26.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Pimpinan Rehabilitasi LRPPN BI Klaim Bukan karena Menu Sarapan

Foto: Bagus/Sumut Pos
BERANTAKAN-Lembaga Rehabilitasi Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika Bhayangkara Indonesia (LRPPN BI) Jalan Budi Luhur, Gang PTP, Lingkungan VI, Kelurahan Sei Sekambing C II, Medan Helvetia yang dirusak para pecandu. Diduga karena bosan dengan menu sarapan, Selasa (16/1/2018).

Mengenai kerusakan yang terjadi, Suwito mengaku tidak banyak. Makanya mereka tidak akan melapor ke Polisi. Terlebih, para pelaku pengrusakan dianggapnya sebagai anak-anaknya. Untuk provokator, diakui Suwito juga sudah diketahui, yakni berjumlah 3 orang. Namun, Suwito enggan menyebutkan identitas dengan alasan tidak ingin memperbesar masalah itu.

“Untuk biaya tergantung kemampuan. Kita ada subsidi silang. Seperti residen kita ini, bayar Rp7 juta perbulan untuk VIP. Untuk residen kita Dewi itu, bayar Rp1 juta perbulan. Selain itu, juga ada bantuan pemerintah untuk 20 residen. Perbandingan yang bayar dengan yang tidak bayar, antara 60 persen banding 40 persen. Untuk di sini, kapasitasnya 250 orang, namun saat ini sih sekitar 74 orang. Di sini juga ada dari luar kota seperti dari Aceh, Riau, dan Labuhanbatu,” tandas Suwito.

Seorang residen, Selamet Widodo mengakui kalau kejadian kemarin bukan karena menu sarapan. Dikatakannya, musibah kemarin terjadi sebenarnya ada perencanaan. Diterangkan Selamet, rutinitasnya di panti rehabilitasi LRPPN BI adalah, Salat Subuh lalu tidur lagi. “Pukul 06.30 WIB kita baris lalu mandi. Setelah itu kumpul, sarapan, istirahat sebentar, dilanjutkan morning brefing. Sebelum Salat Dzuhur, kita bersih-bersih rumah lalu Salat kemudian makan siang dan istirahat sebentar. Setelah itu, seminar medis, persiapan Salat Ashar, bersih-bersih rumah, olahraga dan mandi. Kemudian kita Salat Maghrib, makan malam, istirahat, Salat Isya, brefing malam dan istirahat,” beber Selamet.

Ditanya soal kebosanan, Selamet mengaku bosan. Namun hal itu semata-mata untuk perubahan dirinya agar lebih baik. Disebutnya, setiap satu kamar di panti rehabilitasi, dihuni dua sampai empat orang.

Sementara, seorang wanita yang mengaku sebagai Program Manager Female juga menegaskan, kejadian kemarin memang diduga sudah direncanakan. Dikatakannya, permasalahan sebenarnya adalah karena tidak dibolehkannya para residen merokok, walau sudah berulang kali meminta ke pihak pengurus panti. “Mereka yang kabur, ada yang masih induction fasenya, ada yang masih satu bulan join program. Itu mereka yang belum punya prinsip. Ada yang dari detox, terus naik program,” ujarnya.

Untuk menu makanan, dijelaskannya, menu makanan residen yang buat. Setiap satu bulan sekali menu makanan diganti, sesuai selera para residen. Dijelaskannya, kemarin pihaknya baru selesai libur tahun baru sehingga menu sarapan, sekitar 4 sampai 5 hari, menunya itu-itu aja. Namun diakuinya sudah rapat dan disepakati tanggal 15 bakal ganti menu makanan.

“Menu sarapan pagi, nasi uduk, mie dan kerupuk ubi (opak). Makan siang, ayam gulai, sayur, sambel dan buah seperti pepaya atau semangka. Kalau malam, ikan tauco dan sayur genjer, tergantung request anak-anak,” tandasnya.

Foto: Bagus/Sumut Pos
BERANTAKAN-Lembaga Rehabilitasi Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika Bhayangkara Indonesia (LRPPN BI) Jalan Budi Luhur, Gang PTP, Lingkungan VI, Kelurahan Sei Sekambing C II, Medan Helvetia yang dirusak para pecandu. Diduga karena bosan dengan menu sarapan, Selasa (16/1/2018).

Mengenai kerusakan yang terjadi, Suwito mengaku tidak banyak. Makanya mereka tidak akan melapor ke Polisi. Terlebih, para pelaku pengrusakan dianggapnya sebagai anak-anaknya. Untuk provokator, diakui Suwito juga sudah diketahui, yakni berjumlah 3 orang. Namun, Suwito enggan menyebutkan identitas dengan alasan tidak ingin memperbesar masalah itu.

“Untuk biaya tergantung kemampuan. Kita ada subsidi silang. Seperti residen kita ini, bayar Rp7 juta perbulan untuk VIP. Untuk residen kita Dewi itu, bayar Rp1 juta perbulan. Selain itu, juga ada bantuan pemerintah untuk 20 residen. Perbandingan yang bayar dengan yang tidak bayar, antara 60 persen banding 40 persen. Untuk di sini, kapasitasnya 250 orang, namun saat ini sih sekitar 74 orang. Di sini juga ada dari luar kota seperti dari Aceh, Riau, dan Labuhanbatu,” tandas Suwito.

Seorang residen, Selamet Widodo mengakui kalau kejadian kemarin bukan karena menu sarapan. Dikatakannya, musibah kemarin terjadi sebenarnya ada perencanaan. Diterangkan Selamet, rutinitasnya di panti rehabilitasi LRPPN BI adalah, Salat Subuh lalu tidur lagi. “Pukul 06.30 WIB kita baris lalu mandi. Setelah itu kumpul, sarapan, istirahat sebentar, dilanjutkan morning brefing. Sebelum Salat Dzuhur, kita bersih-bersih rumah lalu Salat kemudian makan siang dan istirahat sebentar. Setelah itu, seminar medis, persiapan Salat Ashar, bersih-bersih rumah, olahraga dan mandi. Kemudian kita Salat Maghrib, makan malam, istirahat, Salat Isya, brefing malam dan istirahat,” beber Selamet.

Ditanya soal kebosanan, Selamet mengaku bosan. Namun hal itu semata-mata untuk perubahan dirinya agar lebih baik. Disebutnya, setiap satu kamar di panti rehabilitasi, dihuni dua sampai empat orang.

Sementara, seorang wanita yang mengaku sebagai Program Manager Female juga menegaskan, kejadian kemarin memang diduga sudah direncanakan. Dikatakannya, permasalahan sebenarnya adalah karena tidak dibolehkannya para residen merokok, walau sudah berulang kali meminta ke pihak pengurus panti. “Mereka yang kabur, ada yang masih induction fasenya, ada yang masih satu bulan join program. Itu mereka yang belum punya prinsip. Ada yang dari detox, terus naik program,” ujarnya.

Untuk menu makanan, dijelaskannya, menu makanan residen yang buat. Setiap satu bulan sekali menu makanan diganti, sesuai selera para residen. Dijelaskannya, kemarin pihaknya baru selesai libur tahun baru sehingga menu sarapan, sekitar 4 sampai 5 hari, menunya itu-itu aja. Namun diakuinya sudah rapat dan disepakati tanggal 15 bakal ganti menu makanan.

“Menu sarapan pagi, nasi uduk, mie dan kerupuk ubi (opak). Makan siang, ayam gulai, sayur, sambel dan buah seperti pepaya atau semangka. Kalau malam, ikan tauco dan sayur genjer, tergantung request anak-anak,” tandasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/