27.8 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Tangani Banjir di Medan Utara, Pemko Harus Siapkan Blue Print

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Banjir secara meluas kembali terjadi di Medan Utara. Akibatnya ribuan rumah tergenang banjir di 4 kecamatan meliputi Medan Deli, Medan Labuhan, Medan Marelan dan Medan Belawann

Hal ini membuktikan Pemerintah Kota (Pemko) Medan belum mempunyai konsep serius dalam penanganan banjir di Kota Medan khususnya Medan Utara. Demikianlah ditegaskan Tokoh Masyarakat Medan Utara, M Nasir, Minggu (17/5).

“Sudah sekian tahun, setiap hujan pasti banjir mengancam Medan Utara. Mau sampai kapan begini, kita meminta agar Pemko Medan mempersiapkan blueprint atau langkah strategi menangani banjir,” tegas Nasir.

Selama ini, konsep yang telah dijalankan dengan mengeruk drainase di seluruh kawasan, dianggap tidak memberikan hasil maksimal dalam penanganan banjir. Untuk itu, blueprint-lah langkah tepat dalam mengatasi banjir dengan membuka dua sisi sungai di barat dan timur.

“Coba Pemko Medan serius, pasti banjir dapat teratasi. Kita ketahui di sisi timur ada Sungai Kera dan di sisi barat ada Sungai Bedera. Artinya kedua sungai ini bisa dimanfaatkan sebagai penyaluran air menuju ke muara. Tapi, sampai saat ini belum ada konsep yang jelas, makanya banjir terus mengancam,” ungkap mantan anggota DPRD Medan ini.

Selain itu, Pemko Medan juga harus bisa bekerja sama dengan Pemkab Deliserdang untuk memanfaatkan kawasam resapan air yang dapat berintegritas air secara terpusat. Sehingga, anak sungai mampu menampung air di waktu hujan.

“Konsep ini harus segera dikakukan Pemko Medan dengan meminta kepada Pemprovsu dan Pemerintah Pusat untuk mendukung program tersebut. Mudah – mudahan ancaman banjir dapat teratasi,” ucap Nasir.

Sementara, Anggota DPRD Kota Medan, Sudari mengaku, persoalan banjir di Medan Utara sudah lama terjadi. Banjir yang kerap terjadi berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat seperti iritasi kulit dam gatal – gatal.

“Kalau melihat musibah ini, karena minimnya kawasan resapan air akibat buruknya rencana tata ruang wilayah (RTRW). Selain itu juga, kita minta ini untuk dikaji ulang, kita minta Pemko harus punya konsep yang jelas menangani banjiir,” kata Sudari.

Politisi PAN ini menegaskan, persoalan banjir menjadi buah pokok pikiran bagi dewan dari Dapil II untuk memprioritaskan untuk mengatasi masalah banjir ini. Ia berharap wakil rakyat dari Medan Utara bisa bergandeng tangan untuk menganggarkan APBD untuk menata RTRW khususnya masalah banjir di Medan Utara.

“Masalah banjir ini adalah tanggung jawab kita bersama. Kita akan ingin banjir ini dengan membuka resapan air, normalisasi sungai dan penanganan sampah secara tepat tidak dibuang ke aliran air. Langkah ini adalah yang tepat dengan mendukung adanya program kanalisasi,” pungkas Sudari.

Sebelumnya, beberapa lokasi di kecamatan kawasan Medan Utara Kota Medan terendam banjir, Sabtu (16/5).

Diawali dari Kecamatan Medan Deli, di Kelurahan Tanjung Mulia dan Tanjung Mulia Hilir. Di dua kelurahan ini, tinggi genangan air mencapai dengkul orang dewasa bahkan ada yang tingginya mencapai pinggang.

Lokasi yang kerab dilanda banjir adalah di kawasan Jalan Aluminium, Jalan Kawat 2, Jalan Turi, Jalan Kawat 3 dekat pembangunan jalan tol Medan – Binjai. Di tempat ini ratusan rumah warga dimasuki air banjir.

Dan di beberapa lokasi Kelurahan Mabar Hilir seperti Jalan Suasa Selatan, Lingkungan 4 Wonogiri, Jalan RPH serta Jalan Rahayu.

Yang lebih parah adalah lokasi TPU (Tempat Pemakaman Umum) dan pajak depan lapangan sepak bola Sriwijaya Mabar Hilir, semuanya terendam oleh banjir.

Kawasan Medan Marelan terlihat banjir di beberapa lingkungan di Kelurahan Tanah Enam Ratus. Namun yang terparah adalah mulai dari Jalan Marelan Raya, Pasar 3 Marelan hingga mendekati Pasar 5 Marelan.

Di Kecamatan Medan Labuhan rata-rata banjir. Seperti di Kelurahan Martubung, Tangkahan, Besar, Sei Mati, Pekan Labuhan, serta Kampung Nelayan.

Kebanyakan di lokasi ini air banjir sampai sepinggang orang dewasa. Tapi banjir yang terparah adalah di Kelurahan Tangkahan dekat kawasan industri.

Informasinya yang memperparah banjir adalah parit kanal buangan limbah awasan Industri Modern (KIM).

Parit KIM sampai saat ini masih meluap-luap sehingga menggenangi pemukiman masyarakat sekitar.

Selain banjir, untuk seputaran Medan Belawan hampir separuh pemukiman warga digenangi oleh banjir pasang rob. Seperti 2 diantaranya di Kelurahan Belawan Sicanang dan Kelurahan Bagan Deli. (fac/ila)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Banjir secara meluas kembali terjadi di Medan Utara. Akibatnya ribuan rumah tergenang banjir di 4 kecamatan meliputi Medan Deli, Medan Labuhan, Medan Marelan dan Medan Belawann

Hal ini membuktikan Pemerintah Kota (Pemko) Medan belum mempunyai konsep serius dalam penanganan banjir di Kota Medan khususnya Medan Utara. Demikianlah ditegaskan Tokoh Masyarakat Medan Utara, M Nasir, Minggu (17/5).

“Sudah sekian tahun, setiap hujan pasti banjir mengancam Medan Utara. Mau sampai kapan begini, kita meminta agar Pemko Medan mempersiapkan blueprint atau langkah strategi menangani banjir,” tegas Nasir.

Selama ini, konsep yang telah dijalankan dengan mengeruk drainase di seluruh kawasan, dianggap tidak memberikan hasil maksimal dalam penanganan banjir. Untuk itu, blueprint-lah langkah tepat dalam mengatasi banjir dengan membuka dua sisi sungai di barat dan timur.

“Coba Pemko Medan serius, pasti banjir dapat teratasi. Kita ketahui di sisi timur ada Sungai Kera dan di sisi barat ada Sungai Bedera. Artinya kedua sungai ini bisa dimanfaatkan sebagai penyaluran air menuju ke muara. Tapi, sampai saat ini belum ada konsep yang jelas, makanya banjir terus mengancam,” ungkap mantan anggota DPRD Medan ini.

Selain itu, Pemko Medan juga harus bisa bekerja sama dengan Pemkab Deliserdang untuk memanfaatkan kawasam resapan air yang dapat berintegritas air secara terpusat. Sehingga, anak sungai mampu menampung air di waktu hujan.

“Konsep ini harus segera dikakukan Pemko Medan dengan meminta kepada Pemprovsu dan Pemerintah Pusat untuk mendukung program tersebut. Mudah – mudahan ancaman banjir dapat teratasi,” ucap Nasir.

Sementara, Anggota DPRD Kota Medan, Sudari mengaku, persoalan banjir di Medan Utara sudah lama terjadi. Banjir yang kerap terjadi berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat seperti iritasi kulit dam gatal – gatal.

“Kalau melihat musibah ini, karena minimnya kawasan resapan air akibat buruknya rencana tata ruang wilayah (RTRW). Selain itu juga, kita minta ini untuk dikaji ulang, kita minta Pemko harus punya konsep yang jelas menangani banjiir,” kata Sudari.

Politisi PAN ini menegaskan, persoalan banjir menjadi buah pokok pikiran bagi dewan dari Dapil II untuk memprioritaskan untuk mengatasi masalah banjir ini. Ia berharap wakil rakyat dari Medan Utara bisa bergandeng tangan untuk menganggarkan APBD untuk menata RTRW khususnya masalah banjir di Medan Utara.

“Masalah banjir ini adalah tanggung jawab kita bersama. Kita akan ingin banjir ini dengan membuka resapan air, normalisasi sungai dan penanganan sampah secara tepat tidak dibuang ke aliran air. Langkah ini adalah yang tepat dengan mendukung adanya program kanalisasi,” pungkas Sudari.

Sebelumnya, beberapa lokasi di kecamatan kawasan Medan Utara Kota Medan terendam banjir, Sabtu (16/5).

Diawali dari Kecamatan Medan Deli, di Kelurahan Tanjung Mulia dan Tanjung Mulia Hilir. Di dua kelurahan ini, tinggi genangan air mencapai dengkul orang dewasa bahkan ada yang tingginya mencapai pinggang.

Lokasi yang kerab dilanda banjir adalah di kawasan Jalan Aluminium, Jalan Kawat 2, Jalan Turi, Jalan Kawat 3 dekat pembangunan jalan tol Medan – Binjai. Di tempat ini ratusan rumah warga dimasuki air banjir.

Dan di beberapa lokasi Kelurahan Mabar Hilir seperti Jalan Suasa Selatan, Lingkungan 4 Wonogiri, Jalan RPH serta Jalan Rahayu.

Yang lebih parah adalah lokasi TPU (Tempat Pemakaman Umum) dan pajak depan lapangan sepak bola Sriwijaya Mabar Hilir, semuanya terendam oleh banjir.

Kawasan Medan Marelan terlihat banjir di beberapa lingkungan di Kelurahan Tanah Enam Ratus. Namun yang terparah adalah mulai dari Jalan Marelan Raya, Pasar 3 Marelan hingga mendekati Pasar 5 Marelan.

Di Kecamatan Medan Labuhan rata-rata banjir. Seperti di Kelurahan Martubung, Tangkahan, Besar, Sei Mati, Pekan Labuhan, serta Kampung Nelayan.

Kebanyakan di lokasi ini air banjir sampai sepinggang orang dewasa. Tapi banjir yang terparah adalah di Kelurahan Tangkahan dekat kawasan industri.

Informasinya yang memperparah banjir adalah parit kanal buangan limbah awasan Industri Modern (KIM).

Parit KIM sampai saat ini masih meluap-luap sehingga menggenangi pemukiman masyarakat sekitar.

Selain banjir, untuk seputaran Medan Belawan hampir separuh pemukiman warga digenangi oleh banjir pasang rob. Seperti 2 diantaranya di Kelurahan Belawan Sicanang dan Kelurahan Bagan Deli. (fac/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/