31.8 C
Medan
Sunday, May 5, 2024

Normalisasi Babura Terganjal Relokasi Warga

SUTAN SIREGAR/SUMU POS
Seorang wanita terlihat sedang mencuci pakaian di pinggiran aliran sungai deli Jalan Mangkubumi Medan, beberapa waktu lalu.

SUMUTPOS.CO – Normalisasi Sungai Babura terkendala persoalan teknis. Salah satunya mengenai relokasi warga yang bermukim di seputaran bantaran sungai tersebut. “Di sini kendalanya. Ada masalah teknis dan sebenarnya klasik,” kata Wakil Wali Kota Medan Akhyar Nasution kepada Sumut Pos, Senin (18/9).

Akhyar menjelaskan, Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) II sebenarnya memahami kondisi Sungai Babura yang mengalami sendimentasi (pendangkalan) luar biasa dibanding Sungai Deli. Sedangkan solusi atas permasalahan banjir yang kerap terjadi di hunian daerah aliran sungai (DAS), yakni normalisasi Sungai Babura.”BWSS II beralasan tidak bisa memulai pekerjaan karena warga di sana masih bermukim. Bahkan untuk masuk saja, alat mereka tidak bisa. Ini juga kendalanya,” katanya.

Meski demikian, Akhyar mengamini solusi konkrit dalam jangka pendek dapat dilakukan revitalisasi terhadap seluruh warga yang bermukim di DAS. “Kalau relokasi merupakan keputusan pahit bagi warga, mereka sudah puluhan tahun menetap di situ. Makanya, revitalisasi atau dimukimkan kembali di kawasan tersebut menjadi jawabannya. Pemko tidak bisa dalam waktu dekat melakukan normalisasi, terutama soal revitalisasi warga yang bermukim di DAS. Revitalisasi ini juga mengenai anggaran prioritas di Kemen PU-Pera, yang pada tahun ini masih fokus pada irigasi dan bendungan,” papar Akhyar.

Sementara, soal kawasan Kampung Aur, Akhyar mengaku akan dijadikan contoh bagi kawasan lain dalam rangka revitalisasi ini.”Benar memang sudah ada role model untuk revitalisasi warga DAS ini. Rencana kita akan dibuat di Kampung Aur. Diharapkan nantinya menjadi percontohan bagi kawasan lain,” katanya.

Menurut Akhyar, Pemko akan memanggil kembali Tim Kotaku yang memang punya program penataan permukiman kumuh, termasuk bagi warga yang bermukim di DAS. “Saya akan koordinasi lagi dengan mereka (Tim Kotaku), menanyakan sudah sejauh mana program mereka tersosialisasi termasuk soal progresnya,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, BWSS II diminta segera melakukan normalisasi Sungai Babura dan Sungai Deli. Langkah ini penting mengingat sendimentasi antara sungai dengan bangunan rumah warga, posisinya sudah begitu dekat. Alhasil, setiap hujan deras turun mengguyur Kota Medan, luapan air merendam rumah warga yang berada di bantaran sungai. (prn/ila)

 

 

SUTAN SIREGAR/SUMU POS
Seorang wanita terlihat sedang mencuci pakaian di pinggiran aliran sungai deli Jalan Mangkubumi Medan, beberapa waktu lalu.

SUMUTPOS.CO – Normalisasi Sungai Babura terkendala persoalan teknis. Salah satunya mengenai relokasi warga yang bermukim di seputaran bantaran sungai tersebut. “Di sini kendalanya. Ada masalah teknis dan sebenarnya klasik,” kata Wakil Wali Kota Medan Akhyar Nasution kepada Sumut Pos, Senin (18/9).

Akhyar menjelaskan, Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) II sebenarnya memahami kondisi Sungai Babura yang mengalami sendimentasi (pendangkalan) luar biasa dibanding Sungai Deli. Sedangkan solusi atas permasalahan banjir yang kerap terjadi di hunian daerah aliran sungai (DAS), yakni normalisasi Sungai Babura.”BWSS II beralasan tidak bisa memulai pekerjaan karena warga di sana masih bermukim. Bahkan untuk masuk saja, alat mereka tidak bisa. Ini juga kendalanya,” katanya.

Meski demikian, Akhyar mengamini solusi konkrit dalam jangka pendek dapat dilakukan revitalisasi terhadap seluruh warga yang bermukim di DAS. “Kalau relokasi merupakan keputusan pahit bagi warga, mereka sudah puluhan tahun menetap di situ. Makanya, revitalisasi atau dimukimkan kembali di kawasan tersebut menjadi jawabannya. Pemko tidak bisa dalam waktu dekat melakukan normalisasi, terutama soal revitalisasi warga yang bermukim di DAS. Revitalisasi ini juga mengenai anggaran prioritas di Kemen PU-Pera, yang pada tahun ini masih fokus pada irigasi dan bendungan,” papar Akhyar.

Sementara, soal kawasan Kampung Aur, Akhyar mengaku akan dijadikan contoh bagi kawasan lain dalam rangka revitalisasi ini.”Benar memang sudah ada role model untuk revitalisasi warga DAS ini. Rencana kita akan dibuat di Kampung Aur. Diharapkan nantinya menjadi percontohan bagi kawasan lain,” katanya.

Menurut Akhyar, Pemko akan memanggil kembali Tim Kotaku yang memang punya program penataan permukiman kumuh, termasuk bagi warga yang bermukim di DAS. “Saya akan koordinasi lagi dengan mereka (Tim Kotaku), menanyakan sudah sejauh mana program mereka tersosialisasi termasuk soal progresnya,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, BWSS II diminta segera melakukan normalisasi Sungai Babura dan Sungai Deli. Langkah ini penting mengingat sendimentasi antara sungai dengan bangunan rumah warga, posisinya sudah begitu dekat. Alhasil, setiap hujan deras turun mengguyur Kota Medan, luapan air merendam rumah warga yang berada di bantaran sungai. (prn/ila)

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/