26.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Sumut Perlu Contoh Batam Kelola Air Limbah

CENDERAMATA: Kabiro Humas dan Keprotokolan Setdaprov Sumut, diwakili Kabag Pelayanan Medan Harvina Zuhra, beri cenderamata ke Kabid Pengelolaan Waduk, Kantor Pengelolaan Air dan Limbah BP Batam Hadjad.
CENDERAMATA: Kabiro Humas dan Keprotokolan Setdaprov Sumut, diwakili Kabag Pelayanan Medan Harvina Zuhra, beri cenderamata ke Kabid Pengelolaan Waduk, Kantor Pengelolaan Air dan Limbah BP Batam Hadjad.
PRAN HASIBUAN/SUMUT POS

BATAM, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) perlu mencontoh pengelolaan air bersih dan limbah, seperti yang dilakukan Pemerintah Batam. Meskipun tidak ada sumber air bersih, pulau yang berada di antara samudera Hindia dan Pasifik tersebut, berhasil mengelola air dengan waduk buatannya.

Kepala Kantor Pengelolaan Air dan Limbah Badan Pengusahaan (BP) Batam, diwakili Kepala Bidang Pengelolaan Waduk, Hadjad Widagdo mengatakan, Batam tidak ada pasokan dari sumber air. Batam hanya mengharap hujan. Untungnya curah hujan di Batam juga tinggi. Sekitar 2.400 milimeter per tahun. Namun setelah adanya perubahan cuaca, elnino, dan lainnya, curah hujan di Batam mulai berkurang.

“Waduk di Batam tidak mendapatkan air hujan rutin, sehingga BP Batam melakukan teknologi agar pasokan air di waduk terus tersedia,” ungkap Hadjad, saat menerima rombongan wartawan unit Pemprov Sumut bersama Biro Humas dan Keprotokolan Setdaprov Sumut dalam rangka studi pengayaan wawasan wartawan ke BP Batam, Jumat (18/10).

“Jadi waduk kami di sini juga buatan. Kami tidak punya danau yang luar biasa seperti di Sumut, Danau Toba. Waduk buatan terbesar yang kami miliki adalah Waduk Duriangkang. Dulunya ini air asin. Hanya saja sekarang sudah ditetapkan sebagai sumber air baku terbesar, karena ini memang waduk yang paling besar di Batam,” imbuh Hadjad.

Selain Waduk Duriangkang dengan volume 78.180.000 meter kubik, penyediaan air bersih di Pulau Batam juga berasal dari Waduk Sei Nongsa (volume 720.000 meter kubik), Waduk Sei Boloi (270.000 meter kubik), Waduk Sei Ladi (9.490.000 meter kubik), Waduk Sei Harapan (3.600.000 meter kubik), dan Waduk Muka Kuning (12.270.000 meter kubik).

Ke depan BP Batam juga sedang merencanakan pembangunan waduk tambahan, yakni Waduk Rempang, yang nantinya memiliki volume 5.166.400 meter kubik, Waduk Sei Gong, dan Waduk Tembesi, yang sampai saat ini juga belum beroperasi. “Kami juga sedang menjajaki pengelolaan air bersih dari air laut. Ada beberapa negara sedang menawarkan investasinya, satu di antaranya Korea. Hanya saja kajiannya masih dipelajari,” jelas Hadjad.

Dalam pengelolaan air bersih, BP Batam menyerahkannya kepada PT Adhya Tirta Batam (ATB). Perusahaan ini juga dinilai berhasil dalam mengelola air bersih di Pulau Batam. Terbukti hingga saat ini sudah 95 persen yang mendapatkan manfaat air bersih tersebut. “Dan terbukti air yang tidak terpakai di Batam sekitar 15-18 persen saja,” sebut Hadjad.

Terpenting, lanjut Hadjad, dalam pengelolaan air ini, BP Batam mengedepankan pelayanan bukan pendapatan. Mengingat ketersediaan air ini merupakan visi Pulau Batam. Investor yang ingin berinvestasi ke Batam juga melihat hal ini. “Karena ini sudah visi kami, masterplan-nya harus dibuat bagus. Uji kelayakannya harus benar. Jangan sampai sudah dibuat, diulang lagi. Jadi kami enggak mau coba-coba. Sebab dari awal kami berniat membangun infrastruktur air bersih dan limbah untuk industri dan domestik di Batam,” jelasnya.

Rombongan dipimpin Kepala Biro Humas dan Keprotokolan Setdaprov Sumut, melalui Kabag Pelayanan Media Harvina Zuhra, dan Ketua Forum Wartawan Pemprov Sumut Khairul Muslim, sebelumnya diterima Kepala Sub Direktorat Hubungan Masyarakat BP Batam Yudi Haripurdaya.

Harvina menyebutkan, pada kunjungan kali ini, pihaknya membawa sebanyak 31 wartawan yang bertugas di lingkungan Pemprov Sumut, sejumlah pejabat eselon IV, serta staf Biro Humas dan Keprotokolan. “Ini bukan yang pertama kami ke BP Batam. Pada 5 tahun lalu juga sudah pernah datang ke sini. Hanya saja pada kunjungan kali ini, kami memang memfokuskan tema pengelolaan air dan limbah di Batam. Sehingga pulang dari sini, ada masukan untuk para wartawan,” bebernya.

Ketua Forum Wartawan Pemprov Sumut, Khairul Muslim menambahkan, ada 80-an wartawan yang terverifikasi untuk meliput di Pemprov Sumut. “Dari 80 itu, terjaring lagi 31 wartawan yang saat ini mengikuti kegiatan pengayaan wawasan wartawan 2019,” pungkasnya. (prn/saz)

CENDERAMATA: Kabiro Humas dan Keprotokolan Setdaprov Sumut, diwakili Kabag Pelayanan Medan Harvina Zuhra, beri cenderamata ke Kabid Pengelolaan Waduk, Kantor Pengelolaan Air dan Limbah BP Batam Hadjad.
CENDERAMATA: Kabiro Humas dan Keprotokolan Setdaprov Sumut, diwakili Kabag Pelayanan Medan Harvina Zuhra, beri cenderamata ke Kabid Pengelolaan Waduk, Kantor Pengelolaan Air dan Limbah BP Batam Hadjad.
PRAN HASIBUAN/SUMUT POS

BATAM, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) perlu mencontoh pengelolaan air bersih dan limbah, seperti yang dilakukan Pemerintah Batam. Meskipun tidak ada sumber air bersih, pulau yang berada di antara samudera Hindia dan Pasifik tersebut, berhasil mengelola air dengan waduk buatannya.

Kepala Kantor Pengelolaan Air dan Limbah Badan Pengusahaan (BP) Batam, diwakili Kepala Bidang Pengelolaan Waduk, Hadjad Widagdo mengatakan, Batam tidak ada pasokan dari sumber air. Batam hanya mengharap hujan. Untungnya curah hujan di Batam juga tinggi. Sekitar 2.400 milimeter per tahun. Namun setelah adanya perubahan cuaca, elnino, dan lainnya, curah hujan di Batam mulai berkurang.

“Waduk di Batam tidak mendapatkan air hujan rutin, sehingga BP Batam melakukan teknologi agar pasokan air di waduk terus tersedia,” ungkap Hadjad, saat menerima rombongan wartawan unit Pemprov Sumut bersama Biro Humas dan Keprotokolan Setdaprov Sumut dalam rangka studi pengayaan wawasan wartawan ke BP Batam, Jumat (18/10).

“Jadi waduk kami di sini juga buatan. Kami tidak punya danau yang luar biasa seperti di Sumut, Danau Toba. Waduk buatan terbesar yang kami miliki adalah Waduk Duriangkang. Dulunya ini air asin. Hanya saja sekarang sudah ditetapkan sebagai sumber air baku terbesar, karena ini memang waduk yang paling besar di Batam,” imbuh Hadjad.

Selain Waduk Duriangkang dengan volume 78.180.000 meter kubik, penyediaan air bersih di Pulau Batam juga berasal dari Waduk Sei Nongsa (volume 720.000 meter kubik), Waduk Sei Boloi (270.000 meter kubik), Waduk Sei Ladi (9.490.000 meter kubik), Waduk Sei Harapan (3.600.000 meter kubik), dan Waduk Muka Kuning (12.270.000 meter kubik).

Ke depan BP Batam juga sedang merencanakan pembangunan waduk tambahan, yakni Waduk Rempang, yang nantinya memiliki volume 5.166.400 meter kubik, Waduk Sei Gong, dan Waduk Tembesi, yang sampai saat ini juga belum beroperasi. “Kami juga sedang menjajaki pengelolaan air bersih dari air laut. Ada beberapa negara sedang menawarkan investasinya, satu di antaranya Korea. Hanya saja kajiannya masih dipelajari,” jelas Hadjad.

Dalam pengelolaan air bersih, BP Batam menyerahkannya kepada PT Adhya Tirta Batam (ATB). Perusahaan ini juga dinilai berhasil dalam mengelola air bersih di Pulau Batam. Terbukti hingga saat ini sudah 95 persen yang mendapatkan manfaat air bersih tersebut. “Dan terbukti air yang tidak terpakai di Batam sekitar 15-18 persen saja,” sebut Hadjad.

Terpenting, lanjut Hadjad, dalam pengelolaan air ini, BP Batam mengedepankan pelayanan bukan pendapatan. Mengingat ketersediaan air ini merupakan visi Pulau Batam. Investor yang ingin berinvestasi ke Batam juga melihat hal ini. “Karena ini sudah visi kami, masterplan-nya harus dibuat bagus. Uji kelayakannya harus benar. Jangan sampai sudah dibuat, diulang lagi. Jadi kami enggak mau coba-coba. Sebab dari awal kami berniat membangun infrastruktur air bersih dan limbah untuk industri dan domestik di Batam,” jelasnya.

Rombongan dipimpin Kepala Biro Humas dan Keprotokolan Setdaprov Sumut, melalui Kabag Pelayanan Media Harvina Zuhra, dan Ketua Forum Wartawan Pemprov Sumut Khairul Muslim, sebelumnya diterima Kepala Sub Direktorat Hubungan Masyarakat BP Batam Yudi Haripurdaya.

Harvina menyebutkan, pada kunjungan kali ini, pihaknya membawa sebanyak 31 wartawan yang bertugas di lingkungan Pemprov Sumut, sejumlah pejabat eselon IV, serta staf Biro Humas dan Keprotokolan. “Ini bukan yang pertama kami ke BP Batam. Pada 5 tahun lalu juga sudah pernah datang ke sini. Hanya saja pada kunjungan kali ini, kami memang memfokuskan tema pengelolaan air dan limbah di Batam. Sehingga pulang dari sini, ada masukan untuk para wartawan,” bebernya.

Ketua Forum Wartawan Pemprov Sumut, Khairul Muslim menambahkan, ada 80-an wartawan yang terverifikasi untuk meliput di Pemprov Sumut. “Dari 80 itu, terjaring lagi 31 wartawan yang saat ini mengikuti kegiatan pengayaan wawasan wartawan 2019,” pungkasnya. (prn/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/