26.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Sempat Drop, Kini Ingin Sekolah Lagi

Dua tahun berjuang dari sakit, akhirnya kini Ihsan bisa tersenyum lagi. Ia optimis bahwa penyakit kanker apapun jenisnya, bisa disembuhkan. Ihsan berpesan bagi penderita kanker agar tetap semangat. Selalu ikuti anjuran dokter agar penyembuhan kanker berjalan lancar.

“Alhamdulillah sekarang Ihsan sudah sembuh 80 persen. Ihsan juga harus chek up terus sampai benar-benar 100 persen sembuh. Dokter pesan Ihsan terus semangat dan jangan lupa kontrol,” tutur dia.

Dalam acara itu, Ihsan dihadirkan sebagai salah satu survival penyakit kanker anak. Selain Ihsan ada Aulia (14) yang sebelumnya mengidap penyakit kanker tulang, dan Jihan (6) terkena leukimia. Kesempatan itu Ihsan mengaku siap melanjutkan pendidikannya. Di mana saat itu ia terhenti dikelas 2 SMA. “Ihsan juga ingin lanjut kuliah setelah selesai SMA,” katanya.

Dokter Spesialis Onkologi dan Radioterapi, Juli Jamnasi, yang juga pembicara di seminar itu menyampaikan,  kanker adalah kumpulan banyak penyakit yang pertumbuhannya tidak normal.  Sifat kanker kata dia, terus bertumbuh dan menyebar keseluruh bagian tubuh. Ia menjelaskan, perbedaan kanker anak dan dewasa terletak pada lokasi sel-sel muda. “Anak-anak pada umumnya memiliki sel muda sesuai masa pertumbuhannya. Disela-sela itu kanker berubah lebih ganas. Kemudian kanker dewasa sudah 80 persen terdeteksi,” katanya.

Pria lulusan Fakultas Kedokteran USU ini menambahkan, kanker harus cepat untuk diobati. Sebab semakin menunda mengobati, maka penyembuhan jadi lebih lambat. “Pada anak justru sering terdeteksi tidak sengaja. Di mana awalnya seperti ada benjolan. Screening juga sangat sulit dilakukan, karena berhungungan dengan genetik keluarga. Fasilitas ini juga belum memadai di Kota Medan. Di Jakarta yang sudah memiliki fasilitas tersebut,” katanya.

Karena faktor penyebab kanker sulit diketahui, ditambah ada perubahan faktor genetik, akhirnya menurut Juli kanker terus tumbuh dan semakin ganas. “Menurut WHO, kanker bisa dicegah dan dideteksi melalui radiasi atau X-Tray. Kanker tidak menular. Tetapi virusnya lah yang menular. Virus itu masuk ke genetik kita,” paparnya.

Dalam acara yang diinisiasi Lions Club Medan-Deli dan Lions Club Imaji Medan, serta bekerjasama dengan Smiling Kids Foundation itu, Juli menambahkan, konseling sebelum menikah perlu dilakukan sembari dibarengi check up dari kedua belah pihak. “Hindari pernikahan dengan kerabat dekat seperti sepupu. Sebab kanker ini penyakit yang kompleks. Juga ada faktor genetik dari keluarga atau orangtua. Siapa saja bisa terkena kanker. Tidak pandang bulu dan usia,” jelasnya. (*/ila)

 

Dua tahun berjuang dari sakit, akhirnya kini Ihsan bisa tersenyum lagi. Ia optimis bahwa penyakit kanker apapun jenisnya, bisa disembuhkan. Ihsan berpesan bagi penderita kanker agar tetap semangat. Selalu ikuti anjuran dokter agar penyembuhan kanker berjalan lancar.

“Alhamdulillah sekarang Ihsan sudah sembuh 80 persen. Ihsan juga harus chek up terus sampai benar-benar 100 persen sembuh. Dokter pesan Ihsan terus semangat dan jangan lupa kontrol,” tutur dia.

Dalam acara itu, Ihsan dihadirkan sebagai salah satu survival penyakit kanker anak. Selain Ihsan ada Aulia (14) yang sebelumnya mengidap penyakit kanker tulang, dan Jihan (6) terkena leukimia. Kesempatan itu Ihsan mengaku siap melanjutkan pendidikannya. Di mana saat itu ia terhenti dikelas 2 SMA. “Ihsan juga ingin lanjut kuliah setelah selesai SMA,” katanya.

Dokter Spesialis Onkologi dan Radioterapi, Juli Jamnasi, yang juga pembicara di seminar itu menyampaikan,  kanker adalah kumpulan banyak penyakit yang pertumbuhannya tidak normal.  Sifat kanker kata dia, terus bertumbuh dan menyebar keseluruh bagian tubuh. Ia menjelaskan, perbedaan kanker anak dan dewasa terletak pada lokasi sel-sel muda. “Anak-anak pada umumnya memiliki sel muda sesuai masa pertumbuhannya. Disela-sela itu kanker berubah lebih ganas. Kemudian kanker dewasa sudah 80 persen terdeteksi,” katanya.

Pria lulusan Fakultas Kedokteran USU ini menambahkan, kanker harus cepat untuk diobati. Sebab semakin menunda mengobati, maka penyembuhan jadi lebih lambat. “Pada anak justru sering terdeteksi tidak sengaja. Di mana awalnya seperti ada benjolan. Screening juga sangat sulit dilakukan, karena berhungungan dengan genetik keluarga. Fasilitas ini juga belum memadai di Kota Medan. Di Jakarta yang sudah memiliki fasilitas tersebut,” katanya.

Karena faktor penyebab kanker sulit diketahui, ditambah ada perubahan faktor genetik, akhirnya menurut Juli kanker terus tumbuh dan semakin ganas. “Menurut WHO, kanker bisa dicegah dan dideteksi melalui radiasi atau X-Tray. Kanker tidak menular. Tetapi virusnya lah yang menular. Virus itu masuk ke genetik kita,” paparnya.

Dalam acara yang diinisiasi Lions Club Medan-Deli dan Lions Club Imaji Medan, serta bekerjasama dengan Smiling Kids Foundation itu, Juli menambahkan, konseling sebelum menikah perlu dilakukan sembari dibarengi check up dari kedua belah pihak. “Hindari pernikahan dengan kerabat dekat seperti sepupu. Sebab kanker ini penyakit yang kompleks. Juga ada faktor genetik dari keluarga atau orangtua. Siapa saja bisa terkena kanker. Tidak pandang bulu dan usia,” jelasnya. (*/ila)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/