30 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Kondisi Bayi Kembar Siam Dempet Perut Terus Membaik

TIDUR: Bayi kembar siam dempet perut tampak tertidur di ruangan NICU RSUP H Adam Malik Medan. Keduanya tengah dilakukan perawatan intensif.
TIDUR: Bayi kembar siam dempet perut tampak tertidur di ruangan NICU RSUP H Adam Malik Medan. Keduanya tengah dilakukan perawatan intensif.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kondisi bayi kembar siam dempet perut asal Dusun Sei Kelapa II, Desa Tanjung Haloban, Kecamatan Bilah Hilir, Kabupaten Labuhanbatu, hingga kini masih dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik, Medan.

Meski dirawat, kondisi kedua bayi yang lahir dari pasangan Supono (32) dan Nur (25) ini terus membaik. “Kondisi si kembar semakin membaik. Berat badannya terus naik, awalnya 2.600 gram saat lahir sekarang naik menjadi 5.640 gram,” ungkap Kasubbag Humas RSUP HAM Rosario Dorothy Simanjuntak (Rosa), Kamis (20/2).

Kata Rosa, bayi kembar siam yang merupakan anak pertama dan kedua tersebut kini sudah tak memakai alat bantu kesehatan, salah satunya ventilator atau alat bantu pernapasan. Padahal, sebelumnya kedua bayi masih bergantung alat-alat kesehatan tersebut. “Sebelumya kan pakai ventilator, tapi sekarang sudah tidak lagi. Minumnya juga sudah normal, minum ASI, kalau kurang ditambah susu formula,” jelas Rosa.

Pun begitu, Rosa mengaku, belum ada pemeriksaan mendetail soal organ tubuh kedua bayi. Hal itu lantaran bayi yang lahir dengan panjang 39 cm ini mengalami masalah berat badan. “Si kembar masuk dengan kondisi BBLR (Berat Badan Lahir Rendah). Jadi, fokus dokter masih untuk menaikkan berat badan dan memperbaiki kondisinya dulu,” ucap Rosa.

Diutarakan dia, saat ini usia bayi kembar siam dempet perut tersebut sudah 2 bulan lebih. Untuk biaya perawatannya sudah mencapai Rp 210 juta yang ditanggung BPJS Kesehatan. “Orangtuanya peserta BPJS Kesehatan, jadi biayanya ditanggung dan enggak ada yang dibebankan. Terkecuali, biaya hidup orangtuanya selama di Medan tentunya ditanggung sendiri dan termasuk biaya pampers serta kebutuhan bayi lainnya,” paparnya.

Sementara, Supono, ayah dari bayi tersebut mengatakan, ia dan istrinya sudah mengetahui kalau anaknya lahir kembar siam sejak usia kandungan 5 bulan setelah diperiksa. (ris/ila)

Namun demikian, awalnya sempat tidak percaya. “Ketika pemeriksaan kandungan usia 7 bulan, hasilnya tetap anak kami itu bayi kembar siam karena lengket. Lalu, kami dirujuk ke sini (RSUP HAM) untuk melahirkan supaya berjalan lancar,” ujarnya.

Ia mengaku, selama istrinya mengandung tidak pernah merasakan keluhan lain. Gejalanya, sama seperti pada umumnya wanita hamil. “Harapan saya tentu istri dan kedua anak saya bisa sehat,” imbuhnya.

Diketahui, Nur (25), warga Labuhanbatu melahirkan bayi kembar siam dempet perut berjenis kelamin laki-laki pada Senin, 9 Desember 2019 lalu. Bayi yang lahir dengan operasi sesar tersebut langsung dirawat di Ruang Perinatologi RSUP HAM. Bayi tersebut lahir pukul 10.15 WIB secara sesar. Jenis kelaminnya laki-laki, dengan berat badan 2.600 gram. (ris/ila)

TIDUR: Bayi kembar siam dempet perut tampak tertidur di ruangan NICU RSUP H Adam Malik Medan. Keduanya tengah dilakukan perawatan intensif.
TIDUR: Bayi kembar siam dempet perut tampak tertidur di ruangan NICU RSUP H Adam Malik Medan. Keduanya tengah dilakukan perawatan intensif.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kondisi bayi kembar siam dempet perut asal Dusun Sei Kelapa II, Desa Tanjung Haloban, Kecamatan Bilah Hilir, Kabupaten Labuhanbatu, hingga kini masih dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik, Medan.

Meski dirawat, kondisi kedua bayi yang lahir dari pasangan Supono (32) dan Nur (25) ini terus membaik. “Kondisi si kembar semakin membaik. Berat badannya terus naik, awalnya 2.600 gram saat lahir sekarang naik menjadi 5.640 gram,” ungkap Kasubbag Humas RSUP HAM Rosario Dorothy Simanjuntak (Rosa), Kamis (20/2).

Kata Rosa, bayi kembar siam yang merupakan anak pertama dan kedua tersebut kini sudah tak memakai alat bantu kesehatan, salah satunya ventilator atau alat bantu pernapasan. Padahal, sebelumnya kedua bayi masih bergantung alat-alat kesehatan tersebut. “Sebelumya kan pakai ventilator, tapi sekarang sudah tidak lagi. Minumnya juga sudah normal, minum ASI, kalau kurang ditambah susu formula,” jelas Rosa.

Pun begitu, Rosa mengaku, belum ada pemeriksaan mendetail soal organ tubuh kedua bayi. Hal itu lantaran bayi yang lahir dengan panjang 39 cm ini mengalami masalah berat badan. “Si kembar masuk dengan kondisi BBLR (Berat Badan Lahir Rendah). Jadi, fokus dokter masih untuk menaikkan berat badan dan memperbaiki kondisinya dulu,” ucap Rosa.

Diutarakan dia, saat ini usia bayi kembar siam dempet perut tersebut sudah 2 bulan lebih. Untuk biaya perawatannya sudah mencapai Rp 210 juta yang ditanggung BPJS Kesehatan. “Orangtuanya peserta BPJS Kesehatan, jadi biayanya ditanggung dan enggak ada yang dibebankan. Terkecuali, biaya hidup orangtuanya selama di Medan tentunya ditanggung sendiri dan termasuk biaya pampers serta kebutuhan bayi lainnya,” paparnya.

Sementara, Supono, ayah dari bayi tersebut mengatakan, ia dan istrinya sudah mengetahui kalau anaknya lahir kembar siam sejak usia kandungan 5 bulan setelah diperiksa. (ris/ila)

Namun demikian, awalnya sempat tidak percaya. “Ketika pemeriksaan kandungan usia 7 bulan, hasilnya tetap anak kami itu bayi kembar siam karena lengket. Lalu, kami dirujuk ke sini (RSUP HAM) untuk melahirkan supaya berjalan lancar,” ujarnya.

Ia mengaku, selama istrinya mengandung tidak pernah merasakan keluhan lain. Gejalanya, sama seperti pada umumnya wanita hamil. “Harapan saya tentu istri dan kedua anak saya bisa sehat,” imbuhnya.

Diketahui, Nur (25), warga Labuhanbatu melahirkan bayi kembar siam dempet perut berjenis kelamin laki-laki pada Senin, 9 Desember 2019 lalu. Bayi yang lahir dengan operasi sesar tersebut langsung dirawat di Ruang Perinatologi RSUP HAM. Bayi tersebut lahir pukul 10.15 WIB secara sesar. Jenis kelaminnya laki-laki, dengan berat badan 2.600 gram. (ris/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/