagi dunia pelayaran khusus kapal ikan nelayan. Mengakibatkan, produksi ikan tangkapan yang masuk ke Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan (PPSB), menjadi berkurang hingga mencapai 50 persen dari sebelumnya.
“Kalau pasokan ikan berkurang, harga ikanpun sudah dapat dipastikan melonjak, untuk hari ini saja kenaikan harga rata-rata mencapai Rp2 ribu hingga Rp4 ribu per kilogram untuk berbagai jenis ikan,”cetusnya. Sementara, Kasi Prakirawan BMKG Stasiun Belawan, Tengku Mahrina ST memprediksikan ketinggian gelombang akan terjadi selama dua hari kedepan.”Diperkirakan tanggal 14 hingga 16 Januari 2013, ketinggian gelombang akan terjadi hingga mencapai 5 meter untuk perairan Laut China Selatan. Sedangkan, di perairan Sumatera sampai disekitar Selat Malaka masih mencapai 2 hingga 3 meter,” terang, Tengku.

Menanggapi hal tersebut, DPC HNSI kota Medan, selaku organisasi nelayan meminta petugas tim Keamanan Laut (Kamla) seperti, Polair, TNI AL, Syahbandar, Basarnas dan PSDKP untuk rutin melakukan patroli pemantauan kegiatan nelayan disekitar perairan Sumatera hingga menuju perbatasan Selat Malaka. Di sekitar perairan dimaksud merupakan lokasi tangkapan ikan nelayan.  (mag-17)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/