26.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

47 Seniman Jalanan Dalam dan Luar Negeri Ramaikan Festival Mural Medan 2023

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sebanyak 47 seniman lukis jalanan dari dalam dan luar negeri, mengikuti Festival Mural Medan Street Art 2023 di Flyover Amplas, Jalan Sisingamangaraja Medan, Jumat-Minggu (17-19 November 2023). Salah satu seniman jalanan yang mengikuti festival ini, diantaranya Endu (20) seorang mahasiswa asal Unimed.

Ketertarikannya pada dunia corat-coret dinding ini, sesuai dengan jurusannya yakni senirupa. Mengusung konsep coretan bebas, ia menggambar kepala wanita setengah wajah pada sebuah tiang flyover, persis di belakang panggung hiburan.

“Konsepnya coretan bebas aja sih bang. Gak ada yang gimana-gimana gitu,” ucap mahasiswa semester 5 ini.

Dia bercerita, sebelum melakukan coretan ke dinding, terlebih dahulu dasarnya ia gambarkan pada sebuah tablet. Setelah itu, barulah ia mulai dengan melakukan coretan pada sebuah dinding. Segala sesuatunya, termasuk cat pilox maupun tangga telah disediakan oleh penyelenggara festival.

“Kami tinggal bawa badan ajalah bang. Setelah dasarnya kami gambar, untuk warnanya bebas aja,” katanya yang ditemani temannya, Talenta Napitupulu, mahasiswi asal Balige.

Mereka menjadi bagian dari festival mural ini, melalui instagram medanstreetart, yang menyelenggarakan kegiatan yang didukung Pemerintah Kota (Pemko) Medan. Namun kata Talenta, untuk menjadi bagian yang akan mencorat coret dinding flyover ini, harus menyertakan mural yang pernah mereka buat. “Makanya dari negara luar ikut andil dalam festival mural Medan ini. Karna harus melampirkan foto mural yang pernah digambar bang,” timpalnya.

Untuk Talenta sendiri, ia tak terlibat dalam festival ini. Dia hanya menemani Endu, yang menjadi bagian dalam festival ini. Bagi Endu sendiri, ini merupakan festival kedua setelah sebelumnya mengikuti festival mural di Jalan Pegadaian.

Endu tak berharap banyak dari mengikuti festival ini. Karna menurutnya, coretannya terpampang pada sebuah dinding sudah menjadi kebanggaan luar biasa baginya. “Bangga bang, karna bisa meninggalkan jejak. Kalau orang seperti kami ini, kebanggaanya bisa meninggalkan jejak coretan,” sambungnya.

Satu lagi, kata dia, para seniman jalanan ini mulai diperhatikan oleh pemerintah. Terbukti sudah ada 3 event mural di Kota Medan, terselenggara. Dua kategori festival (Jalan Pegadaian, Medan dan Flyover Amplas) dan satu kategori biasa (Jalan Ahmad Yani, Medan).

Kini aksi vandalisme sudah mendapatkan tempat, semenjak era Wali Kota Medan Bobby Nasution. “Kalau dulu sebelum didukung Pemerintah Kota Medan, kami biasa coret-coret di mana dinding kosong bang. Dan selalu kejar-kejaran sama Satpol PP, kalau ketahuan. Tapi sekarang alhamdulilah, mural sekarang sudah legal,” kata Endu tertawa kecil.

Salah satu seniman mural asal Malaysia, Amir, mengaku senang selama mengikuti festival ini. Ia mengaku baru pertama kali ke Medan, khusus mengikuti festival ini. Dia menjadi bagian dari acara ini, setelah muralnya dipilih penyelenggara mengikuti festival ini. “Semua ditanggung panitia, dari tiket pesawat, makan, minum dan penginapan. Saya juga seniman mural di Malaysia,” katanya.

Sementara, Bobi Septian selaku penyelenggara acara mengatakan, Festival Mural Street Art Medan 2023 ini, diikuti 8 nagara. Diantaranya, Indonesia, Rusia, Kanada, Ukraina, Malaysia, Thailand, Jepang dan Venezuela, atau sekitar 47 artis seniman.

“Dari Medan sendiri ada sekitar 16 (seniman). Lainnya dari luar Medan, ada Jakarta, Semarang, Yogya, Surabaya, Tangerang, Depok, Aceh, Padang, Jambi,” ungkap Bobi.

Menurut Bobi, festival ini terselenggara berkat dukungan Wali Kota Medan Bobby Nasution yang mulai memberikan perhatian kepada seniman mural di Medan. “Tujuannya adalah bagaimana space-space yang dulunya tidak pernah disentuh dan kurang tertata, kita hadir untuk berkolaborasi menatanya dari segi seni,” katanya.

Selain itu, kata Bobi, tidak ada kepentingan lain ataupun unsur lainnya dari terselenggaranya festival ini. Hanya saja kata dia, selain untuk memberikan ruang kreatifitas anak Medan, bisa tersalurkan pada tempatnya. “Ekosistem seni, ekosistem kreatif terbangun di Kota Medan yang selama ini, tidak ada ruang. Malah walikota kepentingannya cuma satu memfasilitasi semua kalangan kelompok kretifitas,” jelasnya.

Kegiatan yang terlaksana sejak 17 hingga 19 November 2023, pada puncak acara diadakan bazar, kompetisi lukis anak SMP, pameran foto dari PFI serta panggung hiburan. (man)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sebanyak 47 seniman lukis jalanan dari dalam dan luar negeri, mengikuti Festival Mural Medan Street Art 2023 di Flyover Amplas, Jalan Sisingamangaraja Medan, Jumat-Minggu (17-19 November 2023). Salah satu seniman jalanan yang mengikuti festival ini, diantaranya Endu (20) seorang mahasiswa asal Unimed.

Ketertarikannya pada dunia corat-coret dinding ini, sesuai dengan jurusannya yakni senirupa. Mengusung konsep coretan bebas, ia menggambar kepala wanita setengah wajah pada sebuah tiang flyover, persis di belakang panggung hiburan.

“Konsepnya coretan bebas aja sih bang. Gak ada yang gimana-gimana gitu,” ucap mahasiswa semester 5 ini.

Dia bercerita, sebelum melakukan coretan ke dinding, terlebih dahulu dasarnya ia gambarkan pada sebuah tablet. Setelah itu, barulah ia mulai dengan melakukan coretan pada sebuah dinding. Segala sesuatunya, termasuk cat pilox maupun tangga telah disediakan oleh penyelenggara festival.

“Kami tinggal bawa badan ajalah bang. Setelah dasarnya kami gambar, untuk warnanya bebas aja,” katanya yang ditemani temannya, Talenta Napitupulu, mahasiswi asal Balige.

Mereka menjadi bagian dari festival mural ini, melalui instagram medanstreetart, yang menyelenggarakan kegiatan yang didukung Pemerintah Kota (Pemko) Medan. Namun kata Talenta, untuk menjadi bagian yang akan mencorat coret dinding flyover ini, harus menyertakan mural yang pernah mereka buat. “Makanya dari negara luar ikut andil dalam festival mural Medan ini. Karna harus melampirkan foto mural yang pernah digambar bang,” timpalnya.

Untuk Talenta sendiri, ia tak terlibat dalam festival ini. Dia hanya menemani Endu, yang menjadi bagian dalam festival ini. Bagi Endu sendiri, ini merupakan festival kedua setelah sebelumnya mengikuti festival mural di Jalan Pegadaian.

Endu tak berharap banyak dari mengikuti festival ini. Karna menurutnya, coretannya terpampang pada sebuah dinding sudah menjadi kebanggaan luar biasa baginya. “Bangga bang, karna bisa meninggalkan jejak. Kalau orang seperti kami ini, kebanggaanya bisa meninggalkan jejak coretan,” sambungnya.

Satu lagi, kata dia, para seniman jalanan ini mulai diperhatikan oleh pemerintah. Terbukti sudah ada 3 event mural di Kota Medan, terselenggara. Dua kategori festival (Jalan Pegadaian, Medan dan Flyover Amplas) dan satu kategori biasa (Jalan Ahmad Yani, Medan).

Kini aksi vandalisme sudah mendapatkan tempat, semenjak era Wali Kota Medan Bobby Nasution. “Kalau dulu sebelum didukung Pemerintah Kota Medan, kami biasa coret-coret di mana dinding kosong bang. Dan selalu kejar-kejaran sama Satpol PP, kalau ketahuan. Tapi sekarang alhamdulilah, mural sekarang sudah legal,” kata Endu tertawa kecil.

Salah satu seniman mural asal Malaysia, Amir, mengaku senang selama mengikuti festival ini. Ia mengaku baru pertama kali ke Medan, khusus mengikuti festival ini. Dia menjadi bagian dari acara ini, setelah muralnya dipilih penyelenggara mengikuti festival ini. “Semua ditanggung panitia, dari tiket pesawat, makan, minum dan penginapan. Saya juga seniman mural di Malaysia,” katanya.

Sementara, Bobi Septian selaku penyelenggara acara mengatakan, Festival Mural Street Art Medan 2023 ini, diikuti 8 nagara. Diantaranya, Indonesia, Rusia, Kanada, Ukraina, Malaysia, Thailand, Jepang dan Venezuela, atau sekitar 47 artis seniman.

“Dari Medan sendiri ada sekitar 16 (seniman). Lainnya dari luar Medan, ada Jakarta, Semarang, Yogya, Surabaya, Tangerang, Depok, Aceh, Padang, Jambi,” ungkap Bobi.

Menurut Bobi, festival ini terselenggara berkat dukungan Wali Kota Medan Bobby Nasution yang mulai memberikan perhatian kepada seniman mural di Medan. “Tujuannya adalah bagaimana space-space yang dulunya tidak pernah disentuh dan kurang tertata, kita hadir untuk berkolaborasi menatanya dari segi seni,” katanya.

Selain itu, kata Bobi, tidak ada kepentingan lain ataupun unsur lainnya dari terselenggaranya festival ini. Hanya saja kata dia, selain untuk memberikan ruang kreatifitas anak Medan, bisa tersalurkan pada tempatnya. “Ekosistem seni, ekosistem kreatif terbangun di Kota Medan yang selama ini, tidak ada ruang. Malah walikota kepentingannya cuma satu memfasilitasi semua kalangan kelompok kretifitas,” jelasnya.

Kegiatan yang terlaksana sejak 17 hingga 19 November 2023, pada puncak acara diadakan bazar, kompetisi lukis anak SMP, pameran foto dari PFI serta panggung hiburan. (man)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/