25.6 C
Medan
Saturday, May 11, 2024

E-Policing, Aplikasi Polisi Tindak Begal

Kapolrestabes Medan Kombes Sandy Nugroho

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Aksi begal (perampokan) di Kota Medan seperti tak ada habisnya. Teranyar terjadi di kawasan Jalan Gatot Subroto Medan, 5 Januari 2017 lalu. Korbannya ibu rumah tangga (IRT), sempat dirawat di rumah sakit. Namun akhirnya, meninggal dunia setelah dirawat lima hari.

Pada 2011, aksi kriminal jalanan ini kerap dilakoni genk motor yang beranggotakan remaja. Pun fenomena genk motor sudah memudar, namun pada 2013 angka begal naik.

Ditanya soal ini, Kapolrestabes Medan Kombes Sandy Nugroho mengatakan polisi sudah mengeluarkan aplikasi E-Policing. Aplikasi ini diyakininya dapat memberikan respon cepat terhadap gangguang keamanan seperti begal.

“Kita ada sediakan aplikasi E-Policing, silahkan didownload. Dalam aplikasi itu ada namanya “Respon Cepat”. Jadi dengan memberikan informasi ada kejadian atau ancaman ketertiban segera diinformasikan ke situ jadi bisa langsung diurai,” ujar Kapolrestabes Medan, Kombes Sandi Nugroho, kepada Sumut Pos, Senin (16/1).

Pun begitu, polisi sudah meningkatkan intensitas patroli di waktu-waktu yang dianggap rawan aksi begal. “Patroli malam, subuh kita lakukan juga. Razia malam, siang dan menjelang maghrib juga akan kita laksanakan,” ungkapnya.

Diterangkannya, Polrestabes Medan sedang mengumpulkan data dari jaringan begal yang sudah ditangkap. “Kita monitor semuanya secara menyeluruh, baru nanti peta besar begalnya kita ketahui. Jadi, itu kita kumpulin semua kelompoknya baru kita bisa bicara. Setelah tahu kita petanya baru kita tangkap satu persatu,” tegas Sandi.

Apakah ada penambahan personel untuk melakukan patroli di seputaran Kota Medan? “Kalau masalah akan kita tambah atau tidak itu strategi kepolisian. Kita tambah orang nanti (pelaku), jadi lari dan pindah tempat. Yang jelas mohon doa dan bantuan juga dari masyarakat semaksimal mungkin kita akan memberantas begal di Kota Medan,” tuturnya.

Dijelaskan Sandi, sebenarnya pelaku aksi begal dalam melakukan aksi tidak terpatok pada satu tempat saja. Melainkan menyeluruh di setiap kawasan.

“Sebenarnya mereka melakukan tindakan menunggu lengahnya para aparat dan korban. Pelaku begal tidak fokus di satu tempat. Jadi di mana saja mereka bisa beraksi,” kata Sandi.

Untuk itu, orang nomor satu di Mapolrestabes ini mengimbau agar masyarakat lebih hati-hati dan waspada. “Intinya bagi pengendara atau pun penumpang angkutan umum, khususnya becak tetap waspada. Bagi pengendara, mengendaralah dengan percaya diri,” tukas Sandi.

“Pakai perlengkapan berkendara yang lengkap seperti helm dan jaket sebagai antisipasi agar tidak mengundang pelaku begal,” pungkasnya. (mag-1/ala)

Kapolrestabes Medan Kombes Sandy Nugroho

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Aksi begal (perampokan) di Kota Medan seperti tak ada habisnya. Teranyar terjadi di kawasan Jalan Gatot Subroto Medan, 5 Januari 2017 lalu. Korbannya ibu rumah tangga (IRT), sempat dirawat di rumah sakit. Namun akhirnya, meninggal dunia setelah dirawat lima hari.

Pada 2011, aksi kriminal jalanan ini kerap dilakoni genk motor yang beranggotakan remaja. Pun fenomena genk motor sudah memudar, namun pada 2013 angka begal naik.

Ditanya soal ini, Kapolrestabes Medan Kombes Sandy Nugroho mengatakan polisi sudah mengeluarkan aplikasi E-Policing. Aplikasi ini diyakininya dapat memberikan respon cepat terhadap gangguang keamanan seperti begal.

“Kita ada sediakan aplikasi E-Policing, silahkan didownload. Dalam aplikasi itu ada namanya “Respon Cepat”. Jadi dengan memberikan informasi ada kejadian atau ancaman ketertiban segera diinformasikan ke situ jadi bisa langsung diurai,” ujar Kapolrestabes Medan, Kombes Sandi Nugroho, kepada Sumut Pos, Senin (16/1).

Pun begitu, polisi sudah meningkatkan intensitas patroli di waktu-waktu yang dianggap rawan aksi begal. “Patroli malam, subuh kita lakukan juga. Razia malam, siang dan menjelang maghrib juga akan kita laksanakan,” ungkapnya.

Diterangkannya, Polrestabes Medan sedang mengumpulkan data dari jaringan begal yang sudah ditangkap. “Kita monitor semuanya secara menyeluruh, baru nanti peta besar begalnya kita ketahui. Jadi, itu kita kumpulin semua kelompoknya baru kita bisa bicara. Setelah tahu kita petanya baru kita tangkap satu persatu,” tegas Sandi.

Apakah ada penambahan personel untuk melakukan patroli di seputaran Kota Medan? “Kalau masalah akan kita tambah atau tidak itu strategi kepolisian. Kita tambah orang nanti (pelaku), jadi lari dan pindah tempat. Yang jelas mohon doa dan bantuan juga dari masyarakat semaksimal mungkin kita akan memberantas begal di Kota Medan,” tuturnya.

Dijelaskan Sandi, sebenarnya pelaku aksi begal dalam melakukan aksi tidak terpatok pada satu tempat saja. Melainkan menyeluruh di setiap kawasan.

“Sebenarnya mereka melakukan tindakan menunggu lengahnya para aparat dan korban. Pelaku begal tidak fokus di satu tempat. Jadi di mana saja mereka bisa beraksi,” kata Sandi.

Untuk itu, orang nomor satu di Mapolrestabes ini mengimbau agar masyarakat lebih hati-hati dan waspada. “Intinya bagi pengendara atau pun penumpang angkutan umum, khususnya becak tetap waspada. Bagi pengendara, mengendaralah dengan percaya diri,” tukas Sandi.

“Pakai perlengkapan berkendara yang lengkap seperti helm dan jaket sebagai antisipasi agar tidak mengundang pelaku begal,” pungkasnya. (mag-1/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/