25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Sempat Sedih & Merasa Dibohongi Karena Ditolak Ikut

Foto: Bagus Syahputra/Sumut Pos
Nenek Kelvin Zeriansyah, Supiani.

SUMUTPOS.CO – Rasa sedih keluarga yang kerabatnya hilang dalam peristiwa tenggelamnya KM Sinar Bangun di perairan Danau Toba, Senin (18/6) lalu, masih belum pupus. Kelvin Zeriansyah misalnya, remaja 14 tahun yang kedua orangtua dan dua adiknya ikut tenggelam bersama kapal, masih sedih. Apalagi, ia sempat minta ikut ke Danau Toba, namun ditolak ibunya.

——————————————–

BAGUS SYAHPUTRA, Medan

——————————————–

 

Sabtu (14/7) sore, wartawan Sumut Pos mendatangi rumah Kelvin di Jalan Alumunium I Gang Tompo, Kota Medan. Saat itu, Klevin sedang tidak berada di rumah. Kelvin, Supiani (62), menyebut Kelvin sedang main-main sama temannya di luar..

Namun mengetahui maksud kedatangan awak media ini  untuk wawancara dengan Kelvin, si nenek menyuruh anaknya menjemput Kelvin. Sekitar 5 menit kemudian, Kelvin pulang ke rumah dijemput pamannya menggunakan sepeda motor.

Mengetahui maksud kehadiran awak media, remaja 14 tahun itu tampak tertunduk sedih. Kelvin merupakan anak sulung dari 3 bersaudara, anak pasangan suami-istri Saputra Handoko (40) dan  Hawaleni Saragih (35). Kedua adiknya, masing-masing bernama Fikri Zeriansyah (10) dan Attahyatul Husna (8). Keempat keluarganya itu menjadi korban tenggelamnya KM Sinar Bangun dan dinyatakan hilang hingga saat ini.

Setelah berbasa-basi, siswa kelas IX di SMP Negeri 24 Medan itu menuturkan kronologis kenapa dirinya tidak ikut menjadi korban KM Sinar Bangun saat itu.

Awalnya, Kelvin bersama kedua orangtua dan adik-adiknya, pulang kampung ke rumah keluarga besar ibunya di Kota Pematangsiantar, Jumat (15/6) siang, untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri 1439 H. Mereka menginap selama 3 malam di Pematangsiantar. Kemudian, pada Senin (18/6) pagi, 17 anggota keluarga menggunakan mobil secara berombongan, berangkat hendak liburan ke Danau Toba. Karena jaraknya hanya 1 jam perjalanan dari Siantar.

“Mamak bilang cuma ke Pantai Pasir Putih saja, tapi tidak menyebrang. Saya terus meminta ikut pergi bersama mereka. Tapi mereka menolak,” tuturnya sedih.

Foto: Bagus Syahputra/Sumut Pos
Nenek Kelvin Zeriansyah, Supiani.

SUMUTPOS.CO – Rasa sedih keluarga yang kerabatnya hilang dalam peristiwa tenggelamnya KM Sinar Bangun di perairan Danau Toba, Senin (18/6) lalu, masih belum pupus. Kelvin Zeriansyah misalnya, remaja 14 tahun yang kedua orangtua dan dua adiknya ikut tenggelam bersama kapal, masih sedih. Apalagi, ia sempat minta ikut ke Danau Toba, namun ditolak ibunya.

——————————————–

BAGUS SYAHPUTRA, Medan

——————————————–

 

Sabtu (14/7) sore, wartawan Sumut Pos mendatangi rumah Kelvin di Jalan Alumunium I Gang Tompo, Kota Medan. Saat itu, Klevin sedang tidak berada di rumah. Kelvin, Supiani (62), menyebut Kelvin sedang main-main sama temannya di luar..

Namun mengetahui maksud kedatangan awak media ini  untuk wawancara dengan Kelvin, si nenek menyuruh anaknya menjemput Kelvin. Sekitar 5 menit kemudian, Kelvin pulang ke rumah dijemput pamannya menggunakan sepeda motor.

Mengetahui maksud kehadiran awak media, remaja 14 tahun itu tampak tertunduk sedih. Kelvin merupakan anak sulung dari 3 bersaudara, anak pasangan suami-istri Saputra Handoko (40) dan  Hawaleni Saragih (35). Kedua adiknya, masing-masing bernama Fikri Zeriansyah (10) dan Attahyatul Husna (8). Keempat keluarganya itu menjadi korban tenggelamnya KM Sinar Bangun dan dinyatakan hilang hingga saat ini.

Setelah berbasa-basi, siswa kelas IX di SMP Negeri 24 Medan itu menuturkan kronologis kenapa dirinya tidak ikut menjadi korban KM Sinar Bangun saat itu.

Awalnya, Kelvin bersama kedua orangtua dan adik-adiknya, pulang kampung ke rumah keluarga besar ibunya di Kota Pematangsiantar, Jumat (15/6) siang, untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri 1439 H. Mereka menginap selama 3 malam di Pematangsiantar. Kemudian, pada Senin (18/6) pagi, 17 anggota keluarga menggunakan mobil secara berombongan, berangkat hendak liburan ke Danau Toba. Karena jaraknya hanya 1 jam perjalanan dari Siantar.

“Mamak bilang cuma ke Pantai Pasir Putih saja, tapi tidak menyebrang. Saya terus meminta ikut pergi bersama mereka. Tapi mereka menolak,” tuturnya sedih.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/