34.5 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Besok, Sopir Angkutan Umum Mogok Massal di Medan

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kekecewaan para sopir angkutan di Kota Medan terhadap sikap pemerintah yang tidak tegas kepada penyelenggara angkutan berbasis aplikasi, sudah membuncah. Selama empat hari, mulai Selasa (23/10), para sopir yang tergabung dalam Solidaritas Angkutan Umum (SATU) melakukan aksi mogok dan berdemonstrasi ke sejumlah instansi pemerintah di Kota Medan.

Koordinator Aksi SATU Soelaiman Noor
mengatakan, demonstrasi kali ini sebagai bentuk keresahan para sopir angkutan umum dan abang becak, yang selama ini merasa ‘dihantui’ keberadaan angkutan berbasis aplikasi ataupun online.

“Ditambah lagi belum ada kejelasan regulasi yang dibuat pemerintah, terutama soal aturan-aturan main angkutan online. Terkesan pemerintah seolah-olah membenturkan kami dengan para sopir taksi online,” katanya saat dihubungi Sumut Pos, Minggu (22/10).

Bahkan Soelaiman juga mengatakan,
semangat revolusi mental yang didengungkan Presiden Jokowi sangat berbanding terbalik karena kebijakan
pemerintah terkait operasional taksi online
ini. “Makanya kami berkeinginan menghentikan operasional para sopir angkutan umum dan abang becak ini, sebab di samping itu pemerintah ingin menghadirkan terobosan baru di bidang transportasi. Sayangnya aturan main yang dibikin sejauh ini masih kabur,” katanya.

Maunya, sambung dia, ada sosialisasi yang jelas dan terukur kepada masyarakat tentang angkutan berbasis aplikasi ini, baru setelah
itu boleh beroperasi seperti angkutan umum lainnya.

“Ini ‘kan tidak. Mereka (angkutan online, Red) itu datang seperti Jalangkung, datang tak diundang, pulang tak diantar. Kalaulah transportasi online sebagai bentuk terobosan kemajuan zaman dan teknologi, apalagi katanya memberikan lapangan pekerjaan, berapa banyak sih sebenarnya kebutuhan itu bagi kita di sini,” beber pria yang sejak 1990 sudah aktif sebagai penarik becak ini.

“Kami pun sebagai pengemudi becak harusnya diremajakan, dibina untuk bisa mengimbangi keberadaan angkutan online,”
imbuhnya.

Aksi nantinya akan berlangsung damai, di mana SATU dalam hal ini sekadar
ingin menyampaikan aspirasi mereka kepada pemerintah daerah. “Mudah-mudahan apa yang kami sampaikan bisa diterima dan didengar pemerintah. Terutama apa-apa yang menjadi tuntutan kita,” katanya.

Estimasi massa dalam aksi selama empat hari nanti sebanyak 5.000 orang. Adapun sasaran penyampaian aspirasi SATU
nantinya, ke Kantor Gubernur Sumut, Kantor Wali Kota Medan, DPRD Sumut, DPRD Medan, Dinas Perhubungan Sumut dan Medan, serta Dinas Kominfo Sumut.

“Untuk titik kumpul sendiri kami lakukan di
Lapangan Merdeka Medan, mulai pukul
08.00 WIB. Kami sudah serukan aksi mogok
akbar ini ke seluruh anggota dan kawan-kawan seperjuangan,” katanya seraya
menyebut kenapa di daerah lain penolakan
operasional angkutan online ini bisa
diterapkan pemerintah, di Sumut justru
masih abu-abu. (ain/prn)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kekecewaan para sopir angkutan di Kota Medan terhadap sikap pemerintah yang tidak tegas kepada penyelenggara angkutan berbasis aplikasi, sudah membuncah. Selama empat hari, mulai Selasa (23/10), para sopir yang tergabung dalam Solidaritas Angkutan Umum (SATU) melakukan aksi mogok dan berdemonstrasi ke sejumlah instansi pemerintah di Kota Medan.

Koordinator Aksi SATU Soelaiman Noor
mengatakan, demonstrasi kali ini sebagai bentuk keresahan para sopir angkutan umum dan abang becak, yang selama ini merasa ‘dihantui’ keberadaan angkutan berbasis aplikasi ataupun online.

“Ditambah lagi belum ada kejelasan regulasi yang dibuat pemerintah, terutama soal aturan-aturan main angkutan online. Terkesan pemerintah seolah-olah membenturkan kami dengan para sopir taksi online,” katanya saat dihubungi Sumut Pos, Minggu (22/10).

Bahkan Soelaiman juga mengatakan,
semangat revolusi mental yang didengungkan Presiden Jokowi sangat berbanding terbalik karena kebijakan
pemerintah terkait operasional taksi online
ini. “Makanya kami berkeinginan menghentikan operasional para sopir angkutan umum dan abang becak ini, sebab di samping itu pemerintah ingin menghadirkan terobosan baru di bidang transportasi. Sayangnya aturan main yang dibikin sejauh ini masih kabur,” katanya.

Maunya, sambung dia, ada sosialisasi yang jelas dan terukur kepada masyarakat tentang angkutan berbasis aplikasi ini, baru setelah
itu boleh beroperasi seperti angkutan umum lainnya.

“Ini ‘kan tidak. Mereka (angkutan online, Red) itu datang seperti Jalangkung, datang tak diundang, pulang tak diantar. Kalaulah transportasi online sebagai bentuk terobosan kemajuan zaman dan teknologi, apalagi katanya memberikan lapangan pekerjaan, berapa banyak sih sebenarnya kebutuhan itu bagi kita di sini,” beber pria yang sejak 1990 sudah aktif sebagai penarik becak ini.

“Kami pun sebagai pengemudi becak harusnya diremajakan, dibina untuk bisa mengimbangi keberadaan angkutan online,”
imbuhnya.

Aksi nantinya akan berlangsung damai, di mana SATU dalam hal ini sekadar
ingin menyampaikan aspirasi mereka kepada pemerintah daerah. “Mudah-mudahan apa yang kami sampaikan bisa diterima dan didengar pemerintah. Terutama apa-apa yang menjadi tuntutan kita,” katanya.

Estimasi massa dalam aksi selama empat hari nanti sebanyak 5.000 orang. Adapun sasaran penyampaian aspirasi SATU
nantinya, ke Kantor Gubernur Sumut, Kantor Wali Kota Medan, DPRD Sumut, DPRD Medan, Dinas Perhubungan Sumut dan Medan, serta Dinas Kominfo Sumut.

“Untuk titik kumpul sendiri kami lakukan di
Lapangan Merdeka Medan, mulai pukul
08.00 WIB. Kami sudah serukan aksi mogok
akbar ini ke seluruh anggota dan kawan-kawan seperjuangan,” katanya seraya
menyebut kenapa di daerah lain penolakan
operasional angkutan online ini bisa
diterapkan pemerintah, di Sumut justru
masih abu-abu. (ain/prn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/