31.7 C
Medan
Saturday, April 27, 2024

Pasokan Sayur ke Medan Terancam

Debu vulkanik erupsi Gunung Sinabung menutupi lahan di Karo.

SUMUTPOS.CO – Erupsi Gunung Sinabung menyelimuti delapan kecamatan di Kabupaten Karo, Senin (19/2) lalu. Dua kecamatan di antaranya menjadi daerah yang terparah terdampak paparan abu vulkanik, yakni Kecamatan Payung dan Tiganderket. Akibatnya, sekitar 30.320,8 hektare lahan pertanian rusak, warga pun terancam gagal panen.

Dampak yang ditimbulkan dari gagal panen itu, pasokan hasil pertanian ke daerah lain, juga terancam berkurang. Apalagi, Kecamatan Payung dan Tiganderket yang menjadi daerah terparah terdampak vulkanik, dikenal sebagai pemasok hasil pertanian ke Kota Medan dan daerah lainnya. “Di dua kecamatan itu kerusakannya paling besar, karena banyak yang sudah mau panen,” kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karo Sarjana Purba kepada wartawan, Rabu (21/2).

Disebutkannya, kedelapan kecamatan yang terdampak erupsi yakni Kecamatan Simpang Empat, Kecamatan Naman Teran, Kecamatan Payung, Kecamatan Tiganderket, Kecamatan Kutabuluh, Kecamatan Munthe, Kecamatan Tigabinaga, dan Kecamatan Juhar. “Dua kecamatan areal pertaniannya terparah terdampak erupsi yakni Kecamatan Payung dan Tiganderket,” ungkap Sarjana.

Dijelaskannya, dari 30 ribu hektare lebih lahan yang terdampak abu vulkanik, 11.770 hektare di antaranya ditanami kopi dan tembakau. Sedangkan lahan yang ditanami sayur dan buah seluas 2.638 hektare. Lahan yang paling banyak terkena yakni lahan berisi tanaman pertanian seperti padi, jagung dan kedelai dengan luas 15.913 hektare. “Kemarin kan turun hujan, debu itu sudah hilang. Kemarin sudah kita bilang ke petani akan memberikan blower untuk membersihkan abu vulkanik dari tanaman,” ujarnya.

Menyikapi ini, pengamat ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin menilai, dampak erupsi Sinabung terhadap gejolak harga bahan pangan termasuk sayur-mayur di Kota Medan dan sekitarnya belum dirasakan saat ini. Namun, efeknya kemungkinan akan dirasakan dalam beberapa waktu ke depan.

Debu vulkanik erupsi Gunung Sinabung menutupi lahan di Karo.

SUMUTPOS.CO – Erupsi Gunung Sinabung menyelimuti delapan kecamatan di Kabupaten Karo, Senin (19/2) lalu. Dua kecamatan di antaranya menjadi daerah yang terparah terdampak paparan abu vulkanik, yakni Kecamatan Payung dan Tiganderket. Akibatnya, sekitar 30.320,8 hektare lahan pertanian rusak, warga pun terancam gagal panen.

Dampak yang ditimbulkan dari gagal panen itu, pasokan hasil pertanian ke daerah lain, juga terancam berkurang. Apalagi, Kecamatan Payung dan Tiganderket yang menjadi daerah terparah terdampak vulkanik, dikenal sebagai pemasok hasil pertanian ke Kota Medan dan daerah lainnya. “Di dua kecamatan itu kerusakannya paling besar, karena banyak yang sudah mau panen,” kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karo Sarjana Purba kepada wartawan, Rabu (21/2).

Disebutkannya, kedelapan kecamatan yang terdampak erupsi yakni Kecamatan Simpang Empat, Kecamatan Naman Teran, Kecamatan Payung, Kecamatan Tiganderket, Kecamatan Kutabuluh, Kecamatan Munthe, Kecamatan Tigabinaga, dan Kecamatan Juhar. “Dua kecamatan areal pertaniannya terparah terdampak erupsi yakni Kecamatan Payung dan Tiganderket,” ungkap Sarjana.

Dijelaskannya, dari 30 ribu hektare lebih lahan yang terdampak abu vulkanik, 11.770 hektare di antaranya ditanami kopi dan tembakau. Sedangkan lahan yang ditanami sayur dan buah seluas 2.638 hektare. Lahan yang paling banyak terkena yakni lahan berisi tanaman pertanian seperti padi, jagung dan kedelai dengan luas 15.913 hektare. “Kemarin kan turun hujan, debu itu sudah hilang. Kemarin sudah kita bilang ke petani akan memberikan blower untuk membersihkan abu vulkanik dari tanaman,” ujarnya.

Menyikapi ini, pengamat ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin menilai, dampak erupsi Sinabung terhadap gejolak harga bahan pangan termasuk sayur-mayur di Kota Medan dan sekitarnya belum dirasakan saat ini. Namun, efeknya kemungkinan akan dirasakan dalam beberapa waktu ke depan.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/