31.7 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Handphone Tak Boleh Mati, Standby 24 Jam

Hal berkesan lainnya kata Mangapul, mereka diperhatikan orang banyak saat bekerja. Tak sedikit pula masyarakat justru mendukung pekerjaan yang mereka lakukan. “Kami sering juga dibuati minum saat bekerja, masyarakat mendukung apa yang kami lakukan. Tapi tak jarang juga terjadi, di saat kami belum meninggalkan lokasi masyarakat membuang sampahnya kembali ke parit ataupun sungai,” katanya.

Tugas dan tanggung jawab P3SU memang sangat berat. Belum sebanding dengan kesejahteraan yang mereka dapatkan dari Pemko Medan. Namun bagi Mangapul, itu bukanlah suatu hal yang harus dikeluhkan justru rasa syukur luar biasa bisa memiliki pekerjaan untuk saat ini. “Handphone kami tak boleh mati. Standby 24 jam. Kapapun dihubungi lurah kami harus siap. Tak hanya mengorek parit dan sampah, juga ketika ada pohon tumbang,” katanya.

Mengingat wilayah Medan Amplas cukup memiliki volume kerja yang tinggi dibanding kecamatan lain, Mangapul mengaku hampir setiap hari ada penugasan dari lurah ke mana mereka harus bergerak. “Dulunya sebelum bernama P3SU, di sini itu namanya Satuan Tugas (Satgas) Kebersihan. Kami ada tiga grup di sini yang dibagi setiap harinya sesuai arahan lurah. Bagian lapangan ada dua grup dan satunya petugas patroli sampah kecamatan dari kelurahan. Di sinilah perlu peran serta dan kerja sama antarseluruh personel. Mungkin saja gaji saya sama dengan yang baru-baru sekarang ini, tapi itu tidak menjadi patokan dalam bekerja,” katanya yang mengaku kerap mendapat kepercayaan lebih dari korlap P3SU. (*/bersambung)

Hal berkesan lainnya kata Mangapul, mereka diperhatikan orang banyak saat bekerja. Tak sedikit pula masyarakat justru mendukung pekerjaan yang mereka lakukan. “Kami sering juga dibuati minum saat bekerja, masyarakat mendukung apa yang kami lakukan. Tapi tak jarang juga terjadi, di saat kami belum meninggalkan lokasi masyarakat membuang sampahnya kembali ke parit ataupun sungai,” katanya.

Tugas dan tanggung jawab P3SU memang sangat berat. Belum sebanding dengan kesejahteraan yang mereka dapatkan dari Pemko Medan. Namun bagi Mangapul, itu bukanlah suatu hal yang harus dikeluhkan justru rasa syukur luar biasa bisa memiliki pekerjaan untuk saat ini. “Handphone kami tak boleh mati. Standby 24 jam. Kapapun dihubungi lurah kami harus siap. Tak hanya mengorek parit dan sampah, juga ketika ada pohon tumbang,” katanya.

Mengingat wilayah Medan Amplas cukup memiliki volume kerja yang tinggi dibanding kecamatan lain, Mangapul mengaku hampir setiap hari ada penugasan dari lurah ke mana mereka harus bergerak. “Dulunya sebelum bernama P3SU, di sini itu namanya Satuan Tugas (Satgas) Kebersihan. Kami ada tiga grup di sini yang dibagi setiap harinya sesuai arahan lurah. Bagian lapangan ada dua grup dan satunya petugas patroli sampah kecamatan dari kelurahan. Di sinilah perlu peran serta dan kerja sama antarseluruh personel. Mungkin saja gaji saya sama dengan yang baru-baru sekarang ini, tapi itu tidak menjadi patokan dalam bekerja,” katanya yang mengaku kerap mendapat kepercayaan lebih dari korlap P3SU. (*/bersambung)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/