25.6 C
Medan
Thursday, May 9, 2024

Pasokan Sayur ke Medan Terancam

Foto: Solideo/Sumut Pos
Armada Pemada Kebakaran (damkar) menyiram abu dari letusan Gunung Sinabung di fasilias jalan umum.

Sementara, Pemkab Karo sudah melakukan langkah-langkah  agar para petani tidak merugi, di antaranya dengan memberikan bantuan. “Sekarang kita membuat ranaksi (rancangan aksi). Karena ini insidentil, mendadak dan akan kita kaji,” ungkap Bupati Karo, Terkelin Brahmana kepada wartawan saat menghadiri acara diskusi di Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) RI Kantor Perwakilan Daerah Medan di Jalan Gatot Suboroto Medan, Rabu (21/2) siang.

Terkelin mengungkapkan, Pemkab Karo sudah melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat dalam penanganan dampak erupsi Gunung Sinabung ini. “Jika tak ada halangan, lusa (Jumat, 23 Febuari 2018), Menteri Sosial datang. Kita akan diskusi lagi. Dan Selasa (27/2) pekan depan, Kepala BNPB Pusat datang, sudah kontak dengan BPBD Karo. Jadi ini akan kita kaji dan kita bantu,” kata Terkelin.

Selain memberikan bantuan, Pemkab Karo juga akan melakukan sosialisasi kepada petani, untuk tanaman yang tahan erupsi. Hal ini, untuk mengurangi gagal panen dan petani tidak merugi akibat bencana alam ini. Untuk itu, Pemkab Karo akan berkoordinasi dan berkonsultasi dengan Kemeterian Pertanian soal banyaknya petani merugi karena gagal panen akibat erupsi Sinabung itu. “Untuk kerugian petani, itu masih dikaji oleh Dinas Pertanian Kabupaten Karo,” ungkap Terkelin.

Dia juga mengaku, Pemkab Karo tidak bisa berjalan sendiri dalam menghadapi bencana alam ini. Karenanya, Pemkab Karo membutuhkan bantuan dari pemerintah pusat terkait penanganan bencana alam erupsi dari gunung api tertinggi di Sumatera Utara tersebut. “Ini sudah sampai berkali-kali dibuat rapat kabinet terbatas di Istana Negara. Yang saya ikuti tiga kali minimal. Itu melibatkan semua stakeholder dan leading sektornya adalah BNPB,” katanya.

Dalam rapat tersebut, seluruh kemeterian dikumpulkan bersama dengan lembaga dan pemkab. Di sana dibahas apa saja yang akan dilakukan dan dibutuhkan Kabupaten Karo akibat erupsi Sinabung. “Nah, sampai saat ini sejak kejadian tahun 2010, kita bisa kelompokan mengenai pengungsian akibat erupsi Gunung Sinabung,” katanya.

Terkelin juga mengungkapkan, pasca erupsi Sinabung kemarin, belum dilakukan relokasi penduduk karena masih menunggu rekomendasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). “Untuk relokasi, semua tergantung dari badan vulkanologi, harus rekomendasi dari mereka,” tandas Terkelin.

Diberitakan sebelumnya, Gunung Api Sinabung menyemburkan material vulkanik setinggi 5ribu meter pada pukul 08.54 WIB, Senin (19/2) pagi. Erupsi ini disebut-sebut sebagai yang tertinggi setelah beberapa waktu belakangan. Erupsi juga dibarengi dengan gempa vulkanik selama 607 detik. Untuk abu vulkanik, jarak luncur hingga 4900 meter ke sektor selatan-tenggara dan 3500 meter ke sektor tenggara timur.(gus/ris/adz)

Foto: Solideo/Sumut Pos
Armada Pemada Kebakaran (damkar) menyiram abu dari letusan Gunung Sinabung di fasilias jalan umum.

Sementara, Pemkab Karo sudah melakukan langkah-langkah  agar para petani tidak merugi, di antaranya dengan memberikan bantuan. “Sekarang kita membuat ranaksi (rancangan aksi). Karena ini insidentil, mendadak dan akan kita kaji,” ungkap Bupati Karo, Terkelin Brahmana kepada wartawan saat menghadiri acara diskusi di Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) RI Kantor Perwakilan Daerah Medan di Jalan Gatot Suboroto Medan, Rabu (21/2) siang.

Terkelin mengungkapkan, Pemkab Karo sudah melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat dalam penanganan dampak erupsi Gunung Sinabung ini. “Jika tak ada halangan, lusa (Jumat, 23 Febuari 2018), Menteri Sosial datang. Kita akan diskusi lagi. Dan Selasa (27/2) pekan depan, Kepala BNPB Pusat datang, sudah kontak dengan BPBD Karo. Jadi ini akan kita kaji dan kita bantu,” kata Terkelin.

Selain memberikan bantuan, Pemkab Karo juga akan melakukan sosialisasi kepada petani, untuk tanaman yang tahan erupsi. Hal ini, untuk mengurangi gagal panen dan petani tidak merugi akibat bencana alam ini. Untuk itu, Pemkab Karo akan berkoordinasi dan berkonsultasi dengan Kemeterian Pertanian soal banyaknya petani merugi karena gagal panen akibat erupsi Sinabung itu. “Untuk kerugian petani, itu masih dikaji oleh Dinas Pertanian Kabupaten Karo,” ungkap Terkelin.

Dia juga mengaku, Pemkab Karo tidak bisa berjalan sendiri dalam menghadapi bencana alam ini. Karenanya, Pemkab Karo membutuhkan bantuan dari pemerintah pusat terkait penanganan bencana alam erupsi dari gunung api tertinggi di Sumatera Utara tersebut. “Ini sudah sampai berkali-kali dibuat rapat kabinet terbatas di Istana Negara. Yang saya ikuti tiga kali minimal. Itu melibatkan semua stakeholder dan leading sektornya adalah BNPB,” katanya.

Dalam rapat tersebut, seluruh kemeterian dikumpulkan bersama dengan lembaga dan pemkab. Di sana dibahas apa saja yang akan dilakukan dan dibutuhkan Kabupaten Karo akibat erupsi Sinabung. “Nah, sampai saat ini sejak kejadian tahun 2010, kita bisa kelompokan mengenai pengungsian akibat erupsi Gunung Sinabung,” katanya.

Terkelin juga mengungkapkan, pasca erupsi Sinabung kemarin, belum dilakukan relokasi penduduk karena masih menunggu rekomendasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). “Untuk relokasi, semua tergantung dari badan vulkanologi, harus rekomendasi dari mereka,” tandas Terkelin.

Diberitakan sebelumnya, Gunung Api Sinabung menyemburkan material vulkanik setinggi 5ribu meter pada pukul 08.54 WIB, Senin (19/2) pagi. Erupsi ini disebut-sebut sebagai yang tertinggi setelah beberapa waktu belakangan. Erupsi juga dibarengi dengan gempa vulkanik selama 607 detik. Untuk abu vulkanik, jarak luncur hingga 4900 meter ke sektor selatan-tenggara dan 3500 meter ke sektor tenggara timur.(gus/ris/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/