25.6 C
Medan
Friday, May 10, 2024

Peluncuran Buku Perjalanan Hidup Rahmat Shah, Gubsu: Kita Bisa Banyak Belajar tentang Kisah Hidup

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Perjalanan hidup yang penuh warna dari seorang H Rahmat Shah merupakan pembelajaran bagi generasi penerus untuk menggapai cita-cita demi terwujudnya kemaslahatan umat serta pembangunan di Sumatera Utara dan Indonesia.

DIABADIKAN: Dr Rahmat Shah diabadikan bersama Gubsu Edy Rahmayadi, Wagubsu Musa Rajekshah, dan unsur Forkopimda Sumut usai peluncuran buku Rahmat Shah, Anak Desa Pinggir Sungai Bah Bolon, Perjuangan, Pengabdian dan Pemikiran-Karya Nyata yang Bermanfaat di Wong Solo, Jalan Sei Batanghari, Minggu (20/12).
DIABADIKAN: Dr Rahmat Shah diabadikan bersama Gubsu Edy Rahmayadi, Wagubsu Musa Rajekshah, dan unsur Forkopimda Sumut usai peluncuran buku Rahmat Shah, Anak Desa Pinggir Sungai Bah Bolon, Perjuangan, Pengabdian dan Pemikiran-Karya Nyata yang Bermanfaat di Wong Solo, Jalan Sei Batanghari, Minggu (20/12).

Adapun peluncuran buku berjudul ‘Rahmat Shah, Anak Desa Pinggir Sungai Bah Bolon, Perjuangan, Pengabdian dan Pemikiran-Karya Nyata yang Bermanfaat’ dan buku ke-2 yang berjudul Kanker Prostat Bukan Vonis Mati.

Sembuh Berkat Doa dan Sedekah di Wong Solo Jalan Sei Batanghari, Minggu (20/12).

Turut hadir Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah, Sultan Deli XIV Tengku Mahmud Lamantjiji Perkasa Alam, Anggota DPR RI Djohar Arifin, M Husni, Anggota DPD RI H Muhammad Nuh, Pangdam I/BB Mayjen TNI Hassanudin, Kabinda Sumut Brigjend TNI Ruruh A Setiawibawa, Danlantamal I Belawan Brigjen TNI (Mar) I Made Wahyu Santoso, Danyonmarhanlan I Belawan, Mayor Marinir Farick, mewakili Kapolda Sumut Kombes Pol Rina Sari Ginting, Konsul Jenderal Malaysia, Timor Leste dan Rusia, Ketua MPW Pemuda Pancasila Sumut, Kodrat Shah, Ketua MUI Medan Muhammad Hatta, Ketua KNPI Sumut, El Adrian Shah serta tokoh-tokoh lainnya.

“Kita bisa banyak belajar tentang kisah hidup, kiprah serat pemikirannya. Semua yang dilalui beliau tidaklah mudah, butuh perjuangan, kerja keras dan pengorbanan yang sangat besar hingga akhirnya menjadi salah satu tokoh besar di Sumut,” kata Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi pada acara peluncuran buku tersebut.

Edy Rahmayadi mengaku memiliki kenangan baik terhadap sosok Rahmat Shah. Yaitu sebagai penyayang terhadap semua makhluk hidup dan telah banyak berkontribusi terhadap pelestarian satwa. Salah satunya membagikan ilmu mengenai satwa melalui Rahmat Gallery.

“Sikap tersebut yang lebih dibutuhkan untuk mewujudkan pembangunan di negara ini. Walaupun ada yang senang, ada yang tidak senang, lanjutkan, bang. Tinggalkan kenangan baik, semua kebaikan untuk Sumut,” ucapnya seraya berjanji menyosialisasikan apa yang telah dilakukan Rahmat Shah kepada masyarakat.

Buku ‘Rahmat Shah, Anak Desa Pinggir Sungai Bah Bolon, Perjuangan, Pengabdian dan Pemikiran-Karya Nyata yang Bermanfaat’ merupakan kelanjutan dari buku 50 Tahun Rahmat Shah, Perjuangan, Pengabdian, Pemikiran yang diluncurkan di 2002.

Di buku ini Rahmat Shah menuturkan pengalaman dan upaya yang dikerjakan dalam berbagai kegiatan kemanusiaan, sosial, olahraga, pendidikan, lingkungan dan konservasi sumberdaya alam hanya berdasarkan amanah dan tanggungjawab.

Buku ini terdiri dari empat bagian yaitu; Perjalanan yang Penuh Warna, Pemikiran Bisnis dan Berbagai Aktivitas, Kontribusi dan Pengalaman Hidup serta Keuletan Berbuah Penghargaan. Setiap bagian disajikan dengan bahasa sederhana dan jujur sehingga sangat menarik untuk dibaca.

Seperti pertanda jelang kelahirannya di Perdagangan, Simalungun, 23 Oktober 1950 silam. Bagaimana prinsip kerja keras, disiplin dan berserah secara penuh kepada Sang Khalik membawa penghargaan dalam hidup putra keenam dari pasangan Alm. Hafiz H Gulrang Shah dan Alm. Hj Syarifah Sobat ini. Serta pencapaian yang menjadi jalan untuk membantu siapapun yang membutuhkan tanpa pamrih.

Rahmat Shah berharap, kehadiran buku ini menjadi motivasi bagi semua pihak yang ingin berbakti kepada negara. “Saya sajikan buku ini bukan untuk menggurui apalagi membanggakan diri. Tetapi sebagai motivasi dan informasi bagi kita semua khususnya bagi seluruh keluarga dan para sahabat serta generasi penerus bangsa. Karena kepada merekalah negara ini akan diwatikan nantinya,” ucapnya.

Khusus untuk Buku Kanker Prostat Bukan Vonis Mati, Sembuh Berkat Doa dan Sedekah, dibuat untuk memotivasi para penderita kanker supaya sembuh berdasarkan pengalaman pribadi Rahmat Shah, yang divonis dokter menderita penyakit kanker prostat Glasson 9 pada 2016 dan diprediksi hanya bertahan hidup selama satu tahun. Namun karena perjuangannya yang tak kenal lelah dibarengi dengan doa dan sedekah yang tak henti, Rahmat berhasil sembuh dari kanker tersebut tanpa ada bagian vital yang dipotong atau dihilangkan.

Peluncuran buku ini diawali dengan pemutaran video dari perjalanan karier seorang Rahmat Shah dilanjutkan dengan sambutan serta penyerahan buku kepada Gubsu Edy Rahmayadi, Wagubsu Musa Rajekshah, Forkopimda Sumut, konsul jenderal negara sahabat, keluarga dan para undangan. Kegiatan diakhiri dengan foto bersama. (prn/ila)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Perjalanan hidup yang penuh warna dari seorang H Rahmat Shah merupakan pembelajaran bagi generasi penerus untuk menggapai cita-cita demi terwujudnya kemaslahatan umat serta pembangunan di Sumatera Utara dan Indonesia.

DIABADIKAN: Dr Rahmat Shah diabadikan bersama Gubsu Edy Rahmayadi, Wagubsu Musa Rajekshah, dan unsur Forkopimda Sumut usai peluncuran buku Rahmat Shah, Anak Desa Pinggir Sungai Bah Bolon, Perjuangan, Pengabdian dan Pemikiran-Karya Nyata yang Bermanfaat di Wong Solo, Jalan Sei Batanghari, Minggu (20/12).
DIABADIKAN: Dr Rahmat Shah diabadikan bersama Gubsu Edy Rahmayadi, Wagubsu Musa Rajekshah, dan unsur Forkopimda Sumut usai peluncuran buku Rahmat Shah, Anak Desa Pinggir Sungai Bah Bolon, Perjuangan, Pengabdian dan Pemikiran-Karya Nyata yang Bermanfaat di Wong Solo, Jalan Sei Batanghari, Minggu (20/12).

Adapun peluncuran buku berjudul ‘Rahmat Shah, Anak Desa Pinggir Sungai Bah Bolon, Perjuangan, Pengabdian dan Pemikiran-Karya Nyata yang Bermanfaat’ dan buku ke-2 yang berjudul Kanker Prostat Bukan Vonis Mati.

Sembuh Berkat Doa dan Sedekah di Wong Solo Jalan Sei Batanghari, Minggu (20/12).

Turut hadir Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah, Sultan Deli XIV Tengku Mahmud Lamantjiji Perkasa Alam, Anggota DPR RI Djohar Arifin, M Husni, Anggota DPD RI H Muhammad Nuh, Pangdam I/BB Mayjen TNI Hassanudin, Kabinda Sumut Brigjend TNI Ruruh A Setiawibawa, Danlantamal I Belawan Brigjen TNI (Mar) I Made Wahyu Santoso, Danyonmarhanlan I Belawan, Mayor Marinir Farick, mewakili Kapolda Sumut Kombes Pol Rina Sari Ginting, Konsul Jenderal Malaysia, Timor Leste dan Rusia, Ketua MPW Pemuda Pancasila Sumut, Kodrat Shah, Ketua MUI Medan Muhammad Hatta, Ketua KNPI Sumut, El Adrian Shah serta tokoh-tokoh lainnya.

“Kita bisa banyak belajar tentang kisah hidup, kiprah serat pemikirannya. Semua yang dilalui beliau tidaklah mudah, butuh perjuangan, kerja keras dan pengorbanan yang sangat besar hingga akhirnya menjadi salah satu tokoh besar di Sumut,” kata Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi pada acara peluncuran buku tersebut.

Edy Rahmayadi mengaku memiliki kenangan baik terhadap sosok Rahmat Shah. Yaitu sebagai penyayang terhadap semua makhluk hidup dan telah banyak berkontribusi terhadap pelestarian satwa. Salah satunya membagikan ilmu mengenai satwa melalui Rahmat Gallery.

“Sikap tersebut yang lebih dibutuhkan untuk mewujudkan pembangunan di negara ini. Walaupun ada yang senang, ada yang tidak senang, lanjutkan, bang. Tinggalkan kenangan baik, semua kebaikan untuk Sumut,” ucapnya seraya berjanji menyosialisasikan apa yang telah dilakukan Rahmat Shah kepada masyarakat.

Buku ‘Rahmat Shah, Anak Desa Pinggir Sungai Bah Bolon, Perjuangan, Pengabdian dan Pemikiran-Karya Nyata yang Bermanfaat’ merupakan kelanjutan dari buku 50 Tahun Rahmat Shah, Perjuangan, Pengabdian, Pemikiran yang diluncurkan di 2002.

Di buku ini Rahmat Shah menuturkan pengalaman dan upaya yang dikerjakan dalam berbagai kegiatan kemanusiaan, sosial, olahraga, pendidikan, lingkungan dan konservasi sumberdaya alam hanya berdasarkan amanah dan tanggungjawab.

Buku ini terdiri dari empat bagian yaitu; Perjalanan yang Penuh Warna, Pemikiran Bisnis dan Berbagai Aktivitas, Kontribusi dan Pengalaman Hidup serta Keuletan Berbuah Penghargaan. Setiap bagian disajikan dengan bahasa sederhana dan jujur sehingga sangat menarik untuk dibaca.

Seperti pertanda jelang kelahirannya di Perdagangan, Simalungun, 23 Oktober 1950 silam. Bagaimana prinsip kerja keras, disiplin dan berserah secara penuh kepada Sang Khalik membawa penghargaan dalam hidup putra keenam dari pasangan Alm. Hafiz H Gulrang Shah dan Alm. Hj Syarifah Sobat ini. Serta pencapaian yang menjadi jalan untuk membantu siapapun yang membutuhkan tanpa pamrih.

Rahmat Shah berharap, kehadiran buku ini menjadi motivasi bagi semua pihak yang ingin berbakti kepada negara. “Saya sajikan buku ini bukan untuk menggurui apalagi membanggakan diri. Tetapi sebagai motivasi dan informasi bagi kita semua khususnya bagi seluruh keluarga dan para sahabat serta generasi penerus bangsa. Karena kepada merekalah negara ini akan diwatikan nantinya,” ucapnya.

Khusus untuk Buku Kanker Prostat Bukan Vonis Mati, Sembuh Berkat Doa dan Sedekah, dibuat untuk memotivasi para penderita kanker supaya sembuh berdasarkan pengalaman pribadi Rahmat Shah, yang divonis dokter menderita penyakit kanker prostat Glasson 9 pada 2016 dan diprediksi hanya bertahan hidup selama satu tahun. Namun karena perjuangannya yang tak kenal lelah dibarengi dengan doa dan sedekah yang tak henti, Rahmat berhasil sembuh dari kanker tersebut tanpa ada bagian vital yang dipotong atau dihilangkan.

Peluncuran buku ini diawali dengan pemutaran video dari perjalanan karier seorang Rahmat Shah dilanjutkan dengan sambutan serta penyerahan buku kepada Gubsu Edy Rahmayadi, Wagubsu Musa Rajekshah, Forkopimda Sumut, konsul jenderal negara sahabat, keluarga dan para undangan. Kegiatan diakhiri dengan foto bersama. (prn/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/