30 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Sempat Sedih & Merasa Dibohongi Karena Ditolak Ikut

Dari 17 anggota keluarga besar menantunya yang berlibur di Danau Toba, hanya satu yang selamat. Yakni Dita Saragih, adik dari menantu Supiani.

Pada Selasa (19/6) siang, pihak keluarga berangkat ke Tigaras, Kabupaten Simalungun, untuk mencari informasi. Namun hingga hari berakhir, pencarian yang dilakukan Basarnas tidak membuahkan hasil.

“Kami menggelar tahlilan. Sekarang, saya sudah ikhlas. Kalau sudah begitu jalannya, mau bagaimana lagi? Biarlah Kelvin saya rawat seperti anak sendiri,” katanya.

Pihak keluarga kini mempertanyakan soal santunan dari Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Sosial dan PT Jasa Raharja. Pasalnya, dari 4 orang keluarga mereka yang menjadi korban, hanya Saputra dan istrinya yang mendapatkan santunan yang diberikan ahli waris. Dua anaknya yang ikut menjadi tidak korban, tidak diberi santunan.

Kapal Motor Sinar Bangun tenggelam di Danau Toba (Senin (18/6) sore, dalam pelayaran dari Pelabuhan Simanindo, Kabupaten Samosir menuju Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun. Saat itu, cuaca dengan hantaman putting beliung yang datang mendadak. Ditambah, kapal penyebrangan kelebihan muatan dengan mengangkut ratusan penumpang dan puluhan sepeda motor.

Tali kemudi KM Sinar Bangun putus, menyebabkan kapal tidak bisa dikendalikan oleh nakhoda, sehingga kapal terbalik dan kemudian tenggelam.

Proses pencarian korban dilakukan Tim SAR Gabungan selama dua pekan lebih. Namun hanya 24 orang yang bisa dievakuasi. Yakni 21 orang selamat, dan 3 orang meninggal dunia. Sedangkan 164 orang lagi dinyatakan hilang hingga saat ini.

Atas kejadian ini, Polda Sumut menetapkan 5 orang tersangka, yakni Kepala Dinas Perhubungan Samosir, Nurdian Siahaan, Nakhoda Kapal Motor Sinar Bangun, Poltak Soritua Sagala, Kepala Pos Pelabuhan Simanindo, Kabupaten Samosir, Golpa F Putra. Kemudian, Kepala Bidang Angkutan Sungai dan Danau Perairan (ASDP) Kabupaten Samosir, Rihad Sitanggangm dan anggota Kapos Pelabuhan Simanindo, Karnilan Sitanggang. (gus)

Dari 17 anggota keluarga besar menantunya yang berlibur di Danau Toba, hanya satu yang selamat. Yakni Dita Saragih, adik dari menantu Supiani.

Pada Selasa (19/6) siang, pihak keluarga berangkat ke Tigaras, Kabupaten Simalungun, untuk mencari informasi. Namun hingga hari berakhir, pencarian yang dilakukan Basarnas tidak membuahkan hasil.

“Kami menggelar tahlilan. Sekarang, saya sudah ikhlas. Kalau sudah begitu jalannya, mau bagaimana lagi? Biarlah Kelvin saya rawat seperti anak sendiri,” katanya.

Pihak keluarga kini mempertanyakan soal santunan dari Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Sosial dan PT Jasa Raharja. Pasalnya, dari 4 orang keluarga mereka yang menjadi korban, hanya Saputra dan istrinya yang mendapatkan santunan yang diberikan ahli waris. Dua anaknya yang ikut menjadi tidak korban, tidak diberi santunan.

Kapal Motor Sinar Bangun tenggelam di Danau Toba (Senin (18/6) sore, dalam pelayaran dari Pelabuhan Simanindo, Kabupaten Samosir menuju Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun. Saat itu, cuaca dengan hantaman putting beliung yang datang mendadak. Ditambah, kapal penyebrangan kelebihan muatan dengan mengangkut ratusan penumpang dan puluhan sepeda motor.

Tali kemudi KM Sinar Bangun putus, menyebabkan kapal tidak bisa dikendalikan oleh nakhoda, sehingga kapal terbalik dan kemudian tenggelam.

Proses pencarian korban dilakukan Tim SAR Gabungan selama dua pekan lebih. Namun hanya 24 orang yang bisa dievakuasi. Yakni 21 orang selamat, dan 3 orang meninggal dunia. Sedangkan 164 orang lagi dinyatakan hilang hingga saat ini.

Atas kejadian ini, Polda Sumut menetapkan 5 orang tersangka, yakni Kepala Dinas Perhubungan Samosir, Nurdian Siahaan, Nakhoda Kapal Motor Sinar Bangun, Poltak Soritua Sagala, Kepala Pos Pelabuhan Simanindo, Kabupaten Samosir, Golpa F Putra. Kemudian, Kepala Bidang Angkutan Sungai dan Danau Perairan (ASDP) Kabupaten Samosir, Rihad Sitanggangm dan anggota Kapos Pelabuhan Simanindo, Karnilan Sitanggang. (gus)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/