30 C
Medan
Sunday, April 28, 2024

Hattrick Perampok Tanpa Balasan Polisi

Foto: Diva Suwanda/Sumut Pos
Kantor Koperasi Simpan Pinjam Raptama di Jalan Bougenville II, Simpang Selayang, Medan Tuntungan yang dirampok.

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Tiga kasus perampokan kurun dua bulan di Komplek Kejaksaan, kawasan Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan. Aksi pertama Minggu (12/2) pagi, sekira pukul 10.00 WIB di Jalan Silangge No 41, pemilik rumah disekap. Kejadian kedua Minggu (9/4) di Jalan Stela 1 No 41 A sebuah rumah dibobol minggu pagi. Terakhir di Jalan Bougenville 2 kantor Koperasi Raptama, pelaku menganiaya korban.

Dari tiga kejadian itu, beruntung tak ada korban tewas. Namun sayangnya, Polsek Delitua dibantu Polrestabes Medan belum berhasil menangkap pelakunya. Pascakejadian terakhir, Poldasu menaruh perhatian. Praktis, Team Khusus Anti Bandit (TEKAB) dari Subdit III/Jahtanras Ditreskrimum Poldasu turuntangan.

Pengamat menilai, pelaku kejahatan sudah mengangkangi polisi. Tanpa segan mereka kembali melakukan aksi di kawasan yang sama, saat hari masih terang. Bisa dibilang, kala Kamis (20/4) kemarin pelaku berhasil menggasak harta benda, hattrick buat pelaku kejahatan tanpa balas aparat kepolisian.

Muncul anggapan, kasus perampokan yang tak memakan korban sepertinya kurang menarik. Menurut Kriminolog asal Sumut, Redianto Sidi, rentetan kasus pembunuhan yang terjadi berhasil diungkap polisi tanpa perlu waktu lama.

Sangat disayangkan, kala hal itu jadi pemahaman polisi alih-alih menjadi seperti pemadaman kebakaran. Menunggu jatuh korban baru bertindak.

“Ini yang tidak boleh dibiarkan. Jangan tunggu jatuh korban. Polsek Delitua maupun Polrestabes Medan harus bisa mengungkap hal ini. Kalau menunggu jatuh korban baru sibuk, ini seperti yang saya bilang, polisi jadi pemadam kebakaran,” ungkap Redianto, kepada Sumut Pos, Jumat (21/4).

Diterangkan Redianto, dilihat dari modus pelaku perampokan dia mensinyalir bila polisi berhasil mengungkap satu kejadian saja, bukan tidak mungkin bisa mengungkap kasus lainnya. “Saya lihat ada pola yang sama, melakukan saat siang hari dan di tempat yang sama dengan menggunakan alat yang disinyalir senjata api,” terang Redianto.

Foto: Diva Suwanda/Sumut Pos
Kantor Koperasi Simpan Pinjam Raptama di Jalan Bougenville II, Simpang Selayang, Medan Tuntungan yang dirampok.

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Tiga kasus perampokan kurun dua bulan di Komplek Kejaksaan, kawasan Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan. Aksi pertama Minggu (12/2) pagi, sekira pukul 10.00 WIB di Jalan Silangge No 41, pemilik rumah disekap. Kejadian kedua Minggu (9/4) di Jalan Stela 1 No 41 A sebuah rumah dibobol minggu pagi. Terakhir di Jalan Bougenville 2 kantor Koperasi Raptama, pelaku menganiaya korban.

Dari tiga kejadian itu, beruntung tak ada korban tewas. Namun sayangnya, Polsek Delitua dibantu Polrestabes Medan belum berhasil menangkap pelakunya. Pascakejadian terakhir, Poldasu menaruh perhatian. Praktis, Team Khusus Anti Bandit (TEKAB) dari Subdit III/Jahtanras Ditreskrimum Poldasu turuntangan.

Pengamat menilai, pelaku kejahatan sudah mengangkangi polisi. Tanpa segan mereka kembali melakukan aksi di kawasan yang sama, saat hari masih terang. Bisa dibilang, kala Kamis (20/4) kemarin pelaku berhasil menggasak harta benda, hattrick buat pelaku kejahatan tanpa balas aparat kepolisian.

Muncul anggapan, kasus perampokan yang tak memakan korban sepertinya kurang menarik. Menurut Kriminolog asal Sumut, Redianto Sidi, rentetan kasus pembunuhan yang terjadi berhasil diungkap polisi tanpa perlu waktu lama.

Sangat disayangkan, kala hal itu jadi pemahaman polisi alih-alih menjadi seperti pemadaman kebakaran. Menunggu jatuh korban baru bertindak.

“Ini yang tidak boleh dibiarkan. Jangan tunggu jatuh korban. Polsek Delitua maupun Polrestabes Medan harus bisa mengungkap hal ini. Kalau menunggu jatuh korban baru sibuk, ini seperti yang saya bilang, polisi jadi pemadam kebakaran,” ungkap Redianto, kepada Sumut Pos, Jumat (21/4).

Diterangkan Redianto, dilihat dari modus pelaku perampokan dia mensinyalir bila polisi berhasil mengungkap satu kejadian saja, bukan tidak mungkin bisa mengungkap kasus lainnya. “Saya lihat ada pola yang sama, melakukan saat siang hari dan di tempat yang sama dengan menggunakan alat yang disinyalir senjata api,” terang Redianto.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/