30 C
Medan
Tuesday, May 7, 2024

Masyarakat Sicanang Keluhkan Air Bersih

Ilustrasi

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Masyarakat menetap di Kelurahan Sicanang, Kecamatan Medan Belawan mengeluh air bersih yang didistribusikan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Medan.

Pasalnya, air yang mengalir dari pipa ke rumah masyarakat bercampur pasir, karat dan berlumut bahkan sering mati. Sehingga, masyarakat tidak bisa mengkonsumsi air itu untuj kebutuhan rumah tangga.

Seorang warga, M Susanto mengatakan, keluhan warga untuk air bersih sudah berlangsung lama. Hanya saja, air yang didistribusikan itu terkadang mengalir bersih secara normal, tetapi ada juga mengalir kotor. Sehingga, masyarakat yang tinggal di Kelurahan Sicanang tidak bisa menikmati air bersih.

Pria berusia 45 tahun ini mengaku, air kotor itu sudag dialami masyarakat selama bertahun – tahun, untuk mendapat air bersih masyarakat terpaksa membeli air isi ulang.

“Kami sudah mengadu ke kantor PDAM Belawan dan Medan Labuhan, tapi hingga kini masih saja air yang mengalir ke masyarakat tetap tidak bagus,” keluh Susanto, Minggu (21/7).

Begitu juga dikeluhkam Asni. Ibu rumah tangga menetap di Lingkungan VI, Kelurahan Sicanang ini mengaku, air yang didistribusikan PDAM sering mati malam hari, kalaupun hidup mengalir bercampur pasir dan berwarna kuning.

“Kami cuma mau, PDAM segera menanggapi keluhan kami. Karena, air yang disalurkan sama kami terus bermasalah setiap bulan. Padahal, kami bayar air ke PDAM,” keluh wanita berusia 45 tahun ini.

Selain itu juga, Ketua BKM Mushola AL Ihsan, H Suratman mengatakan bahwa seluruh warga Lingkungan VI saat melaksanakan ibadah harus berwudhu di rumahnya masing masing, karena air yang ada musala tidak bisa dipakai karena warnanya kuning, berpasir dan beraroma tidak sedap.

“Jumlah warga di Lingkungan VI ada sebanyak 300 KK, seluruhnya memakai air dari isi ulang yang diantarkan oleh pemilik galon untuk mandi dan minum. Bahkan kalau salat terpaksa pakai air galon,” bebernya.

Kepala PDAM Cabang Belawan, Dicky mengatakan, soal keluhan masyarakat sudah diterimanya. Untuk itu, ia sudah melaporkan ke kantor pusat. Ada rencana perbaikan terhadap pipa yang diduga bocor, hanya saja pipa yang dibangun Pemko Medan melalui bantuan masyarakat berpenghasilan rendah (MPR) berada di bawah jalan yang telah dibeton.

“Rencananya Senin (hari ini), tim dari kantor pusat akam turun. Kita akan cari solusi perbaikan pipa yang bocor, karena pipa dari program MPR dari Pemko Medan berada di bawah jalan yang sudah di beton. Jadi, kita akan upayakan perbaikan terhadap pipa yang bocor itu,” pungkas Dicky. (fac/ila)

Ilustrasi

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Masyarakat menetap di Kelurahan Sicanang, Kecamatan Medan Belawan mengeluh air bersih yang didistribusikan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Medan.

Pasalnya, air yang mengalir dari pipa ke rumah masyarakat bercampur pasir, karat dan berlumut bahkan sering mati. Sehingga, masyarakat tidak bisa mengkonsumsi air itu untuj kebutuhan rumah tangga.

Seorang warga, M Susanto mengatakan, keluhan warga untuk air bersih sudah berlangsung lama. Hanya saja, air yang didistribusikan itu terkadang mengalir bersih secara normal, tetapi ada juga mengalir kotor. Sehingga, masyarakat yang tinggal di Kelurahan Sicanang tidak bisa menikmati air bersih.

Pria berusia 45 tahun ini mengaku, air kotor itu sudag dialami masyarakat selama bertahun – tahun, untuk mendapat air bersih masyarakat terpaksa membeli air isi ulang.

“Kami sudah mengadu ke kantor PDAM Belawan dan Medan Labuhan, tapi hingga kini masih saja air yang mengalir ke masyarakat tetap tidak bagus,” keluh Susanto, Minggu (21/7).

Begitu juga dikeluhkam Asni. Ibu rumah tangga menetap di Lingkungan VI, Kelurahan Sicanang ini mengaku, air yang didistribusikan PDAM sering mati malam hari, kalaupun hidup mengalir bercampur pasir dan berwarna kuning.

“Kami cuma mau, PDAM segera menanggapi keluhan kami. Karena, air yang disalurkan sama kami terus bermasalah setiap bulan. Padahal, kami bayar air ke PDAM,” keluh wanita berusia 45 tahun ini.

Selain itu juga, Ketua BKM Mushola AL Ihsan, H Suratman mengatakan bahwa seluruh warga Lingkungan VI saat melaksanakan ibadah harus berwudhu di rumahnya masing masing, karena air yang ada musala tidak bisa dipakai karena warnanya kuning, berpasir dan beraroma tidak sedap.

“Jumlah warga di Lingkungan VI ada sebanyak 300 KK, seluruhnya memakai air dari isi ulang yang diantarkan oleh pemilik galon untuk mandi dan minum. Bahkan kalau salat terpaksa pakai air galon,” bebernya.

Kepala PDAM Cabang Belawan, Dicky mengatakan, soal keluhan masyarakat sudah diterimanya. Untuk itu, ia sudah melaporkan ke kantor pusat. Ada rencana perbaikan terhadap pipa yang diduga bocor, hanya saja pipa yang dibangun Pemko Medan melalui bantuan masyarakat berpenghasilan rendah (MPR) berada di bawah jalan yang telah dibeton.

“Rencananya Senin (hari ini), tim dari kantor pusat akam turun. Kita akan cari solusi perbaikan pipa yang bocor, karena pipa dari program MPR dari Pemko Medan berada di bawah jalan yang sudah di beton. Jadi, kita akan upayakan perbaikan terhadap pipa yang bocor itu,” pungkas Dicky. (fac/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/