28.9 C
Medan
Sunday, May 12, 2024

Pertemuan Pemangku Kepentingan Pendidikan Program Pintar Tanoto Foundation Sumut

MEDAN, SUMUTPOS. CO – Evaluasi Pendidikan di Sumut masa transisi pandemi ke endemic Covid-19 menunjukkan bahwa transparansi penyusunan anggaran oleh kepala sekolah mengalami perubahan peningkatanyang paling signifikan jika dibandingkan dengan indikator lainnya.

Hasil survei ini dirilis Tanoto Foundation Sumatera Utara (Sumut) pada acara pertemuan pemangku kepentingan Pendidikan Program Pintar di Hotel Swissbelinn Medan, Rabu (23/3/2022) yang dihadiri oleh Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan Kampus (LPMP) Sumut, Dinas Pendidikan, Kementerian Agama dan Bappedda Kabupaten Batubara, Karo, Asahan, dan Kota Pematangsiantar.

Kerja sama program Pintar yang telah berlangsung sejak 2018,terusmenunjukkan peningkatan kualitas Pendidikan di wilayah mitra diseluruh Indeonesia, hal ini di ungkapkan Reza Anggara Head Govrel Program Pintar. “Berdasarkan hasil survei implementasi program Pintar, ke depannya akan lebih berfokus pada Peningkatan Kualitas Program, Peningkatan Kapasitas dan Penguatan Kelembagaan dalam perencanaan, pemantauan, penyebar luasan Program Pintar, dan perencanaan kebijakan pendidikan daerah yang berkelanjutan,” ungkap Reza.

Kami berharap pemerintah daerah mendapatkan gambaran hasil implementasi Program Pintar di kabupaten/kota mitra sehingga tindakan lanjutan dan kebijakan yang tepat dapat diambil untukmendukung peningkatan kualitas pendidikan di kabupaten/kota dan mendapatkan referensi implementasi Program Pintar yang sejalan dan mendukung kebijakan, program, dan kurikulum terbaru yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Pendidikan Tinggi,” jelasnya.

Dampak program yang diukur pada survei,dengan indikator penguatan pembelajaran yang diikuti oleh manajemen dan kepemimpinan, sertahasil tes siswa kemampuan membaca siswa (EGRA) dan kemampuan berhitung siswa (EGMA)untuk kelas awal dan mata pelajaran Matematika, IPA, dan Bahasa Indonesia.

Sementara itu Yusri Nasution Selaku Koordinator Tanoto Foundation Sumut mengungkapkan antusiasme daerah mitra dalam implementasi Program Pintar sudah baik termasuk dalam hal penyebaran praktik baik Program Pintar sangat positif.

Beberapa daerah sudah melakukan penyebarluasan program serta juga menunjukkan keinginan untuk melakukan pelatihan berbasis digital melalui program LMS/e-Pintar yang ditunjukkan melalui diskusi pada saat pelaksanaan district stakeholder meeting bersama Dinas Pendidikan, Bappeda maupun Kementrian Agama yang dirancang melalui berbagai sumber anggaran,” ungkap Yusri.

“Program Pintar yang mengimplementasikan pembelajaran aktif dengan Konsep Mikir sejalan dan mendukung program-program yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan , Riset dan Pendidikan Tinggi,” tandasnya.

Pada pertemuan ini terlihat hasil survei di Sumut secara keseluruhan kepada guru kelas awal menunjukkan praktik baik dalam mengajar Bahasa Indonesia mengalami perubahan yang paling tinggi, dibandingkan guru IPA.

Beberapa daerah sudah melakukan penyebarluasan program serta juga menunjukkan keinginan untuk melakukan pelatihan berbasis digital melalui program LMS/e-Pintar yang ditunjukkan melalui diskusi pada saat pelaksanaan district stakeholder meeting bersama Dinas Pendidikan, Bappeda maupun Kementrian Agama yang dirancang melalui berbagai sumber anggaran,” ungkap Yusri.

“Program Pintar yang mengimplementasikan pembelajaran aktif dengan Konsep Mikir sejalan dan mendukung program-program yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan , Riset dan Pendidikan Tinggi,” tandasnya.

Pada pertemuan ini terlihat hasil survei di Sumut secara keseluruhan kepada guru kelas awal menunjukkan praktik baik dalam mengajar Bahasa Indonesia mengalami perubahan yang paling tinggi, dibandingkan guru IPA.
Beberapa daerah sudah melakukan penyebarluasan program serta juga menunjukkan keinginan untuk melakukan pelatihan berbasis digital melalui program LMS/e-Pintar yang ditunjukkan melalui diskusi pada saat pelaksanaan district stakeholder meeting bersama Dinas Pendidikan, Bappeda maupun Kementrian Agama yang dirancang melalui berbagai sumber anggaran,” ungkap Yusri.

“Program Pintar yang mengimplementasikan pembelajaran aktif dengan Konsep Mikir sejalan dan mendukung program-program yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan , Riset dan Pendidikan Tinggi,” tandasnya.

Pada pertemuan ini terlihat hasil survei di Sumut secara keseluruhan kepada guru kelas awal menunjukkan praktik baik dalam mengajar Bahasa Indonesia mengalami perubahan yang paling tinggi, dibandingkan guru IPA.

“Beberapa daerah sudah melakukan penyebarluasan program serta juga menunjukkan keinginan untuk melakukan pelatihan berbasis digital melalui program LMS/e-Pintar yang ditunjukkan melalui diskusi pada saat pelaksanaan district stakeholder meeting bersama Dinas Pendidikan, Bappeda maupun Kementrian Agama yang dirancang melalui berbagai sumber anggaran,” ungkap Yusri.

“Program Pintar yang mengimplementasikan pembelajaran aktif dengan Konsep Mikir sejalan dan mendukung program-program yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan , Riset dan Pendidikan Tinggi,” tandasnya.

Pada pertemuan ini terlihat hasil survei di Sumut secara keseluruhan kepada guru kelas awal menunjukkan praktik baik dalam mengajar Bahasa Indonesia mengalami perubahan yang paling tinggi, dibandingkan guru IPA.

Untuk jenjang sekolah dasar (SD)/ madrasah ibtidaiyah (MI), indikator tersebut mengalami kenaikan 8% dari baseline ke midline, namunberbeda di jenjang sekolah menengah pertama (SMP)/ madrasah tsanawiyah (MTs), justru mengalami penurunan dari 33% menjadi 21%.

Hasil tessiswa SD/Mi dalam kemampuan membaca meningkat signifikan dibandingkan siswa SMP/MTs, seiring dengan tes dalam kemampuan berhitung, siswa SMP/MTs juga mengalami penurunan, hal ini juga terlihat dari hasil survey keterlibatan orang tua dalam meningkatkan pembelajaran menurun dari 25% menjadi 19%.

Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan, Drs H Supriyanto MPd ditemui disela-sela pertemuan mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Lembaga Philanthropy Tanoto Foundation yang bersedia membantu pemerintah daerah dengan segala keterbatasan yang ada dalam Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia, melalui Program Pintar.

“Anggaran pendidikan yang dimiliki oleh pemerintah daerah sangat terbatas, dan masih berfokus pada peningkatan akses infrastruktur, dengan adanya program seperti ini kami terus berharap dapat berkelanjutan, dan kita sendiri melihat guru-guru, kepala sekolah dan pengawas kita yang telah tersentuh program ini perubahannya jauh lebih baik, tentu kami terus mendorong agar hal baik ini dapat di sebarkan keseluruh sekolah SD dan SMP di Kabupaten Asahan,” ungkapSupriyanto.

“Kami telah menjadwalkan akhir bulan ini akan melaksanakan unjuk karya praktik baik pendidikan hasil Program Pintar, dimana dari acara tersebut diharapkan dapat memicu keinginan para pendidik di Asahan, di samping itu penyebaran Program Pintar ke semua sekolah juga akan dilaksanakan melalui pelatihan, mengaktifkan kembali pertemuan guru KKG, MGMP, kepala sekolah dengan K3S maupun pengawas, sehingga terjadi pertukaran informasi yang meningkatkan pengetahuan dan menghasilkan pendidik yang berkualitas,” pungkasnya. (rel/tri/azw)

MEDAN, SUMUTPOS. CO – Evaluasi Pendidikan di Sumut masa transisi pandemi ke endemic Covid-19 menunjukkan bahwa transparansi penyusunan anggaran oleh kepala sekolah mengalami perubahan peningkatanyang paling signifikan jika dibandingkan dengan indikator lainnya.

Hasil survei ini dirilis Tanoto Foundation Sumatera Utara (Sumut) pada acara pertemuan pemangku kepentingan Pendidikan Program Pintar di Hotel Swissbelinn Medan, Rabu (23/3/2022) yang dihadiri oleh Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan Kampus (LPMP) Sumut, Dinas Pendidikan, Kementerian Agama dan Bappedda Kabupaten Batubara, Karo, Asahan, dan Kota Pematangsiantar.

Kerja sama program Pintar yang telah berlangsung sejak 2018,terusmenunjukkan peningkatan kualitas Pendidikan di wilayah mitra diseluruh Indeonesia, hal ini di ungkapkan Reza Anggara Head Govrel Program Pintar. “Berdasarkan hasil survei implementasi program Pintar, ke depannya akan lebih berfokus pada Peningkatan Kualitas Program, Peningkatan Kapasitas dan Penguatan Kelembagaan dalam perencanaan, pemantauan, penyebar luasan Program Pintar, dan perencanaan kebijakan pendidikan daerah yang berkelanjutan,” ungkap Reza.

Kami berharap pemerintah daerah mendapatkan gambaran hasil implementasi Program Pintar di kabupaten/kota mitra sehingga tindakan lanjutan dan kebijakan yang tepat dapat diambil untukmendukung peningkatan kualitas pendidikan di kabupaten/kota dan mendapatkan referensi implementasi Program Pintar yang sejalan dan mendukung kebijakan, program, dan kurikulum terbaru yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Pendidikan Tinggi,” jelasnya.

Dampak program yang diukur pada survei,dengan indikator penguatan pembelajaran yang diikuti oleh manajemen dan kepemimpinan, sertahasil tes siswa kemampuan membaca siswa (EGRA) dan kemampuan berhitung siswa (EGMA)untuk kelas awal dan mata pelajaran Matematika, IPA, dan Bahasa Indonesia.

Sementara itu Yusri Nasution Selaku Koordinator Tanoto Foundation Sumut mengungkapkan antusiasme daerah mitra dalam implementasi Program Pintar sudah baik termasuk dalam hal penyebaran praktik baik Program Pintar sangat positif.

Beberapa daerah sudah melakukan penyebarluasan program serta juga menunjukkan keinginan untuk melakukan pelatihan berbasis digital melalui program LMS/e-Pintar yang ditunjukkan melalui diskusi pada saat pelaksanaan district stakeholder meeting bersama Dinas Pendidikan, Bappeda maupun Kementrian Agama yang dirancang melalui berbagai sumber anggaran,” ungkap Yusri.

“Program Pintar yang mengimplementasikan pembelajaran aktif dengan Konsep Mikir sejalan dan mendukung program-program yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan , Riset dan Pendidikan Tinggi,” tandasnya.

Pada pertemuan ini terlihat hasil survei di Sumut secara keseluruhan kepada guru kelas awal menunjukkan praktik baik dalam mengajar Bahasa Indonesia mengalami perubahan yang paling tinggi, dibandingkan guru IPA.

Beberapa daerah sudah melakukan penyebarluasan program serta juga menunjukkan keinginan untuk melakukan pelatihan berbasis digital melalui program LMS/e-Pintar yang ditunjukkan melalui diskusi pada saat pelaksanaan district stakeholder meeting bersama Dinas Pendidikan, Bappeda maupun Kementrian Agama yang dirancang melalui berbagai sumber anggaran,” ungkap Yusri.

“Program Pintar yang mengimplementasikan pembelajaran aktif dengan Konsep Mikir sejalan dan mendukung program-program yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan , Riset dan Pendidikan Tinggi,” tandasnya.

Pada pertemuan ini terlihat hasil survei di Sumut secara keseluruhan kepada guru kelas awal menunjukkan praktik baik dalam mengajar Bahasa Indonesia mengalami perubahan yang paling tinggi, dibandingkan guru IPA.
Beberapa daerah sudah melakukan penyebarluasan program serta juga menunjukkan keinginan untuk melakukan pelatihan berbasis digital melalui program LMS/e-Pintar yang ditunjukkan melalui diskusi pada saat pelaksanaan district stakeholder meeting bersama Dinas Pendidikan, Bappeda maupun Kementrian Agama yang dirancang melalui berbagai sumber anggaran,” ungkap Yusri.

“Program Pintar yang mengimplementasikan pembelajaran aktif dengan Konsep Mikir sejalan dan mendukung program-program yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan , Riset dan Pendidikan Tinggi,” tandasnya.

Pada pertemuan ini terlihat hasil survei di Sumut secara keseluruhan kepada guru kelas awal menunjukkan praktik baik dalam mengajar Bahasa Indonesia mengalami perubahan yang paling tinggi, dibandingkan guru IPA.

“Beberapa daerah sudah melakukan penyebarluasan program serta juga menunjukkan keinginan untuk melakukan pelatihan berbasis digital melalui program LMS/e-Pintar yang ditunjukkan melalui diskusi pada saat pelaksanaan district stakeholder meeting bersama Dinas Pendidikan, Bappeda maupun Kementrian Agama yang dirancang melalui berbagai sumber anggaran,” ungkap Yusri.

“Program Pintar yang mengimplementasikan pembelajaran aktif dengan Konsep Mikir sejalan dan mendukung program-program yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan , Riset dan Pendidikan Tinggi,” tandasnya.

Pada pertemuan ini terlihat hasil survei di Sumut secara keseluruhan kepada guru kelas awal menunjukkan praktik baik dalam mengajar Bahasa Indonesia mengalami perubahan yang paling tinggi, dibandingkan guru IPA.

Untuk jenjang sekolah dasar (SD)/ madrasah ibtidaiyah (MI), indikator tersebut mengalami kenaikan 8% dari baseline ke midline, namunberbeda di jenjang sekolah menengah pertama (SMP)/ madrasah tsanawiyah (MTs), justru mengalami penurunan dari 33% menjadi 21%.

Hasil tessiswa SD/Mi dalam kemampuan membaca meningkat signifikan dibandingkan siswa SMP/MTs, seiring dengan tes dalam kemampuan berhitung, siswa SMP/MTs juga mengalami penurunan, hal ini juga terlihat dari hasil survey keterlibatan orang tua dalam meningkatkan pembelajaran menurun dari 25% menjadi 19%.

Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan, Drs H Supriyanto MPd ditemui disela-sela pertemuan mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Lembaga Philanthropy Tanoto Foundation yang bersedia membantu pemerintah daerah dengan segala keterbatasan yang ada dalam Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia, melalui Program Pintar.

“Anggaran pendidikan yang dimiliki oleh pemerintah daerah sangat terbatas, dan masih berfokus pada peningkatan akses infrastruktur, dengan adanya program seperti ini kami terus berharap dapat berkelanjutan, dan kita sendiri melihat guru-guru, kepala sekolah dan pengawas kita yang telah tersentuh program ini perubahannya jauh lebih baik, tentu kami terus mendorong agar hal baik ini dapat di sebarkan keseluruh sekolah SD dan SMP di Kabupaten Asahan,” ungkapSupriyanto.

“Kami telah menjadwalkan akhir bulan ini akan melaksanakan unjuk karya praktik baik pendidikan hasil Program Pintar, dimana dari acara tersebut diharapkan dapat memicu keinginan para pendidik di Asahan, di samping itu penyebaran Program Pintar ke semua sekolah juga akan dilaksanakan melalui pelatihan, mengaktifkan kembali pertemuan guru KKG, MGMP, kepala sekolah dengan K3S maupun pengawas, sehingga terjadi pertukaran informasi yang meningkatkan pengetahuan dan menghasilkan pendidik yang berkualitas,” pungkasnya. (rel/tri/azw)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/