29 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Penyebaran Budaya Bidang Seni

Foto : BAGUS SYAHPUTRA/Sumut Pos
Peserta tari bersama maestro Jose Rizal Firdaus.

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Direktorat Kesenian, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan selama tiga tahun terakhir melaksanakan kegiatan Belajar Bersama Maestro (BBM). Kegiatan ini memberikan kesempatan kepada peserta didik tingkat SMA/SMK se-derajat di Indonesia untuk belajar seni.

Maestro asal Sumatera Utara dibidang seni tari, Jose Rizal Firdaus terpilih menjadi salah satu pelatih dan pengajar dari 15 maestro yang terpilih karena karya dan prestasinya. Selain Jose Rizal, maestro lainnya yaoni Titiek Puspa, Manteb Sudarsono, Krisna Murti, Retno Maruti, Sunaryo, Timbul Raharjo, Hanafi, Caro David Habel Edon, Djana Partanain, Asia Ramli, Dedek Wahyudi, Iman Soleh, Fendi Siregar, dan Zakaria.

Jose Rizal mengatakan kegiatan ini merupakan implementasi dari nawacitanya Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) tentang kebudayaan. Penyebaran kebudayaan melalui berbagai bidang seni akhirnya menjuru ke semua daerah bukan hanya di Pulau Jawa dan Bali.

“Ada 15 maestro yang ditetapkan dari berbagai wilayah yakni DKI Jakarta, Di Yogyakarta, Bandung, Medan, Lombok Utara, Solo, Makassar, NTT, Jawa Barat dan, Jawa Timur. Kesenian yang dilatih seperti Seni Media, rupa, tari, teater dan musik, ” katanya di lembaga studi Tari Patria, Jalan Sei Mencirim, Kabupaten Deliserdang, Selasa (18/7) siang.

Jose mengatakan setiap maestro melatih dan mengajarkan 20 anak yang berbagai dari Indonesia. Kegiatan pelatihan ini dilakukan dari 11-24 Juli. Nilai yang didapat dari program ini adalah para peserta didik akan mendapatkan kesempatan untuk menyerap pengalaman dan ilmu Penge tahu yang dimiliki maestro.

“Mereka dilatih dan diajarkan soal tari di sini, karena saya dari tari melayu maka itu yang saya ajarkan, nantinya pada 23 Juli hasil latihan ini akan dipagelarkan di Taman Budaya, kemudian keesokan harinya kembali ke daerah masing-masing,” terangnya.

Ia berharap apa yang telah diajarkan, peserta didik mereka bisa memahami seni itu dari dasarnya. Sehingga nantinya jika menjadi seniman tidak egois dan mampu menghargai budaya lain. Serta menghargai dunia kesenian, dapat memfasilitasi, mendukung kegiatan kondusif, melestarikan tradisi bersama.

Begitupun, ia mendukung apapun pilihan peserta didik nanti untuk cita-cita yang diinginkannya.

“Mindset kita kadang harus diubah. Jangan pernah pikir mereka jadi seniman. Misalkan nanti mereka jadi polisi, camat dan lain-lain tetapi mereka paham kesenian,” jelasnya.

Jose Rizal juga mengharapkan pemerintah daerah juga melihat peluang yang dibuat pemerintah pusat.

“Pemerintah daerah, karena kita dari Sumut bisa mencontoh mengembangkan kebudayaan daerah kabupaten/kotanya untuk generasi penerus,” ungkapnya.(gus/azw)

 

 

 

Foto : BAGUS SYAHPUTRA/Sumut Pos
Peserta tari bersama maestro Jose Rizal Firdaus.

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Direktorat Kesenian, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan selama tiga tahun terakhir melaksanakan kegiatan Belajar Bersama Maestro (BBM). Kegiatan ini memberikan kesempatan kepada peserta didik tingkat SMA/SMK se-derajat di Indonesia untuk belajar seni.

Maestro asal Sumatera Utara dibidang seni tari, Jose Rizal Firdaus terpilih menjadi salah satu pelatih dan pengajar dari 15 maestro yang terpilih karena karya dan prestasinya. Selain Jose Rizal, maestro lainnya yaoni Titiek Puspa, Manteb Sudarsono, Krisna Murti, Retno Maruti, Sunaryo, Timbul Raharjo, Hanafi, Caro David Habel Edon, Djana Partanain, Asia Ramli, Dedek Wahyudi, Iman Soleh, Fendi Siregar, dan Zakaria.

Jose Rizal mengatakan kegiatan ini merupakan implementasi dari nawacitanya Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) tentang kebudayaan. Penyebaran kebudayaan melalui berbagai bidang seni akhirnya menjuru ke semua daerah bukan hanya di Pulau Jawa dan Bali.

“Ada 15 maestro yang ditetapkan dari berbagai wilayah yakni DKI Jakarta, Di Yogyakarta, Bandung, Medan, Lombok Utara, Solo, Makassar, NTT, Jawa Barat dan, Jawa Timur. Kesenian yang dilatih seperti Seni Media, rupa, tari, teater dan musik, ” katanya di lembaga studi Tari Patria, Jalan Sei Mencirim, Kabupaten Deliserdang, Selasa (18/7) siang.

Jose mengatakan setiap maestro melatih dan mengajarkan 20 anak yang berbagai dari Indonesia. Kegiatan pelatihan ini dilakukan dari 11-24 Juli. Nilai yang didapat dari program ini adalah para peserta didik akan mendapatkan kesempatan untuk menyerap pengalaman dan ilmu Penge tahu yang dimiliki maestro.

“Mereka dilatih dan diajarkan soal tari di sini, karena saya dari tari melayu maka itu yang saya ajarkan, nantinya pada 23 Juli hasil latihan ini akan dipagelarkan di Taman Budaya, kemudian keesokan harinya kembali ke daerah masing-masing,” terangnya.

Ia berharap apa yang telah diajarkan, peserta didik mereka bisa memahami seni itu dari dasarnya. Sehingga nantinya jika menjadi seniman tidak egois dan mampu menghargai budaya lain. Serta menghargai dunia kesenian, dapat memfasilitasi, mendukung kegiatan kondusif, melestarikan tradisi bersama.

Begitupun, ia mendukung apapun pilihan peserta didik nanti untuk cita-cita yang diinginkannya.

“Mindset kita kadang harus diubah. Jangan pernah pikir mereka jadi seniman. Misalkan nanti mereka jadi polisi, camat dan lain-lain tetapi mereka paham kesenian,” jelasnya.

Jose Rizal juga mengharapkan pemerintah daerah juga melihat peluang yang dibuat pemerintah pusat.

“Pemerintah daerah, karena kita dari Sumut bisa mencontoh mengembangkan kebudayaan daerah kabupaten/kotanya untuk generasi penerus,” ungkapnya.(gus/azw)

 

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/