31.7 C
Medan
Sunday, April 28, 2024

MUI Haramkan Vasektomi dan Tubektomi

Operasi vasktomi-Ilustrasi. MUI mengharamkan vasektomi dan tubektomi sebagai cara KB, karena dianggap memusnahkan generasi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemko Medan saat ini tengah giat-giatnya membentuk kampung KB di tingkat kecamatan. Bahkan, pencanangan Kampung KB ini akan dilakukan langsung oleh Wali Kota Medan Dzulmi Eldin di Kelurahan Mabar Hilir, Medan Deli, 21 Maret mendatang. Namun, program Pemko Medan ini mendapat warning dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Medan. Pasalnya, MUI mengharamkan program KB pada jenis vasektomi (MOP) dan tubektomi (MOW).

Ketua MUI Kota Medan, Prod DR H Mohd Hatta ketika dihubungi Sumut Pos melalui telepon, Kamis (16/3) siang menyebutkan, vasektomi dan tubektomi bertentangan dengan syariat Islam karena memusnahkan generasi. Menurut Hatta, permasalahan ini sudah pernah dibahas di tingkat pusat dan sudah disosialisasikan di Jawa Timur. Namun, BKKBN tetap melaksanakan program KB pria tersebut.

Karenanya, Hatta mengaku, MUI hanya bisa mensosialisasikan bahwa vasektomi dan tubektomi bertentangan dengan syariat Islam.

“Kalau sudah terlanjur pasang, dapat melakukan rekanalisasi lalu bertaubat,” ujar Hatta.

Disinggung soal program pemerintah dalam hal mengendalikan penduduk, Hatta menyebut, ada cara lain. Bahkan Hatta menegaskan, MUI sangat mendukung program pemerintah dalam pengendalian jumlah penduduk, asal tidak betentangan dengan syariat Islam.

Ditegaskan Hatta, alasan apapun tidak dapat diterima kalau memusnahkan generasi. Dikatakan Hatta, masih banyak cara selain vasektomi atau tubektomi. ” Tim Ahli MUI telah melakukan kajian dan penelitian. Hasilnya sangat sedikit sekali orang vasektomi atau tubektomi, dapat memiliki keturunan lagi, ” tandas Hatta.

Menyikapi pernyataan itu, Kepala BKKBN Perwakilan Sumut, Temazaro Zega mengaku enggan berkomentar. Dikatakannya, hal itu merupakan kebijakan pusat. Pihaknya hanya sebagai operasional dan pelaksana di lapangan saja.

Begitu juga ketika ditanya vasektomi dan tubektomi, Temazaro menyebut hal itu akan lebih kompeten dijelaskan oleh dokter bedah. ” Kalau untuk vasektomi dan tubektomi memang gratis. Namun sebelum operasi, dilakukan konseling dan wawancara oleh dokter. Kalau untuk pemulihan, dengan operasi rekanilisasi, mahal itu biayanya, ” ujar Temazaro Zega singkat.

Sementara saat pertemuan dengan wartawan di aula kantor BKKBN Sumut, Jalan Gunung Krakatau, Medan, Kamis (2/3) lalu, Temazaro menyebutkan, Permintaan Pada Masyarakat (PPM) untuk peserta KB baru MOP Tahun 2017, adalah 667 dan sudah tercapai di bulan Januari 137 atau 20,54 persen. Untuk PPM peserta KB baru MOW Tahun 2017, disebut Temazaro adalah 9.268 dan sudah tercapai di bulan Januari 551 atau 5,95 persen.

Terpisah, Ketua Jaringan Kesehatan Masyarakat (JKN) dr Delyuzar menyebutkan, sebenarnya tidak ada efek samping dari vasektomi dan juga tubektomi, jika tidak ada komplikasi. Menurutnya, vasektomi dan tubektomi relatif aman, terlebih dilakukan oleh dokter profesional. Termasuk dengan gerak dan beraktivitas, vasektomi atau tubektomi tidak akan membatasi.

“Lukanya bakalan sembuh. Terlebih saat ini dengan teknologi, luka bekas operasi lebih kecil,” ujar Delyuzar.

Namun menurut Delyuzar, yang membuat tubektomi dan vasektomi diharamkan MUI adalah karena bisa terjadi kemandulan yang permanen. Karena sangat kecil kemungkinan seorang wanita dapat hamil lagi bila sudah tubektomi. Begitu juga dengan pria, jika sudah vasektomi, sulit bisa menghamili wanita atau istrinya. “Makanya kalau saya pribadi, kalau ada cara lain, lebih baik pilih cara lain saja,” sambung Delyuzar.

Dijelaskannya, tubektomi adalah menutup kedua saluran tuba falopi dengan cara mengikat atau memasang cincin. Termasuk dengan cara memotong dan mengangkat rahim, sehingga sel telur tidak dapat bertemu dengan sperma, sehingga pembuahan tidak dapat terjadi. Sementara vasektomi, lanjut Delyuzar, adalah memotong saluran sperma sehingga cairan sperma tidak lagi keluar bersama bibit.

Operasi vasktomi-Ilustrasi. MUI mengharamkan vasektomi dan tubektomi sebagai cara KB, karena dianggap memusnahkan generasi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemko Medan saat ini tengah giat-giatnya membentuk kampung KB di tingkat kecamatan. Bahkan, pencanangan Kampung KB ini akan dilakukan langsung oleh Wali Kota Medan Dzulmi Eldin di Kelurahan Mabar Hilir, Medan Deli, 21 Maret mendatang. Namun, program Pemko Medan ini mendapat warning dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Medan. Pasalnya, MUI mengharamkan program KB pada jenis vasektomi (MOP) dan tubektomi (MOW).

Ketua MUI Kota Medan, Prod DR H Mohd Hatta ketika dihubungi Sumut Pos melalui telepon, Kamis (16/3) siang menyebutkan, vasektomi dan tubektomi bertentangan dengan syariat Islam karena memusnahkan generasi. Menurut Hatta, permasalahan ini sudah pernah dibahas di tingkat pusat dan sudah disosialisasikan di Jawa Timur. Namun, BKKBN tetap melaksanakan program KB pria tersebut.

Karenanya, Hatta mengaku, MUI hanya bisa mensosialisasikan bahwa vasektomi dan tubektomi bertentangan dengan syariat Islam.

“Kalau sudah terlanjur pasang, dapat melakukan rekanalisasi lalu bertaubat,” ujar Hatta.

Disinggung soal program pemerintah dalam hal mengendalikan penduduk, Hatta menyebut, ada cara lain. Bahkan Hatta menegaskan, MUI sangat mendukung program pemerintah dalam pengendalian jumlah penduduk, asal tidak betentangan dengan syariat Islam.

Ditegaskan Hatta, alasan apapun tidak dapat diterima kalau memusnahkan generasi. Dikatakan Hatta, masih banyak cara selain vasektomi atau tubektomi. ” Tim Ahli MUI telah melakukan kajian dan penelitian. Hasilnya sangat sedikit sekali orang vasektomi atau tubektomi, dapat memiliki keturunan lagi, ” tandas Hatta.

Menyikapi pernyataan itu, Kepala BKKBN Perwakilan Sumut, Temazaro Zega mengaku enggan berkomentar. Dikatakannya, hal itu merupakan kebijakan pusat. Pihaknya hanya sebagai operasional dan pelaksana di lapangan saja.

Begitu juga ketika ditanya vasektomi dan tubektomi, Temazaro menyebut hal itu akan lebih kompeten dijelaskan oleh dokter bedah. ” Kalau untuk vasektomi dan tubektomi memang gratis. Namun sebelum operasi, dilakukan konseling dan wawancara oleh dokter. Kalau untuk pemulihan, dengan operasi rekanilisasi, mahal itu biayanya, ” ujar Temazaro Zega singkat.

Sementara saat pertemuan dengan wartawan di aula kantor BKKBN Sumut, Jalan Gunung Krakatau, Medan, Kamis (2/3) lalu, Temazaro menyebutkan, Permintaan Pada Masyarakat (PPM) untuk peserta KB baru MOP Tahun 2017, adalah 667 dan sudah tercapai di bulan Januari 137 atau 20,54 persen. Untuk PPM peserta KB baru MOW Tahun 2017, disebut Temazaro adalah 9.268 dan sudah tercapai di bulan Januari 551 atau 5,95 persen.

Terpisah, Ketua Jaringan Kesehatan Masyarakat (JKN) dr Delyuzar menyebutkan, sebenarnya tidak ada efek samping dari vasektomi dan juga tubektomi, jika tidak ada komplikasi. Menurutnya, vasektomi dan tubektomi relatif aman, terlebih dilakukan oleh dokter profesional. Termasuk dengan gerak dan beraktivitas, vasektomi atau tubektomi tidak akan membatasi.

“Lukanya bakalan sembuh. Terlebih saat ini dengan teknologi, luka bekas operasi lebih kecil,” ujar Delyuzar.

Namun menurut Delyuzar, yang membuat tubektomi dan vasektomi diharamkan MUI adalah karena bisa terjadi kemandulan yang permanen. Karena sangat kecil kemungkinan seorang wanita dapat hamil lagi bila sudah tubektomi. Begitu juga dengan pria, jika sudah vasektomi, sulit bisa menghamili wanita atau istrinya. “Makanya kalau saya pribadi, kalau ada cara lain, lebih baik pilih cara lain saja,” sambung Delyuzar.

Dijelaskannya, tubektomi adalah menutup kedua saluran tuba falopi dengan cara mengikat atau memasang cincin. Termasuk dengan cara memotong dan mengangkat rahim, sehingga sel telur tidak dapat bertemu dengan sperma, sehingga pembuahan tidak dapat terjadi. Sementara vasektomi, lanjut Delyuzar, adalah memotong saluran sperma sehingga cairan sperma tidak lagi keluar bersama bibit.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/