34 C
Medan
Monday, May 27, 2024

Busyettt… Alhami Daur Ulang Beredar

Foto: Johnson/PM Proses daur ulang mie instan diduga merek Alhami, yang telah kedaluarsa. Foto discreenshot dari video.
Foto: Johnson/PM
Proses daur ulang mie instan diduga merek Alhami, yang telah kedaluarsa. Foto discreenshot dari video.

DELISERDANG, SUMUTPOS.CO – Kabar mengejutkan datang untuk pecinta mie instan di Medan dan beberapa wilayah di Sumut. Mie instan bermerek Alhami ternyata ada yang merupakan produk daur ulang. Alhami itu diproduksi pada 2014 lalu.

Hal ini diungkapkan beberapa pekerja PT Olagafood Industri yang memproduksi mie tersebut. Kabar ini mengemuka akibat kekesalan dan kekecewaan Serikat Buruh Republik Indonesia (SBRI) PT Olagafood Industri dengan anggota dewan terkait nasib mereka yang dirumahkan oleh perusahaan.

Praktik daur ulang mie sehargA Rp1.500 ini dimulai sejak Juli 2014. Ini terjadi lantaran produk Alhami yang sempat dipasarkan ke Kota Medan dan sekitarnya itu tidak mendapat target penjualan maksimal.

Pekerja yang di rumahkan PT Olagafood Industri, Sulistyo (34) mengatakan, produk Alhami dan Alimi yang sudah dipasarkan namun 3 bulan tidak laku maka ditarik dari peredaran. Kata pekerja yang bekerja di Bagian Operator Mixer (operator pengolahan) ini, produk tersebut didaur ulang kembali dengan bahan baku sudah diolah. “Yang diaduk bahan baku sebelum jadi mie. Bahan bakunya itu tepung, campuran air dan yang lainnya. Produk-produknya itu, Alhami, Alimi dan Santrimi,” kata pekerja yang mengaku sudah terdaftar ke dalam BPJS ini.

Produk Alhami yang diduga daur ulang ini juga disebut sopir barang, Muktadi (45). Ia sebut produk Alhami dipasarkan di Tanjungmorawa (Tamora), Medan, dan Kisaran sedangkan Alimi dipasarkan di Suzuya, Padangsidempuan, dan Tembung.

“Di daur ulang itu dicium dulu dan dilihat keadaan mie nya. Kalau enggak bau-bau kali, dimasukkan. 15 Kg terkumpul didaur ulang campur ke adonan yang baru,” terang Sulistyo.

“Soal bahayanya, pasti berbahaya bagi kesehatan. Senin kami akan datangi BPOM untuk memastikan ini,” timpal Kordinator SBRI, Goland Hasibuan sembari mengatakan kalau pihaknya memiliki bukti kecurangan tersebut.

Foto: Johnson/PM Proses daur ulang mie instan diduga merek Alhami, yang telah kedaluarsa. Foto discreenshot dari video.
Foto: Johnson/PM
Proses daur ulang mie instan diduga merek Alhami, yang telah kedaluarsa. Foto discreenshot dari video.

DELISERDANG, SUMUTPOS.CO – Kabar mengejutkan datang untuk pecinta mie instan di Medan dan beberapa wilayah di Sumut. Mie instan bermerek Alhami ternyata ada yang merupakan produk daur ulang. Alhami itu diproduksi pada 2014 lalu.

Hal ini diungkapkan beberapa pekerja PT Olagafood Industri yang memproduksi mie tersebut. Kabar ini mengemuka akibat kekesalan dan kekecewaan Serikat Buruh Republik Indonesia (SBRI) PT Olagafood Industri dengan anggota dewan terkait nasib mereka yang dirumahkan oleh perusahaan.

Praktik daur ulang mie sehargA Rp1.500 ini dimulai sejak Juli 2014. Ini terjadi lantaran produk Alhami yang sempat dipasarkan ke Kota Medan dan sekitarnya itu tidak mendapat target penjualan maksimal.

Pekerja yang di rumahkan PT Olagafood Industri, Sulistyo (34) mengatakan, produk Alhami dan Alimi yang sudah dipasarkan namun 3 bulan tidak laku maka ditarik dari peredaran. Kata pekerja yang bekerja di Bagian Operator Mixer (operator pengolahan) ini, produk tersebut didaur ulang kembali dengan bahan baku sudah diolah. “Yang diaduk bahan baku sebelum jadi mie. Bahan bakunya itu tepung, campuran air dan yang lainnya. Produk-produknya itu, Alhami, Alimi dan Santrimi,” kata pekerja yang mengaku sudah terdaftar ke dalam BPJS ini.

Produk Alhami yang diduga daur ulang ini juga disebut sopir barang, Muktadi (45). Ia sebut produk Alhami dipasarkan di Tanjungmorawa (Tamora), Medan, dan Kisaran sedangkan Alimi dipasarkan di Suzuya, Padangsidempuan, dan Tembung.

“Di daur ulang itu dicium dulu dan dilihat keadaan mie nya. Kalau enggak bau-bau kali, dimasukkan. 15 Kg terkumpul didaur ulang campur ke adonan yang baru,” terang Sulistyo.

“Soal bahayanya, pasti berbahaya bagi kesehatan. Senin kami akan datangi BPOM untuk memastikan ini,” timpal Kordinator SBRI, Goland Hasibuan sembari mengatakan kalau pihaknya memiliki bukti kecurangan tersebut.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/