“Setelah bentrok, Polres Tapsel dengan Kesbangpol Pemkab Tapsel mengumpulkan para tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk bersama-sama melakukan pencegahan terhadap warga Desa Aekbadak yang melakukan penyerangan ke Desa Hutapardomuan,” ujar mantan Kapolres Binjai ini, Selasa (20/9).
Tepat pukul 01.30 WIB, lanjut Rina, Wakil Bupati Tapsel tiba di lokasi bentrok didampingi Kapolres Tapsel untuk meninjau Desa Hutapardomuan dan Desa Aekbadak guna melakukan pengecekan kondisi rumah. Menurut Rina, saat meninjau itu, Wakil Bupati Tapsel dan Kapolres Tapsel menenangkan masyarakat yang rumahnya terkena imbas bentrok untuk tidak terprovokasi dan menahan diri.
Usai meninjau, rombongan tadi menggelar pertemuan di salah satu ruangan SD Negeri Desa Aekbadak Julu, pukul 04.00 WIB. Hasil pertemuan itu, sambung Rina, disepakati melakukan penjagaan di perbatasan antara Kabupaten Tapsel dan Madina, persisnya di Desa Aekbadak Julu serta Desa Hutapardomuan dengan melibatkan tokoh masyarakat dan tokoh agama dari masing-masing desa.
Rina menambahkan, sebanyak 630 personel gabungan Polri-TNI dilibatkan untuk pengamanan pasca bentrok tersebut. “Saat ini seluruh personel pengamanan, bermalam dengan membangun tenda dinas TNI-Polri di lokasi perbatasan antara Kabupaten Tapsel dan Madina. Seluruh personel dibawah kendali Kapolres Tapsel dan Kapolres Madina. Hingga saat ini, korban jiwa nihil. Situasi kamtibmas aman, terkendali dan kondusif,” ujar dia.
Lantas bagaimana pemilik akun facebook tersebut, apakah sudah diperiksa atau belum. Menurut Rina, pemilik akun facebook Toni Darius Sitorus sudah dilakukan pemeriksaan. Hasil dari keterangan Toni, menurut Rina, yang bersangkutan tidak ada memakai facebook tersebut.
“Fb (facebook) di-hack oleh orang lain. Pelakunya masih dalam pencarian oleh tim penyidik gabungan, Polres Tapsel dan penyidik dari Cyber Ditreskrimsus Polda Sumut. Dia (Toni) bukan pelakunya. Ada orang lain yang memakai fb-nya (Toni) untuk memprovokasi,” ujar Rina.
Ditanya apa isi status yang diposting dalam akun facebook Toni itu, Rina enggan menjabarkannya. Menurut Rina, yang jelas isi statusnya bernuansa provokasi. “Diimbau kepada masyarakat untuk tidak memprovokasi berbau SARA. Masyarakat juga jangan mudah terpancing dengan provokasi melalui medsos (media sosial),” tandas dia. (ted/jie)