27.8 C
Medan
Monday, May 20, 2024

WN Inggris Kejang & Tewas di Penginapan

Jenazah-Ilustrasi
Jenazah-Ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sekamar dengan dua cewek di Penginapan Simpang Barat Jl. Sei Wampu Medan, Richard David Michael (24) warga negara Inggris mendadak kejang-kejang. Bahkan saat dilarikan ke RS Advent Medan, korban keburu menghembuskan nafas terakhirnya di pejalanan, Senin (22/9) siang. Hingga kemarin belum diketahui penyebab tewasnya korban. Kuat dugaan Richard over dosis obat kuat.

Info dihimpun di lokasi kejadian, Richard menginap sejak Sabtu (20/9) malam lalu. Kala itu, dirinya menyewa kamar nomor 7 di lantai 2 bersama 2 orang cewek. “Dia nginap di sini mulai hari Sabtu lalu, dia sekamar dengan dua cewek. Sehari kemudian, 3 temannya datang dan nginap di kamar 15 dan 16 yang berada di lantai 3,” beber resepsionis penginapan.

Entah bagaimana, Richard mendadak kejang-kejang di lobi penginapan. “Saat itu mereka mau keluar penginapan,” bebernya.

Panik, Richard pun dilarikan teman-temannya ke RS Advent menumpangi betor. Tapi di tengah perjalanan, nyawa Richard melayang. Alhasil, jenazahnya pun hingga kini masih berada di rumah sakit itu.

Tak mau menggenggam bola panas, kejadian itu pun dilapor teman-temannya ke Polsek Medan Baru. Kepada petugas, teman cewek Richard bernama Rafida Jelita (19), warga Dusun 8 Timbang Lawang, Kec. Bagorok, Kab. Langkat yang saat ini tinggal di Jl. Taruna Kp Keling Medan itu ngaku mengenal Richard sekira 5 bulan lalu di Bukit Lawang.

Saat itu, dirinya dikenalkan oleh teman Richard bernama Junef yang juga warga negara Inggris. “Mulai dari situ, kamipun tukar nomor handphone. Hingga akhirnya kami sering berkomunikasi. Dalam komunikasi tersebut saya menggunakan bahasa Indonesia. Karena saya tidak bisa bahasa Inggris. Tapi Richard bisa bahasa Indonesia,” ucapnya.

Ia mengaku sekamar dengan Richard dan temannya Putri. “Bertiga kami sekamar. Teman yang lain, masing-masing Laura, Fitri dan Om Ari beda kamar,” ucapnya.

Masih kata Rafida, saat mereka hendak pergi ke Bukit Lawang, Senin (22/9) siang, Richard malah kejang-kejang saat berada di lobi penginapan. “Dia itu relawan orang hutan. Makanya kami mau berangkat ke Bukit Lawang. Terakhir jumpa sekira pukul 11.30 WIB, dia lagi duduk persis di tembok depan penginapan. Tiba-tiba dia kejang-kejang sesak nafas dan wajahnya pucat, sehingga cepat-cepat kami menaikkan ke atas becak. Namun saat di atas becak dia sudah diam dan tak bergerak,” pungkas perempuan yang bekerja sebagai SPG tersebut.

Kapolsek Medan Baru, Kompol Nasrun Pasaribu melalui Kanit Reskrim Polsek Medan Baru, Iptu Oscar Setyo mengatakan, dalam pemeriksaan pihaknya tidak mendapatkan obat-obatan di kamar tidur korban. “Saat ini jenazahnya masih berada di RS Adven,” ucapnya.

Saat ini pihaknya masih menyelidiki peristiwa tersebut. “Masih kita selidiki. Informasi yang kita terima, dia itu mengidap penyakit jantung. Makanya ada bekas operasi di dadanya. Tapi, kita tetap masih melakukan penyelidikan,” ungkapnya.

Jenazah korban belum diotopsi karena belum ada izin dari keluarganya. “Kita masih menunggu persetujuan orangtuanya. Makanya, kita melakukan koordinasi dengan pihak imigrasi,” pungkasnya.

Kepala Imigrasi Klas I A, Zaerozi mengaku pihaknya juga masih menyelidiki kapan Richard datang ke Indonesia. “Belum tahu kita kapan dia masuk. Makanya kita cari tahu dulu dan kemudian kita akan kembalikan jenazahnya,” katanya. (ind/deo)

Jenazah-Ilustrasi
Jenazah-Ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sekamar dengan dua cewek di Penginapan Simpang Barat Jl. Sei Wampu Medan, Richard David Michael (24) warga negara Inggris mendadak kejang-kejang. Bahkan saat dilarikan ke RS Advent Medan, korban keburu menghembuskan nafas terakhirnya di pejalanan, Senin (22/9) siang. Hingga kemarin belum diketahui penyebab tewasnya korban. Kuat dugaan Richard over dosis obat kuat.

Info dihimpun di lokasi kejadian, Richard menginap sejak Sabtu (20/9) malam lalu. Kala itu, dirinya menyewa kamar nomor 7 di lantai 2 bersama 2 orang cewek. “Dia nginap di sini mulai hari Sabtu lalu, dia sekamar dengan dua cewek. Sehari kemudian, 3 temannya datang dan nginap di kamar 15 dan 16 yang berada di lantai 3,” beber resepsionis penginapan.

Entah bagaimana, Richard mendadak kejang-kejang di lobi penginapan. “Saat itu mereka mau keluar penginapan,” bebernya.

Panik, Richard pun dilarikan teman-temannya ke RS Advent menumpangi betor. Tapi di tengah perjalanan, nyawa Richard melayang. Alhasil, jenazahnya pun hingga kini masih berada di rumah sakit itu.

Tak mau menggenggam bola panas, kejadian itu pun dilapor teman-temannya ke Polsek Medan Baru. Kepada petugas, teman cewek Richard bernama Rafida Jelita (19), warga Dusun 8 Timbang Lawang, Kec. Bagorok, Kab. Langkat yang saat ini tinggal di Jl. Taruna Kp Keling Medan itu ngaku mengenal Richard sekira 5 bulan lalu di Bukit Lawang.

Saat itu, dirinya dikenalkan oleh teman Richard bernama Junef yang juga warga negara Inggris. “Mulai dari situ, kamipun tukar nomor handphone. Hingga akhirnya kami sering berkomunikasi. Dalam komunikasi tersebut saya menggunakan bahasa Indonesia. Karena saya tidak bisa bahasa Inggris. Tapi Richard bisa bahasa Indonesia,” ucapnya.

Ia mengaku sekamar dengan Richard dan temannya Putri. “Bertiga kami sekamar. Teman yang lain, masing-masing Laura, Fitri dan Om Ari beda kamar,” ucapnya.

Masih kata Rafida, saat mereka hendak pergi ke Bukit Lawang, Senin (22/9) siang, Richard malah kejang-kejang saat berada di lobi penginapan. “Dia itu relawan orang hutan. Makanya kami mau berangkat ke Bukit Lawang. Terakhir jumpa sekira pukul 11.30 WIB, dia lagi duduk persis di tembok depan penginapan. Tiba-tiba dia kejang-kejang sesak nafas dan wajahnya pucat, sehingga cepat-cepat kami menaikkan ke atas becak. Namun saat di atas becak dia sudah diam dan tak bergerak,” pungkas perempuan yang bekerja sebagai SPG tersebut.

Kapolsek Medan Baru, Kompol Nasrun Pasaribu melalui Kanit Reskrim Polsek Medan Baru, Iptu Oscar Setyo mengatakan, dalam pemeriksaan pihaknya tidak mendapatkan obat-obatan di kamar tidur korban. “Saat ini jenazahnya masih berada di RS Adven,” ucapnya.

Saat ini pihaknya masih menyelidiki peristiwa tersebut. “Masih kita selidiki. Informasi yang kita terima, dia itu mengidap penyakit jantung. Makanya ada bekas operasi di dadanya. Tapi, kita tetap masih melakukan penyelidikan,” ungkapnya.

Jenazah korban belum diotopsi karena belum ada izin dari keluarganya. “Kita masih menunggu persetujuan orangtuanya. Makanya, kita melakukan koordinasi dengan pihak imigrasi,” pungkasnya.

Kepala Imigrasi Klas I A, Zaerozi mengaku pihaknya juga masih menyelidiki kapan Richard datang ke Indonesia. “Belum tahu kita kapan dia masuk. Makanya kita cari tahu dulu dan kemudian kita akan kembalikan jenazahnya,” katanya. (ind/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/