33.9 C
Medan
Friday, May 10, 2024

Satu Tulang di Rumah Syamsul Tulang Manusia

Foto: Prasetiyo/PM Kolor dan tulang beluang yang ditemukan dalam penggalian di samping rumah Syamsul Anwar, Kamis (11/12/2014).
Foto: Prasetiyo/PM
Kolor dan tulang beluang yang ditemukan dalam penggalian di samping rumah Syamsul Anwar, Kamis (11/12/2014).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Polisi masih menyelidiki temuan tulang-belulang dari hasil penggalian di rumah Syamsul Anwar, penganiaya dan pembunuhan pembantu rumah tangga (PRT). Sejauh ini satu tulang dipastikan tulang manusia.

“Gigi manusia, rambut manusia, satu potongan tulang juga manusia. Selebihnya masih dalam pemeriksaan,” kata Kapolresta Medan, Kombes Pol Nico Afinta kepada wartawan, Selasa (16/12).

Pemeriksaan itu, katanya, dilakukan tim tim Disaster Victim Identification (DVI) Biddokkes Polda Sumut. Prosesnya masih terus berlangsung dan belum bisa dipastikan hingga kapan dituntaskan karena menyangkut berbagai aspek pemeriksaan.

“Kita masih menunggu hasil tes DNA dari Puslabfor Mabes Polri dan kita sudah berkoordinasi,” sambung Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Wahyu Bram.

Disinggung tes DNA kenapa tidak dilakukan oleh Polda Sumut, Bram mengaku peralatan dan perlengkapan yang menyangkut itu hanya ada di Mabes Polri. “Alatnya yang ada cuma di sana (Puslabfor Mabes Polri). Kalau Polda Sumut tidak ada,” sebut mantan penyidik KPK itu.

Ditanya kapan bisa dipastikan hasil dari tes DNA, Bram tak berani memastikannya. “Saya belum pernah menangani kasus yang menyangkut tes DNA. Jadi, saya tidak tahu pasti kapan waktunya. Tapi, kalau soal kasus korupsi terkait hasil audit, saya bisa memastikan itu,” jawabnya.

Bram menyebut, berkas perkara kelima tersangka yang belum dilimpahkan sampai saat ini masih terus dilengkapi. “Alat buktinya masih banyak yang perlu dilengkapi lagi,” katanya.

Mengenai Sri, PRT asal Jawa Timur, yang diduga turut menjadi korban Syamsul, Bram menuturkan, pihaknya masih menelusurinya. “Kita belum tahu Sri tinggal dimana, apakah masih hidup atau tidak, begitu juga keluarganya. Jadi, kita juga sedang menelusuri itu,” ucapnya.

Dalam melakukan penelusuran apakah pihaknya menurunkan tim ke Jakarta? Bram menyatakan harus mengetahui dulu secara pasti asal muasal Sri. “Jika alamatnya sudah diketahui, kita baru bisa menurunkan tim untuk mendatangi tempat tinggalnya. Karena, kita belum tahu Sri ini tinggal di mana dan berasal dari penyalur tenaga kerja mana. Jadi, Harus jelas dulu latar belakangnya dan hal ini sudah kita lakukan kepada Yanti yang diduga turut menjadi korban penyiksaan hingga tewas,” pungkas Bram.

Sebelumnya, tim penyidik yang menangani kasus tersebut telah melakukan penggalian di rumah Syamsul Rahman Anwar, di Jalan Beo No 17, Sidodadi, Medan Timur, selama empat hari mulai 8-11 Desember lalu. Hasilnya, polisi menemukan 23 potong tulang milik manusia dari 4 lubang yang digali di rumah tersangka penyiksa pembantu rumah tangga (PRT) hingga tewas ini.

Berdasarkan data, pada hari pertama (8/12) polisi menemukan 1 potong tulang jari dan celana dalam, yang merupakan hasil penggalian di bawah tangga. Hari kedua (9/12), 2 potong tulang berukuran kecil dan 1 kain selendang, di bawah tangga.

Hari ketiga, 1 potong gigi geraham bawah kanan milik manusia berumur sekitar 30-50 tahun. Kemudian, 5 potong celana dalam milik Sri (korban lain yang diduga tewas), 1 ikat rambut dan aksesoris wanita seperti gelang dan kalung. Benda-benda yang ditemukan pada hari ketiga tersebut adalah hasil penggalian di teras garasi. Hari keempat, 20 potong tulang beragam ukuran, mulai dari 2-10 cm dan 5 utas tali bra di areal belakang rumah.

Tersangka Syamsul Anwar bersama istri, anak, keponakan, dan pekerjanya menganiaya para PRT yang bekerja di rumahnya. Tiga orang berhasil diselamatkan polisi, sementara satu orang tewas dan mayatnya dibuang di Kabupaten Karo. Polisi menjerat mereka dengan beberapa pasal termasuk kasus pembunuhan. (ind/ris/smg)

Foto: Prasetiyo/PM Kolor dan tulang beluang yang ditemukan dalam penggalian di samping rumah Syamsul Anwar, Kamis (11/12/2014).
Foto: Prasetiyo/PM
Kolor dan tulang beluang yang ditemukan dalam penggalian di samping rumah Syamsul Anwar, Kamis (11/12/2014).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Polisi masih menyelidiki temuan tulang-belulang dari hasil penggalian di rumah Syamsul Anwar, penganiaya dan pembunuhan pembantu rumah tangga (PRT). Sejauh ini satu tulang dipastikan tulang manusia.

“Gigi manusia, rambut manusia, satu potongan tulang juga manusia. Selebihnya masih dalam pemeriksaan,” kata Kapolresta Medan, Kombes Pol Nico Afinta kepada wartawan, Selasa (16/12).

Pemeriksaan itu, katanya, dilakukan tim tim Disaster Victim Identification (DVI) Biddokkes Polda Sumut. Prosesnya masih terus berlangsung dan belum bisa dipastikan hingga kapan dituntaskan karena menyangkut berbagai aspek pemeriksaan.

“Kita masih menunggu hasil tes DNA dari Puslabfor Mabes Polri dan kita sudah berkoordinasi,” sambung Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Wahyu Bram.

Disinggung tes DNA kenapa tidak dilakukan oleh Polda Sumut, Bram mengaku peralatan dan perlengkapan yang menyangkut itu hanya ada di Mabes Polri. “Alatnya yang ada cuma di sana (Puslabfor Mabes Polri). Kalau Polda Sumut tidak ada,” sebut mantan penyidik KPK itu.

Ditanya kapan bisa dipastikan hasil dari tes DNA, Bram tak berani memastikannya. “Saya belum pernah menangani kasus yang menyangkut tes DNA. Jadi, saya tidak tahu pasti kapan waktunya. Tapi, kalau soal kasus korupsi terkait hasil audit, saya bisa memastikan itu,” jawabnya.

Bram menyebut, berkas perkara kelima tersangka yang belum dilimpahkan sampai saat ini masih terus dilengkapi. “Alat buktinya masih banyak yang perlu dilengkapi lagi,” katanya.

Mengenai Sri, PRT asal Jawa Timur, yang diduga turut menjadi korban Syamsul, Bram menuturkan, pihaknya masih menelusurinya. “Kita belum tahu Sri tinggal dimana, apakah masih hidup atau tidak, begitu juga keluarganya. Jadi, kita juga sedang menelusuri itu,” ucapnya.

Dalam melakukan penelusuran apakah pihaknya menurunkan tim ke Jakarta? Bram menyatakan harus mengetahui dulu secara pasti asal muasal Sri. “Jika alamatnya sudah diketahui, kita baru bisa menurunkan tim untuk mendatangi tempat tinggalnya. Karena, kita belum tahu Sri ini tinggal di mana dan berasal dari penyalur tenaga kerja mana. Jadi, Harus jelas dulu latar belakangnya dan hal ini sudah kita lakukan kepada Yanti yang diduga turut menjadi korban penyiksaan hingga tewas,” pungkas Bram.

Sebelumnya, tim penyidik yang menangani kasus tersebut telah melakukan penggalian di rumah Syamsul Rahman Anwar, di Jalan Beo No 17, Sidodadi, Medan Timur, selama empat hari mulai 8-11 Desember lalu. Hasilnya, polisi menemukan 23 potong tulang milik manusia dari 4 lubang yang digali di rumah tersangka penyiksa pembantu rumah tangga (PRT) hingga tewas ini.

Berdasarkan data, pada hari pertama (8/12) polisi menemukan 1 potong tulang jari dan celana dalam, yang merupakan hasil penggalian di bawah tangga. Hari kedua (9/12), 2 potong tulang berukuran kecil dan 1 kain selendang, di bawah tangga.

Hari ketiga, 1 potong gigi geraham bawah kanan milik manusia berumur sekitar 30-50 tahun. Kemudian, 5 potong celana dalam milik Sri (korban lain yang diduga tewas), 1 ikat rambut dan aksesoris wanita seperti gelang dan kalung. Benda-benda yang ditemukan pada hari ketiga tersebut adalah hasil penggalian di teras garasi. Hari keempat, 20 potong tulang beragam ukuran, mulai dari 2-10 cm dan 5 utas tali bra di areal belakang rumah.

Tersangka Syamsul Anwar bersama istri, anak, keponakan, dan pekerjanya menganiaya para PRT yang bekerja di rumahnya. Tiga orang berhasil diselamatkan polisi, sementara satu orang tewas dan mayatnya dibuang di Kabupaten Karo. Polisi menjerat mereka dengan beberapa pasal termasuk kasus pembunuhan. (ind/ris/smg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/